chap 42

8.7K 121 13
                                    

Hari minggu pagi aku mendapatkan sebuah pesan dari pak dede ya setelah

"Bapak punya kejutan untuk kamu nduk"

"Kejutan apa pak?" Balasku singkat dan bingung

"Kalau bapak ucapkan sekarang bukan kejutan lagi nanti".

Aku di buat bingung dengan ucapan pak dede. Yang aku tau di grup kerja semua sudaj tidak lagi memandangku sinis atau yang lainnya malahan mereka semua berubah menjadi empati kepada ku.
Aku ditambah semakin bingung karna setelah pak dede mengirimkan pesan kepadaku. Beliau tidak online lagi.

"Daripada aku pusing memikirkan ucapan bapak. Mending aku bersih bersih trus mandi. Aku pengen suasana baru. Tidak larut dalam kesedihan" ucapku dalam hati.

Akupun segera membersihkan kamarku yang sudah beberapa hari tidak aku bersihkan. Trus membersihkan rumah dan seisinya. Kakak kakak ku yang melihat aku sudah kembali ceria pun senang dan tersenyum dengan apa yang aku kerjakan

"Tumben le bersih bersih. Nah begini adik mbak yang sebenarnya ceria. Tidak murung seperti ayam mengerami telurnya di kamar" ucapnya sambil tertawa.

"masa cowok seganteng ini disamakan dengan ayam hitam" ucapku kesal.

"Le nanti sekalian halaman depan ya biar mbak ngak nyapu lagi. Mbak mau nyuci pakaian dan masak"

"Baru mau bersih bersih sudah dijadikan pembantu. Kalau ada ibuk saja mbak gak berani nyuruh" ucapku kesal..

Kami sama sama tertawa. Memang selama ini aku selalu dimanja sama mereka semua jadi tidak heran kenapa ibuku ingin bertemu denganku sebelum pergi. Karna aku anak yang paling di sayangi apalagi aku anak laki laki dan yang paling kecil.

Dua jam sudah aku berkutat dengan pekerjaan ku. Aku melirik jam dinding baru pukul 8 pagi . Aku bergegar untuk membersihkan halaman rumahku. Saat aku sedang asyik menyapu aku seperti mendengar suara motor tak asing bagiku. Hingga suara khas itu mengagetku dari belakang.

"Rajin nya anak bapak ". Sapanya yang beranjak turun dari motor.

Aku kaget setengah mati mendengar suara pak dede yang sudah berada di depan rumahku. Aku hanya diam mulutku menganga seakan tidak percaya menyaksikan pak dede berjalan ke arahku dengan melepas jaket kulitnya.

"Awas nanti ngecess (keluar air liur dari mulut). " Canda pak dede.

"Bapak.. " ucapku tak percaya.

"Pantes di telpon ndak diangkat anak bapak baru bersih bersih rupanya".

"Hah kapan bapak telpon tadi reyhan chat centang 1 setelah bapak bilang kejutan"

"Ya ini kejutanya le. Bapak tadi telpon nanya rumahmu dimana dari jalan raya. Tapi ndak diangkat ya sudah bapak nanya sama warga tadi"

"Maaf pak. Reyhan baru bersih bersih"

"Bapak ndak di ijinkan masuk ini"

"Oh iya lupa . Maaf pak silahkan masuk begini keadaan rumah reyhan pak".

Kami pun segera masuk ke rumah tak lupa aku memperkenalkan pak dede kepada keluargaku.

"Mbak ada tamu. Pak dede yang dulu reyhan ceritakan."ucapku sambil membuatkan kopi kesukaan pak dede.

"Ya le tunggu sebentar mbak baru jemur pakaian"

Setelah kopi jadi aku segera berjalan keluar dapur dan memberikan nya ke pak dede.

"Silahkan pak diminum kopinya" ucapku malu.

"Sudah lama ndak dibikin kan kopi seperti ini bapak le" ucapnya dengan nada sindiran tapi halus.

Akupun hanya tersenyum melihat pak dede saat itu .

"Monggo pak. Maaf rumahnya jelek dan berantakan seperti ini" ucap kakak ku habis menjemur pakaian.

"Iya ndak papa. Rumah saya juga berantakan tanya saja reyhan" ucap pak dede basa basi.

Kami terus ngobrol sekedar untuk basa basi terlebih dahulu. Hingga pak dede mulai sedikit gelisah dan serius.

"Kedatang saya kemari yang pertama untuk silaturahmi menyambung persaudaraan. Yang kedua saya kesini ingin bertemu reyhan dan menyampaikan mandat dari kantor. Ini ada uang tali asih dari kami temen kerja dan kantor kami ikut beduka cita atas meninggalnya almarhumah.maaf baru bisa kesini hari ini karna reyhan baru memberitahu saya hari jumat kemarin" Sambil mengeluarkan amplop putih dari saku jaketnya.

"Matur suwun pak tapi tidak usah repot repot seperti ini. Ya terima kasih sudah mau mampir jauh jauh ke gubug kami. " Ucap kakakku.

Aku tidak bisa berkata apapun saat seperti ini pak dede terlihat sangat wibawa sangat tampan menurutku.

"Le kamu sudah mandi ?" Tanya pak dede setelah kami ngobrol  dan kakak ku pamit untuk masak.

"Belum pak kan tadi baru bersih bersih. "

"Kebiasaan kamu le".

"Memang mau kemana pak".

"Bapak ingin ajak kamu jalan jalan biar fikiran kamu fresh." Ucapnya.

"Iya pak itu reyhan beberapa hari murung seperti ayam mengerami telurnya hanya dikamar saja. Mungkin kalau sama pean bisa nurut" ucap kakak ku dari dapur

Aku hanya memutar bola mataku malas. Kejelakan ku diketahui pak dede.

"Pantas baru hubungi bapak hari jumat . Seminggu lebih menghilang. Ya sudah mandi dulu sana le bapak tunggu disini".

"Bapak mau roko an ? " Tanyaku

"Iya mulut bapak sudah asam 2 jam ndak rokoan le"

"Ya kalau begitu bapak di kamar reyhan saja biar sambil istirahat dulu pasti pegel 2 jam di motor. Takut ada wawan . Wawan ada flek paru paru disini juga tidak ada yang roko"

Namun pak dede malah tersenyum kepadaku.

"Ya kalau begitu ya sudah le bapak ikut"

Akupun segera berlari memberitahu kakakku sibuk di dapur.

"Mbak pak dede biar dikamarku istiraht dulu sambil mau rokokan. Kalau diruang tamu takut wawan batuk.  Sekalian istirahat sebentar . Reyhan mau mandi"

"Ya le lebih bagus seperti itu" ucapnya sambil sibuk memotong sayur.

Disini pak kamar reyhan maaf jelek dan berantakan ucapku sambil menunjukan kamarku.

"Sebentar reyhan ambilkan asbak dan kopi bapak" ucapku setelah pak dede masuk.

Saat aku masuk pak dede sudah tiduran di kasurku. Ada senyum yang sangat tulus mengembang di bibirnya.

"Makasih ya le"

"Iya pak sama sama"ucapku

"Reyhan mandi dulu pak. Bapak istirhat dulu disini" ucapku sambil meletakkan kopi.

Namun pak dede memegang tanganku matanya menatapku dengan tajam.
Dia pun langsung bangun dan memelukku. Tak berapa lama dia melumat bibirku.

"Bapak sangat kangen sama kamu le"

Akupun hanya pasrah saat itu bagaimanapun aku juga kangen sama pak dede. Namun kami langsung melepas pelukan dan lumatan takut ada yang melihat.

"Reyhan mandi dulu ya pak" ucapku malu.

"Iya bapak tunggu disini".

Aku segera pergi mengambil handuk dan baju gantiku di lemari. Aku membawanya ke kamar mandi aku ngak mau ganti baju di kamarku takut diperkosa sama pak dede karna aku tau dia sangat ingin melepas rindunya saat ini

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDEWhere stories live. Discover now