°•10•°

1.2K 81 16
                                    

pagi ini, san dan wooyoung berangkat sekolah bersama lagi. tapi ada yang sedikit berbeda dari mereka.

tangan.
tangan mereka saling tertaut. mereka berjalan membelah lautan manusia yang sibuk memandangi mereka.

puluhan mata bahkan enggan mengalihkan pandangan dari san dan wooyoung. yang berjalan percaya diri dengan tangan yang tertaut.

ah ralat.
yang percaya diri hanya san seorang. sedangkan wooyoung sedari tadi sibuk menunduk. sesekali mencoba untuk melepaskan tautan tangan mereka. tapi san menggenggam terlalu kuat.

ya wooyoung bisa apa selain nundukin kepala, malu?

"san dilepas aja ya?" rengek wooyoung dengan suara penuh memelas.

san yang cukup lelah mendengar rengekan wooyoung pun berniat mengganggu.

dengan mengangkat genggaman tangan mereka ke udara. dan memasang wajah penuh kesombongan.

dan wooyoung semakin menundukkan kepalanya melihat tingkah kekasih nya.

wooyoung masih belum terbiasa. menjadi sorotan dan buah bibir orang-orang diwaktu yang cukup singkat membuat wooyoung kewalahan.

itu saat san dan wooyoung belum resmi menjadi sepasang kekasih. dan sekarang saat keduanya sudah resmi menjadi sepasang kekasih. wooyoung yakin pasti akan lebih parah dari sebelumnya.

entah kenapa wooyoung merasa kelasnya menjadi lebih jauh dari biasanya. padahal biasanya tidak sejauh ini.

wooyoung jelas semakin gelisah. genggaman tangannya terkadang mengencang dan mengendur. dan san tau.

"kamu kenapa gelisah, woo?"

wooyoung menggelengkan kepalanya, "ngga. ngga kenapa-kenapa kok, san"

san membawa tangannya yang bebas ke hidung wooyoung. lalu mencubitnya gemas.

"ih kenapa dicubit hidung aku nya?"

"habisan kamu gemes banget. aku ngga kuat, woo"

bucin. bulol. mereka beneran bucin tidak tau tempat.

sampai-sampai tidak sadar bahwa yeosang sedari tadi tepat berjalan disamping wooyoung.

melihat ke bucinan antara san dan wooyoung benar-benar buat yeosang ingin memuntahkan roti bakarnya tadi pagi.

"apa sih san! aku ngga gemes!"

"kamu gemes, sayang"

cukup. yeosang sudah ngga tahan lagi, "hoek!"

keduanya, san dan wooyoung terperanjat kaget. mereka berdua benar-benar tidak sadar akan keberadaan yeosang.

"y-yeosang! k-kamu sejak k-kapan disitu?"

mampus. wooyoung jelas malu, sangat malu. tiap kata yang keluar dari wooyoung pun selalu terpatah-patah.

yeosang sebenarnya mau ketawa lihat eskpresi sahabatnya itu. tapi tidak. dia harus tahan.

"sejak dari parkiran"

san mengernyitkan keningnya heran, "kok ngga kelihatan?"

yeosang lantas memutar bola matanya malas, "menurut ngana aja gimana! sibuk mesra-mesraan sampai aku panggilin malah ngga ada yang sadar"

san dan wooyoung tertawa kecil mendengar celotehan yeosang. lalu wooyoung segera menarik tangan yeosang dan memeluknya erat.

"maaf ih aku ngga sadar"

"woiya kan pikiran kamu cuma san doang. makanya ngga sadar"

wooyoung mencebikkan bibirnya, "ih bukan! aku beneran ngga sadar!"

halu -sanwoo / woosan ✔Where stories live. Discover now