2|The Affair

6K 514 15
                                    

"We're a wreck, you're the wrecking ball,
We said no one else,
How could you do this, babe?"

Babe - Sugarland ft. Taylor Swift

Rentetan kejadian yang janggal itu dimulai dari pukul sembilan di pagi yang cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rentetan kejadian yang janggal itu dimulai dari pukul sembilan di pagi yang cerah. Lola melintas di depan meja Mika dan menaruh dua buah folder. "Get this done by today. Makasih."

Ada seribu lebih hal yang Lola pernah katakan padanya, tetapi terima kasih bukan sesuatu yang biasa dikatakannya. Terima kasih terakhir yang Mika dengar dari mulut Lola adalah ketika wanita itu mewawancarai Mika dua setengah tahun lalu.

"Ibu gak pernah—" Pria itu hampir kelepasan bicara, membuat alis Lola yang tersulam sempurna tertaut sambil menatap Mika dengan bingung. "Apa?"

"Makasih, Ibu gak pernah bilang makasih sebelumnya," jawab Mika ragu-ragu. Ia tahu Lola tidak pernah marah ketika Mika mengkritisi sikapnya, tetapi mengingat apa yang baru saja terjadi, Mika tidak mau mengambil fast track ke neraka yang dibuat Lola.

Namun, yang terjadi selanjutnya cukup untuk membuat Mika terkena serangan jantung. Lola berpikir sesaat, tertawa kecil, lalu berjalan menuju ke kantornya tanpa mengatakan apa pun sementara Mika tertegun dengan mata yang membelalak. Ini pertama kalinya Mika mendengar Lola tertawa kecil yang tidak terdengar seperti tawa palsu saat wanita itu kedatangan tamu atau berada di depan sang bos.

Mika menampar-nampar pelan pipinya, mengantisipasi jika ia masih tertidur. Cukup sakit, berarti Mika sudah bangun. Jadi dari mana datangnya mimpi yang entah akan menjadi mimpi indah atau mimpi buruk ini. Ia tidak mau jika bosnya merasa terlalu bahagia, tetapi kemudian perasaan senangnya hilang dan berubah menjadi dua kali lebih monstrous dari biasanya.

Memikirkan kemungkinan yang mungkin terjadi, Mika kehabisan ide setelah setengah jam. Ia merasa otaknya panas dan bukan karena mengerjakan dokumen yang diminta oleh Lola. Mika memilih untuk meminum air dingin di pantri, mungkin memakan cemilan manis yang tidak begitu ia suka, tapi mau bagaimana lagi? Otaknya butuh asupan dopamin.

Baru saja mengisi air dingin ke dalam cangkir miliknya, Mika dihampiri oleh Diane. Dia adalah mantan sekretaris Lola yang sekarang menjabat sebagai manajer sales. Harapan Mika dalam waktu setahun ke depan nasibnya akan sama seperti Diane jika ia menjalankan tugasnya dengan baik.

"Mika, udah denger gosipnya belum?" tanya Diane dengan sumringah yang tampak ingin bersaing dengan Joker.

Satu hal tentang Diane, dia adalah tipe wanita yang tahu seluruh gosip di kantor. Mulai karyawan yang berpacaran, terancam dipecat, atau pernikahan orang paling pendiam di kantor sekali pun. Namun, Diane tahu Mika tidak suka mendengarkan gosip-gosip yang Diane bawa tentang kolega satu kantornya. Bukan karena risih atau alasan moral lainnya, tapi sekali mendengar gosip, orang akan keterusan ingin tahu mengenai berita terbaru dan akhirnya ketagihan. "Udah aku bilang, kan, aku gak mau denger, Di."

The Man ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang