☞ Follow sebelum diprivat
☞ Budayakan tinggalkan jejak setelah membaca
Dilarang keras copy paste semua cerita⚠️
[Mature content]
Di usia delapan belas tahun, seharusnya Sohyun menikmati masa mudanya, melakukan hal baru yang menyenangkan layakny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah dua jam lebih Taehyung sibuk berkutat di depan laptop hitamnya didalam ruang kerja, kini jarum jam telah naik ke angka sebelah lebih yang menandai waktu menuju siang hari.
Sebentar lagi waktu makan siang tiba, akan tetapi kertas-kertas tebal menumpuk dimeja serta beberapa file yang belum selesai membuat Taehyung mengurungkan niatnya untuk makan siang di lantai bawah.
Sebentar, Taehyung baru ingat sesuatu saat netranya mendapati paperbag berukuran sedang yang terletak disamping tas, makanan yang dibuat Sohyun pagi tadi. Pria itu menghentikan jemarinya mengetik keyboard meraih paperbag berisi bekal, kebetulan perutnya sudah lapar dan rencana makan siangnya tertunda oleh pekerjaan itu.
" Pasti akan sangat enak jika sedang lapar " Gumam Taehyung antusias membuka tapperwere tersebut.
Bau lezat kimchi dan nasi putih yang tertata rapi menyurak kedalam hidungnya, membuat Taehyung semakin lapar. Kemudian mengambil sendok lalu menyuapkan satu suap nasi.
Taehyung mengunyah dengan senyum tipis, masakan buatan Sohyun ternyata memang enak dan patut dipuji, jika saja gadis itu mau menerima dirinya sebagai suami maka Taehyung akan sangat senang, akan tetapi harapan itu terlalu sulit digapai dengan melihat kenyataan bahwa Sohyun sering menunjukan kebencian kepadanya.
Sikap Sohyun selalu ketus, pemarah, berkata kasar tanpa memikirkan bagaimana sakitnya hati Taehyung setiap kali mendengar, namun ia mencoba memaklumi Sohyun yang berumur terlampau jauh dibawahnya, disebut wanita dewasa pun akan terasa asing.
. .
Pria itu memijat pelipisnya yang mendadak nyeri dan membiarkan kotak bekal yang telah habis didekatnya, setelah sedikit mereda Taehyung kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda mengesampingkan pikiran pribadi yang hanya akan membuatnya sedih.
Kring! Kriing!
Taehyung mendesah kesal mendengar bunyi yang berasal dari ponselnya itu, belum lengkap kelingkingnya menyentuh keyboard sudah ada pengganggu, namun rautnya berubah kaget saat membaca nama yang tertera dilayar tersebut,
" Yeoboseo, Appa. "
Tentu saja Taehyung terkejut setengah mati, sang ayah yang jarang menelpon mendadak tiba-tiba menghubungi nya.
" Dimana kau sekarang, nak? Sudah sampai kantor? "
" Sudah, Appa. Memang ada apa menelpon jam segini? " Tanya Taehyung mulai penasaran.
Tuan Kim menghela napas panjang diseberang sana, membuat Taehyung makin penasaran apa yang akan dikatakan sang ayah.
" Begini, Taehyung. Perusahaan kantor kita Park Corp. Akan meeting bersama kita mengerjakan proyek yang pernah di rapatkan Minggu lalu, "
