Jangan Berhenti Mencintaiku

4.8K 307 56
                                    

Pagi yang cerah. Matahari bersinar hangat, kicau burung bersahutan. Xiao Zhan bersyukur dirinya masih bisa di berikan nafas pagi ini, yang takkan pernah ia lupakan seumur hidupnya setiap kali membuka matanya di pagi hari sosok Wang Yibo lah yang pertama ia lihat, tertidur pulas satu bantal dengannya, wajah damainya begitu menentramkan jiwa.

Xiao Zhan baru saja melangkahkan kakinya membuka gorden jendela kamarnya yang bergoyang tertiup angin, membuka jendela kamarnya membuat semilir angin pagi menerobos masuk ke dalam kamar bernuansa putih gading.

Ia berjingkat kaget saat sepasang lengan memeluknya erat, aroma mint menggoda penciumannya.

" Kenapa sudah bangun hm?" Suara serak nan berat Wang Yibo membuat xiao zhan kembali jatuh hati pada sosok suaminya yang juga adiknya.

Pernikahan sedarah? Persetan dengan semua itu. Mereka berdua menikah atas nama cinta bukan karena hal yang lainnya.

Xiao Zhan tersenyum simpul, mengusap pipi suaminya dengan satu tangannya. " Aku harus bangun lagi agar aku bisa melihat wajah damaimu ketika terlelap." Ini ungkapan jujur bukan untuk merayu suaminya yang tertawa pelan karena mendengar jawabannya.

Chuuup

Kecupan lembut selamat pagi. Xiao Zhan sangat menyukainya, ia tidak akan sanggup hidup tanpa Wang Yibo di sisinya.

Yibo membalikkan tubuh ramping istrinya membuat mereka berdua saling berhadapan, menatap lembut wajah manis istrinya yang begitu alami membuatnya kembali mendaratkan satu kecupan lagi di bibir ranum istrinya.

Xiao Zhan menikmatinya, memejamkan kedua matanya meresapi kecupan lembut dari suaminya yang semakin lama semakin panas, dari kecupan berubah menjadi lumayan dan hisapan lembut di bibir kenyalnya.

Setelah beberapa menit melewati waktu dengan saling melumat keduanya menyudahi acara ciuman selamat pagi yang berbeda dari yang lainnya.

" Jangan berhenti mencintaiku meskipun aku menua dan lapuk termakan usia, Wang xiao zhan." Bisik Wang Yibo tulus di ceruk leher istrinya yang menggeliat geli.

" Aku milikmu, aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu hingga nanti, jangan bosan hidup bersamaku Wang Yibo." Xiao Zhan berujar manja, mengalungkan kedua tangannya di leher suaminya.

Sepasang suami istri itu menghabiskan waktu pagi mereka dengan saling berbagi kasih, cinta dan peluh.

Ranjang besar nan kokoh itu berderit nyaring seirama gerakan sepasang anak Adam yang tengah menyusuri surga kenikmatan, saling memiliki.

Kedua kaki xiao zhan bergerak perlahan di bawah kaki suaminya, saling bersentuhan tanpa penghalang sehelai benangpun, menggesek lembut hingga terdengar lenguhan panjang dari keduanya.

Kecipak basah dari pagutan keduanya semakin menggema di dalam kamar yang terasa semakin hangat karena aktifitas pagi sepasang suami istri yang selalu di mabuk cinta.

Setelah mencapai surganya keduanya duduk bersandar di ranjang dengan saling berpelukan, selimut tipis menutupi tubuh keduanya hanya batas pinggang saja memamerkan tubuh bagian atas xiao zhan dan Wang Yibo yang di penuhi peluh dan juga tanda kepemilikan.

" Bagaimana jika kita melakukannya sekali lagi?" Tawar Yibo sembari mengerling nakal.

Xiao Zhan menggeleng, mengecup jemari suaminya. " Ini sudah sangat terlambat, ibu sudah menunggu kita di bawah." Tolaknya.

Yibo tersenyum, ia mengerti. Masih banyak waktu untuk mengulang hal menyenangkan bersama, siang hingga sore hari ini mereka berdua di sibukkan dengan kegiatan masing-masing.

" Kau suka dengan toko bunganya?" Yibo memberikan hadiah sebuah toko bunga di seberang jalan gedung Wang Group, ia tahu istrinya merasa kesepian setiap kali ia harus pergi bekerja seharian.

FALLEN LEAVESWhere stories live. Discover now