1 - My New Life

3 0 0
                                    

"DIA harus menjadi artis."

"Model kacangan seperti dia tak akan sanggup memenuhi kriteria untuk menjadi seorang artis, Dave. Kau lihat saja penampilannya. Kumuh dan terlihat biasa saja."

"Kau sendiri tahu kita butuh gebrakan baru untuk menyelamatkan keuangan perusahaan orangtuamu yang hampir kacau. Kita tak perlu mengeluh pada apa pun yang ada padanya. Yang dia butuhkan hanya dukungan dan semangat dari kita. Walau tak berpendidikan dalam bidang entertainment, kita masih sanggup memberinya. Walau tak memancarkan aura sebagai artis, dia masih bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru dan lingkungannya nanti. Tidak ada yang mustahil, Dom."

Mendengar pendapat Dave –asisten eksekutif produser yang merangkap sebagai asisten produsernya sekarang, Dominico hanya melengos malas. Meskipun mereka sama-sama terlahir di Melbourne dan telah dibesarkan di Jakarta sejak mereka berusia lima belas tahun, tapi kali ini ia tak sepemikiran dengan laki-laki yang tak sedarah dengannya itu. Gadis seperti Mitha memang terlalu sederhana untuk dijadikan seorang artis. Apalagi menjadi satu-satunya alasan untuk menyelamatkan studio perfilman yang dibangun orangtuanya dari nol. Itu konyol, pikirannya melayang.

"Beruntung kita tidak tidak syuting di Australia, Dom. Akan lebih sulit untuk mengajarinya bahasa asing daripada membuatnya berakting dengan bahasanya sendiri. Aku sudah mempelajari asal usulnya. Dia memang pernah menjadi model di berbagai ajang perlombaan dan tak jarang pula dia mendapatkan hadiah berupa uang untuk kehidupannya. Sayangnya, kita tak pernah tahu kenapa dia masih terlihat bersahaja seperti ini." Dave membayangkan beberapa hadiah yang bisa didapatkan dari hasil perlombaan model yang diikuti Mitha pasti bisa membuat kehidupannya jauh lebih baik. Mungkinkah...

"'Miskin' maksudmu?" Dom menimpali dengan nada masih sarkastik.

"Bersahaja tidak sama seperti yang ada pada pandanganmu, Dom. Ubahlah itu agar semua misi kita berjalan lancar. Lagipula, dia gadis terpelajar.." seru Dave sungguh-sungguh.

"Yang hanya tinggal di panti asuhan kumuh?" sela Dominico. "Kau pikir aku akan sudi menerimanya menjadi bagian dari keluargaku? Jangan bermimpi di siang bolong, Dave. Tak akan pernah. Dia tak akan menjadi seekor kupu-kupu cantik yang bisa terbang ke mana pun dia mau."

"Kau yang tak pernah berubah. Bukan dia. Karena aku pasti bisa mengubahnya menjadi jauh lebih baik. Apa kau pikir aku tak bisa melakukannya?" Dave sungguh tak habis pikir dengan sisi keras kepala Dominico. Ia paham kenapa anak semata wayang produsernya ini bisa bersikeras menolak kehadiran Mitha. Selain karena tidak ada bakat akting, Dave juga tak pernah membantu apa-apa untuk studio perfilman orangtuanya. Sayang sekali. Dengan perawakannya yang tinggi hingga 184 cm, langsing, atletis, dan tampan, seharusnya dia bisa menjadi salah satu aktor yang bisa dibanggakan oleh orangtuanya. Dulu, Dominico begitu bangga melihat ayahnya bisa membangun studio perfilman hanya dengan pinjaman modal dari bank. Usaha kerasnya mengundang beberapa penulis terkenal untuk membuat karya-karya film yang terkenal saat itu juga cukup sukses. Namun, keuangannya menjadi cukup bermasalah sejak ibunya sakit keras dan tabiat Dominico yang sempat tak ingin meneruskan usahanya sepenuh hati. Sungguh sangat disayangkan bakat alami yang ada pada penampilannya tak tersalurkan dengan baik hanya karena sifat buruk yang masih melekat pada Dominico.

"Kita lihat saja nanti! Kau tak akan berhasil," cetus Dominico sambil meletakkan gelas berkaki di tangannya ke meja.

"Kau menantang karyawan sepertiku dengan pandangan remehmu itu?" Dave membalas tatapan tajam Dominico. "Kalau Putri Bulan yang berasal dari keluarga biasa bisa menjadi terkenal dan kaya seperti sekarang saja bisa kuciptakan, kenapa seorang Mitha yang berasal dari keluarga yang tak dikenal siapa pun tidak bisa menjadi sebuah maha karya yang indah? Pastinya kau sudah pernah melihat hasil foto dan videonya saat dia mengawali karirnya untuk menjadi artis di layar kaca, bukan? Jadi mulai hari ini, biasakanlah dengan keputusan yang sudah disepakati. Semua yang kulakukan hanya demi perusahaan ini. Kamu mendengarkan aku kan, Dom?"

The Life of Mikay {ON GOING}Where stories live. Discover now