something

42 18 8
                                    

Pagi hari begini ana sudah dibuat pasrah oleh doyoung, sedari tadi lelaki ini sibuk mondar mandir didepannya. Ini salah satu sifat doyoung yang tidak ana sukai, lelaki ini cepat merasa panik pada hal yang sudah ia rencanakan namun gagal.

Seperti pada hari ini rencana yang sudah doyoung rancang sedemikian rupa untuk tampil pada acara penyambutan murid baru  yang di adakan sekolah harus hancur saat dengan tiba tiba yuna mengatakan ia sedang sakit jadi gadis yang menempati posisi sebagai salah satu vokalis dari club bend itu tidak dapat hadir. Tentu saja kabar dari yuna membuatnya begitu panik apalagi dalam acara nanti doyoung harus tampil berduet dengan yuna untuk menyanyikan sebuah lagu

"Gimana nih ana, pusing gua" ana benar benar lelah sedari tadi doyoung tidak henti hentinya mengguncang bahu ana membuat gadis ini ikut pusing

Helaan napas panjang terdengar dari yedam,salah satu anggota dari club band ikut pusing melihat ketua dari club band itu panik bukan kepalang
"Udah sih doy lo nyanyi sendiri aja"

Saran dari yedam malah membuat doyoung tambah pusing lelaki ini mengacak rambutnya prustasi "masalah nya proposal kita udah diserahin ke kepala sekolah. gak mungkin gua ubah asal gitu aja"

"Nyanyi sama yedam aja"ana ikut memberi saran pada sahabatnya

"Gak bisa, gua juga harus bawain lagu sebelum doyoung. Lagipula lagu duetnya harus sama cewe"

Mereka lama berdiam dengan pikiran masing masing mencari solusi pengganti yuna untuk bernyanyi bersama doyoung

"Kenapa gak ana aja? Suara lo bagus" saran yedam yang sempat mendengar rekaman suara ana di ponsel doyoung beberapa minggu lalu

Bola mata ana memandang terkejut ke arah yedam yang asal menunjuk dirinya, sudah tau ana demam panggung malah ia yang dikorbankan "engga, gua gak bisa nyanyi" tolak ana

"Iya ana suara lo gak perlu diraguin lagi, please bantu gua kali ini" mohon doyoung

Ana diambang bimbang, ia tidak memiliki kepercayaan diri sebesar itu untuk tampil di acara nanti apalagi disaksikan begitu banyak orang gadis ini tidak yakin dirinya yang hanya bisa bernyanyi didepan doyoung sekarang harus memperlihatkan suaranya di depan banyak orang.ana belum siap.

"Ayo an buat kali ini aja, gua janji bakal minta lo nyanyi lagi setelah ini" mohon doyoung yang kini menggenggam erat tangan ana berharap gadis ini mau

Ana menimang permintaan dotoung sebelum gadis ini mengangguk lemah "oke cuma kali ini, buat lo"

Senyum doyoung mengembang lebar, lelaki ini langsung reflek memeluk ana membuat gadis ini serta yedam yang melihatnya itu membeku diam melihat tingkah doyoung yang dengan mudahnya skinship dengan ana. Mungkin bagi doyoung itu hal yang biasa tanpa tau ada perasaan yang mati matian ana tahan.

"Janji cuma buat kali ini seterusnya lo cuma boleh nyanyi di depan gua" senyum hangat dari doyoung mampu membuat keadaan tambah canggung

"Udah woi malah mesraan disini, kalian ada waktu 2 jam buat latihan"

Ana dan doyoung mengangguk "ayo ana ikut gua ke ruang latihan club band" ucap doyoung sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah ana

"Dasar buaya" dengus ana

➖➖➖➖➖

Jika tadi doyoung yang panik sekarang giliran ana yang ikut panik sudah dua jam ia latihan bernyanyi bersama doyoung tetapi hal itu tidak dapat menghilangkan rasa gugupnya ketika melihat panggung dengan ukuran cukup besar sudah terpajang jelas di dalam gedung serba guna sekolah yang akan menjadi pusat perhatian semua orang melihat penampilan yang akan mereka bawakan

"Ana" yedam menepuk bahu gadis itu membuat sang umpu terlonjak kaget

Kekehan kecil terdengar dari yedam yang melihat reaksi ana "santay aja ana, nih minum dulu biar rileks"

Ana meraih air mineral yang disodorkan yedam "doyoung mana"

"Lagi cek sound di ujung panggung"

Yedam menggeleng kepalanya melihat ana yang terus menerus menghela napasnya "cuci muka dulu sana lo gugup banget kayaknya"

Ana hanya mengangguk berjalan ke arah toilet mencuci wajahnya diwastafel memperhatikan kaca didepannya "ayo ana lo pasti bisa" ucap ana menyemangati dirinya sendiri

Baru saja ana keluar dari toilet langkahnya terhenti kala melihat lelaki dari arah berlawanan yang sedang berjalan santainya berjalan ke arahnya "mampus gua kenapa harus ketemu sekarang sih" gumannya

membuat ana kembali panik hendak membalik jalannya sebelum gadis ini ingat jika satu satunya lorong ini yang menuju ke arah gedung serba guna jika ia berbalik arah yang ada ia akan telat menemui doyoung

Kembali membalik badannya "gapapa ana dia cuma haruto bukan malaikat pencabut nyawa" guman ana kecil kembali berjalan menundukan kepalanya

Haruto bersmirk saat melihat ana yang tengah menunduk berjalan berlawanan arah didepannya, ide iseng mulai muncul dikepala haruto dengan sengaja ia berjalan ke kanan saat ana berjalan ke kanan dan kembali berjalan ke kiri saat ana berjalan ke kiri

"Minggir gua mau lewat" ana mendongakkan kepalanya memandang tajam haruto. Sebenarnya ia takut mencari masalah dengan haruto lagi tetapi sepertinya lelaki ini tidak akan dengan mudah melupakan kejadian kemarin

"Tinggal lewat" ucap haruto datar meminggirkan badannya

"Mau lo apasih!" Marah ana saat dirinya hendak kembali berjalan tetapi haruto kembali menahannya

"Apapun yang lo kasih?" Ucap haruto tenang

Ingin rasanya ana mengumpati haruto jika saja ia tidak ingat doyoung paling tidak suka melihat gadis ini berbicara kasar

Ana mengepal tangannya takut saat haruto berbisik "gua belum mainin permainan gua tapi lo udah ketakutan gitu"

Ana menoleh tepat disamping wajah songong haruto "gua udah gak ada urusan sama lo"

"Siapa bilang, gua bahkan belum mulai"

"Gua bilang__"

"Haruto"

Ucapan ana terpotong saat gerombolan dari gang haruto menghampiri mereka memandang bingung dua manusia yang saling beradu argument dengan jarak yang begitu dekat

Ana mendorong haruto menjauh menghentakan kesal kakinya kesal, berjalan meninggalkan haruto terserah apa yang akan lelaki itu lakukan ana tidak perduli sudah jelas bukan bahwa dirinya pasti tidak akan hidup tenang setelah mencari masalah dengan haruto

Haruto memandang punggung ana yang sudah menjauh dengan senyum penuh arti membuat teman temannya bergidik melihat senyum seram haruto

"Jwo pertunjukan nanti jadi kan"

Jeongwoo yang ditanya mengangguk

"Gua bakal ikut"

Kali ini bukan hanya jeongwoo yang memandang heran haruto tetapi temannya yang lain, karna jelas jelas haruto kekeh pada pendiriannya tidak akan ikut ke acara yang mereka buat tadi tapi mengapa sekarang ia secara tiba tiba ingin ikut

"Lo gak rencanain hal yang aneh kan ru" tanya noa serius

Haruto hanya mengedik bahunya memasukan tangan kedalam saku celana "liat aja nanti, kalian cukup ikutin apa kata gua" ucap lelaki itu yakin

The Friendship -[doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang