21 | PREGNANT

38.9K 4K 591
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🌻

SPILL CERITA YOHAN MENURUT KALIAN GIMANA SIH?

KALIAN SUKA NGGAK?

SEMOGA SUKA DAPAT UPDATE 4 CHAPTER 😉🙏

SELAMAT MEMBACA 🤸

SELAMAT MEMBACA 🤸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sudah 1 bulan berlalu semenjak kepulangan Sandra ke Sidney karena panggilan wali murid untuk mendampingi Jihan, adik kandung Yohan untuk menempuh pendidikan disana. Apalagi Jihan disana juga berstatus siswa baru.

Rani beberapa minggu ini merasa aneh dengan tubuhnya seolah semakin berat dan malas melakukan apapun.

Hoekk.. Hoekk..
Hoekk...

Rani mendengar suara Yohan yang mengalami mual beberapa terakhir hari ini. Dengan cepat Rani menuju kamar mandi dan mendapati Yohan yang sudah lemas sehabis memuntahkan semua makanan yang ia makan hari ini.

"Masih mual?" Tanya Rani dengan merangkul lengan Yohan.

Yohan menggelengkan kepalanya. "Gue kek gapunya tenaga anjir. Padahal gue mau nidurin lo sekarang juga."

PLAK!!

Rani menepuk pipi Yohan gemas seolah ingin membunuhnya sekarang juga.

"Udah tahu sekarang lagi sakit. Letoy gapunya tenaga masih aja mesum." Cerocos Rani dengan menidurkan Yohan di tempat tidurnya.

"Gue buatin teh anget dulu." Pamit Rani.

Sebelum Rani pergi menuju dapur, Yohan lebih dulu menarik tangan Rani yang membuatnya terjatuh tepat diatas tubuh Yohan.

"Jangan kemana-mana, gue nggak butuh teh atau apapun itu. Gue cuma butuh lo dan lo." Gumam Yohan dengan memeluk erat tubuh Rani dan menahan pening yang menyerang kepalanya.

"Lo lagi sakit dan tubuh gue berat Yo." Jawab Rani dengan berontak agar Yohan mau melepaskannya.

"Gue kerokin punggung lo ya atau kita ke dokter aja." Tawar Rani kemudian.

"Gue cuma masuk angin gegara gue ke kelab kemarin cuma pake kaos doang dan gak perlu dokter, sayang." Gumam Yohan dengan mata tertutup namun tak melepaskan dekapannya pada tubuh Rani.

"Perut lo rasanya gimana? Mau makan lagi? Kan tadi lo muntahin semua makanan yang lo makan hari ini."

Yohan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Rani dengan cepat mengulurkan tangannya ke kening Yohan untuk memastikan Yohan deman atau tidaknya.

"Ehh.. Nggak demam sayang." Gumam Yohan dengan menggelengkan kepalanya saat di sentuh oleh Rani.

Selang beberapa menit setelah Yohan nyenyak dengan tidurnya, Rani mencoba memindahkan tangan Yohan yang memeluk erat perutnya.

YOHAN | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang