°•01•°

1.5K 183 4
                                    

"sialan, yeosang. kita telat hari ini" desis wooyoung.

"iya-iya maaf, young"

mereka berdua hanya berdiam diri didepan pagar yang sudah dikunci itu. hanya berdua? tidak tentunya. bisa wooyoung hitung ada lebih dari 10 lelaki berandalan sedang duduk dan ngerumpi bersama. terlihat tidak merasa bersalah karena telat.

"young gimana dong? kita bakal kena hukum ya, kan?"

"udah gapapa kali, sang. palingan juga kena sp1 doang" jawab wooyoung menenangkan sang sahabat.

mereka berdua telat hari itu karena yeosang yang telat bangun. ditambah ojol yang kerap meng-cancel pesanan mereka. mereka baru dapat ojol sekita pukul 06.56 dan itu hanya satu motor. terpaksa mereka tarik tiga dan baru sampai sekolah pada pukul 07.07 dan sialnya, pagar telah ditutup.

tak lama, salah satu anak berandalan yang ada dibelakang wooyoung teriak meng-aduh kesakitan. membuat seluruh pasang mata menatapnya.

"itu kenapa ya, sang?"

"ngga tau young. kita lihat aja kali yuk" ajak yeosang.

ketika kesana, dapat mereka lihat ada lelaki jangkung yang tiduran di jalanan sambil memegang perutnya.

"itu kenapa dia?" tanya yeosang kepada salah seorang diantara mereka.

"oh itu, maag nya kambuh. bodohnya lagi dia ngga bawa obat maag maupun bekal" jelas salah seorang.

wooyoung yang mendengar penjelasan itu, segera dirinya mengeluarkan obat dan bekal dari tasnya.

"aku ada obat maag sama bekal. makan aja nih" ucap wooyoung sembari menghampiri lelaki jangkung itu.

"ah makasih, ya" ucap lelaki itu.

"iya sama-sama. nih sekalian minumnya" lalu wooyoung memberi botol minumnya.

"makasih banyak. aku mingi, kau?" tanyanya sembari mengulurkan tangan.

"aku wooyoung" jawab wooyoung sambil membalas uluran tangan tersebut.

"itu makan aja ya, besok balikkan kotak bekal sama tempat minumnya"

lalu dengan segera wooyoung pergi menarik yeosang untuk menjauh dan duduk didepan pagar.

"sahabat aku keren banget"

"iyalah! wooyoung gituloh"

segera yeosang usap kepala wooyoung lembut. "nanti aku traktir deh. pasti kamu ngga bawa uang"

"oke karena kamu yang nawarin, aku ngga bakal nolak ya sang" ucap wooyoung sambil tertawa.

"huh dasar, pendek"

lalu mereka berdua kembali hening, menyisakan suara ribut para berandalan dibelakang.

tidak lama, anggota osis datang. dapat netra wooyoung lihat, ada sang pemikat hati disana. iya, sang pemikat hati merupakan wakil ketua osis. membuat jantungnya berdetak tidak karuan dan memegang erat lengan sang sahabat.

"dih salting karena ada san?"

"ngga usah sebut merek, yeosang"

lalu yeosang hanya terkekeh kecil. lalu dapat mereka lihat pagar sedang dibuka.

"wah ramai juga hari ini. biar saya tebak, mingi dan kawan-kawan hadir?" ucap ketua osis, hongjoong.

siapa yang tidak mengenal ketua osis? wooyoung hanya bergidik ngeri mengingat betapa pemarahnya ketua osis satu itu.

lalu mingi dan kawan-kawan segera mengangkat tangan dengan semangat dan antusias. lalu, san segera berjalan menuju mereka.

"oke ada mingi dan kawan-kawan dan.. oh! ada yang ngga biasa. siapa nama kalian, adik kecil?"

wooyoung dan yeosang saling memandang lalu menjawab

"wooyoung kelas 11-1, kak"

"yeosang kelas 11-1, kak"

hongjoong mengangguk paham lalu memandang dua orang itu lekat.

"kenapa telat? saya pengen jawaban yang ngga klise saat ini. jangan jawab telat bangun, kak. saya gamau"

wooyoung menghela nafas kecil lalu segera menjawab

"sebenarnya kalau jujur, ya karena teman saya telat bangun. tapi karena kakak minta jawaban berbeda, jawabannya tadi ojol ngga ada yang nerima pesanan kami. sekalinya dapat cuma satu dan harus tarik tiga" jelas wooyoung panjang lebar sambil memegang erat lengan yeosang.

"oke saya puas sama jawaban kamu. jadi, hari ini bakal saya maafin dan segera masuk ke barisan dilapangan"

membuat wooyoung dan yeosang menganga tak percaya. lalu memandang satu sama lain secara bersamaan.

"dih pilih kasih, bang! giliran dapat yang imut aja kau kasih mudah bang" ucap mingi dari ujung sana.

hongjoong hanya diam tak peduli. lalu lanjut berbicara

"ya karena ada seorang yang ngga terima, saya kasih kalian hukuman kecil tapi bebas sp"

wooyoung dan yeosang memandang hongjoong dengan antusias. hey! siapa yang tidak ingin bebas sp?

"cukup buat surat permintaa maaf dengan tulisan 'saya minta maaf dan saya menyesal' tiap orang sebanyak 2 doublefolio. lalu kumpulkan pada san saat jam pelajaran berakhir diruang osis"

lalu hongjoong mempersilahkan kedua orang itu masuk kedalam sekolah.

•°halu°•

jam pelajaran telah usai. kini yang tersisa didalam kelas hanya wooyoung dan yeosang. mereka masih sibuk menulis dilembar terakhir doublefolionya.

tidak bisa dipungkiri, kini tangan keduanya telah bergetar lelah. siapa yang tidak lelah jika disuruh menulis sebanyak 2 lembar doublefolio?

"akhirnya siap juga.. sang? kamu udah belum?"

"t-tung-gu i-in-ni b-bar-ris ter- AKHIRNYA"

yeosang mendesah lega. akhirnya siap juga. tangan keduanya telah memerah dan pegal.

"ngga lagi-lagi deh telat. yuk kita ke ruang osis, young"

"heeum ayuk"

"oh iya young! jangan salting ya"

"dih yeosang!"

lalu mereka berjalan menuju ke ruang osis. sekolah kini benar-benar sepi. mereka teringat apa mungkin san telah pulang? melihat hari yang sudah terlalu sore.

namun mereka tetap berjalan dalam diam dan sibuk bergelut dengan fikiran masing-masing.

entahlah. wooyoung merasa dia malu? atau takut? dia bahkan terfikir bahwa seharusnya dia menitipkan saja doublefolionya dengan yeosang. tapi dia tau, yeosang pasti tidak akan mau.

sesampainya didepan ruang osis, yeosang mengetuk.

"permisi.."

"iya, masuk aja"

wooyoung kenal suara itu. suara yang selalu membuat hatinya hangat. suara yang selalu membuat hatinya berdebar. itu suara san.

lalu keduanya berjalan masuk kedalam. dapat dilihat kini san sedang duduk dimeja, ditemani oleh laptop dan camilannya. tidak lupa, kacamata itu bertengger indah pada hidungnya.

tolong ingatkan wooyoung bagaimana caranya bernafas. wooyoung benar-benar gila ketika kedua mata san menatap ke arah mereka.

"eh? yang telat tadi pagi ya?"

•°halu°•

halu -sanwoo / woosan ✔Where stories live. Discover now