44. Jameas

1.4K 257 72
                                    


.

.

.

Disuatu tempat tersembunyi, terdapat pilar dengan suatu gelombang aneh muncul dari sana.

Banyak siren yang terlihat familiar bagi orang-orang berkumpul dan memperhatikan pilar aneh itu.

"hah, dengan ini kita mendapatkan Lord Kraken. Tak buruk juga anak ku bekerja disana sebagai pelayan dan memberikan informasi yang kita butuhkan"

Orang itu tersenyum licik dengan mata yang memancarkan ketamakan.

"jadi kau mau mengulang kejadian itu?" Ucap salah seorang yang berada di sampingnya.

Orang itu hanya tersenyum sambil menatap pilar, "mungkin iya mungkin tidak, intinya kita harus melanjutkan rencana kakek nenek kita"

———

"duduk lah disini, tempat ini sudah saya buat sebagai tempat layak di huni" Mirana mempersilahkan ketiga pemuda yang ia pungut di jalanan untuk masuk ke dalam ruang bawah tanah miliknya.

Tapi tak bisa dibilang ruang bawah tanah, karena saat memijakkan kaki disana. Itu malah seperti basement yang sangat nyaman.

Dengan keramik putih dan juga hologram-hologram yang muncul di sekitarnya.

Terdapat kasur, meja, kursi, rak, bahkan televisi ada disana.

"ini mah basement nek, ruang bawah tanah mah kayak tempat tidur gua baru:(" Ucap Lucas sambil menganga.

Jungwoo yang sedari tadi pandanganny hanya menatap lurus pada Mirana. Tak memalingkan atensinya sama sekali.

Mirana mengusap pundak lelaki manis itu sambil tersenyum hangat.

"ah.. kau garis keturunan ku satu-satunya yang masih hidup" Ucap Mirana menatap kedua mata dengan lambang unik disana.

Johnny dan Lucas terdiam disana, awalnya mereka saling bercanda. Tapi mendengar penuturan Miranda, membuat atensi mereka berubah dalam sekejab.

"keturunan?" Tanya Johnny.

Jungwoo hanya diam di tempatnya berada, entah karena terkejut atau mungkin mencoba mencerna kalimat itu.

Lucas dengan sigap menghampiri Jungwoo dan menompang tubuh Jungwoo yang tiba-tiba melemas.

"u-uh...? keturunan...?" Bingung Jungwoo.

Melihat hal aneh seperti ini membuat Johnny sakit kepala, ia langsung menyuruh Mirana untuk menjelaskan apa maksudnya itu.

"Sebentar Nyonya, anda bisa jelaskan lebih rinci? ini membingungkan kami"

Miranda mengangkan jari jemarinya ke atas, saat itu pula air-air di sekitar mereka mengambang jadi satu menjadi sebuah gumpalan di tangan Mirana.

Sesaat gumpalan itu bergerak-gerak tanpa henti, lalu gumpalan itu meledak dan memberikan sebuah area dengan pembatas dinding air.

Air-air itu memberikan sebuah gambaran sesuatu, ketiga pemuda itu langsung menatap semua itu.

....

Dulu, abad dimana para legend spirit belum lenyap dari Greenland. Dengan mereka yang memimpin pasukan dan juga memimpin daerah-daerah yang mereka buat.

MS.C [ nct ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang