The Unwanted Queen || 4

Start from the beginning
                                    

*****

Matahari telah menampakan dirinya, burung-burung berkicau ria membangunkan seluruh penghuni istana dari tidurnya. Alissya menyipitkan matanya saat merasakan sinar matahari yang sangat menyilaukan. Setelah kesadarannya terkumpul, perlahan gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk bersandar di kepala ranjang.

"Akh!" Pekik Alissya saat merasakan sakit pada punggungnya. Alissya merutuki kebodohannya karena melupakan luka yang ada di punggungnya.

Akhirnya Alissya memutuskan turun dari atas ranjang untuk menuju kamar mandi. Namun saat ia menurunkan kakinya, ia meringis melihat berbagai luka pada kedua kakinya.

"Kau sangat mengerikan Alissya." lirih Alissya dengan raut wajah sedih.

Saat Alissya ingin beranjak dari tempat tidurnya, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Thezza dan beberapa pelayan masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Astaga apa yang kau lakukan Alissya? Kau tidak boleh turun dari atas ranjang sendirian, bagaimana jika kau terjatuh?" Teriak Thezza berlari menghampiri Alissya.

"Saya ingin ke kamar mandi Tuan Putri." ujar Alissya dengan sedikit pelan sambil menahan rasa sakitnya. Ia tidak ingin Thezza kembali merasa khawatir saat melihat ia kesakitan.

"Biar aku bantu." ujar Thezza lalu memapah Alissya menuju kamar mandi yang ada di kamar itu.

'Berjalan saja sangat susah.' batin Alissya meringis menahan sakit saat menggerakkan kakinya.

Setelah beberapa menit berusaha berjalan dan menahan semua rasa sakitnya, akhirnya Alissya telah sampai di dalam kamar mandi. Thezza pun melangkah keluar dan memberikan privasi pada Alissya untuk membersihkan dirinya.

Namun tidak dengan Alissya yang menatap kagum kamar mandi yang ada di kamar itu. Kamar mandi itu terlihat sangat besar dengan interior yang sangat mewah. Ini pertama kalinya Alissya melihat kamar mandi semewah ini.

"Ingatlah Alissya, kau sedang berada di istana tentu saja semua yang ada di tempat ini terlihat sangat mewah." gumam Alissya merutuki kebodohannya.

Alissya pun akhirnya memutuskan untuk membersihkan dirinya. Namun saat ini ia tidak bisa membasuh tubuhnya dengan air karena luka yang ada pada tubuhnya masih belum kering. Terpaksa Alissya hanya mengusap tubuhnya secara perlahan dengan kain.

Gadis itu meringis setiap kain tersebut menyentuh permukaan kulitnya. Alissya merasa sangat tersiksa. Ia tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk menyembuhkan lukanya sendiri, apalagi ada banyak racun yang masuk ke dalam tubuhnya. Sehingga ia hanya bisa bersabar untuk menghilangkan rasa sakit pada seluruh tubuhnya. Walaupun ia tahu jika ini akan sangat lama.

Beberapa menit kemudian, Alissya telah selesai menggunakan pakaian yang telah diberikan oleh Thezza. Pakaian yang cukup besar agar pakaian yang ia gunakan tidak bergesekan dengan lukanya.

Thezza yang duduk di salah satu sofa yang ada di kamar itu langsung beranjak dari tempat duduknya saat melihat pintu kamar mandi terbuka. Saat itu juga Thezza langsung memerintahkan pelayan untuk segera memanggil healer.

"Apa masih sakit?" Tanya Thezza dan langsung dijawab anggukkan oleh Alissya.

"Maafkan saya Tuan Putri karena telah merepotkan anda." ujar Alissya sambil menundukkan kepalanya.

"Hei itu tidak masalah Alissya, bukankah sekarang kita berteman? Jadi biarkan aku membantumu hingga semua lukamu sembuh." ujar Thezza tersenyum penuh ketulusan pada Alissya.

Alissya yang mendengar itu langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya senang. Ia masih tidak percaya jika kini ia telah memiliki seorang teman. Teman pertama dalam hidupnya.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now