🌙ㅣ15. Alderion Jadi Galau

Start from the beginning
                                    

"Sekarang Bulan udah ke sini 'kan? Jadi mau beli apa? Pilih yang Bulan mau, nanti kakak beliin."

Mata Rembulan sontak membulat, kepalanya memutar menghadap Alderion. "Yang Bulan mau?"

"Iya."

"Tapi di sini bikin Bulan banyak maunya."

Alderion terkekeh, tangannya erat merangkul pundak gadis polos itu. Sepertinya pilihan untuk menemani Rembulan jalan-jalan lebih baik dibanding harus mengunci diri di kamar dan terus menerus galau karena hubungannya yang telah kandas.

Akibat Rembulan yang tengah bingung memikirkan keinginannya, Alderion jadi teringat sesuatu. Ia melirik Rembulan, juga penampilan gadis itu. Memakai sebuah overall ungu dengan dalaman kaos putih polos, sandal berwarna senada dengan pakaian, dan bandana ungu cantik berhiaskan bunga. Rambut gadis itu digerai, panjang sepunggung berwarna hitam.

Pakaian Rembulan sebenarnya adalah pakaian sosok yang pernah hadir di keluarga Zanava. Gadis cantik yang harus pergi. Pakaian itu diberikan pada Rembulan untuk sementara oleh Anggara, karena pakaian Rembulan kebanyakan hanyalah kaus kebesaran dan trainning.

Selain pakaian, Alderion bisa melihat kulit Rembulan yang putih itu sebenarnya kurang terawat, kering dan agak kasar. Begitpun rambut panjangnya, terlihat kusam.

"Belanja baju, yuk? Sama skincare." Alderion berucap semangat, ia berhenti melangkah untuk berada di hadapan Rembulan. "Terus kita ke salon dulu."

Rembulan mengernyit. "Baju Bulan udah banyak dari Papa, Kak. Skincare itu apa? Terus kenapa Bulan harus ke salon?"

Alderion tersenyum, sebelah tangannya memegang lengan kaus Rembulan. "Papa bilang, baju ini bekas, jadi Bulan harus punya baju baru, buat Bulan sendiri." Kemudian, tangan Alderion bergerak mengelus sebelah pipi Rembulan. "Skincare itu perawatan buat wajah, buat kulit Bulan biar cantik, biar sehat." Setelahnya, Alderion menyentuh rambut Rembulan, mencium aromanya yang wangi lavender. "Ke salon biar rambut kamu makin sehat, dan kuku kamu cantik nantinya, setuju?"

Rembulan mematung di tempatnya berdiri. Melihat Alderion yang membungkuk demi menatapnya membuat Rembulan sedikit gugup. Sontak saja, kepalanya mengangguk dengan pandangan teralih ke arah lain.

"Bagus. Ayooo!" Alderion menarik lengan Rembulan menuju ke tempat tujuan. Tetapi langkahnya yang baru saja dua langkah itu harus terhenti karena melihat seseorang bersidekap dada, menghalangi jalannya.

"Cewek baru?"

Alderion mengerjap, tidak menyangka jika ia harus bertemu Naomi di sini. Senyumannya perlahan mengembang, ia senang. "Nao? Kamu lagi belanja ya? Mau bareng sama ak--"

"Apa sih?" Naomi mengerutkan keningnya tak suka. Ia menatap Alderion penuh amarah yang membuncah, lantas beralih pada sosok gadis kecil di samping Alderion. "Itu cewek baru lo, Rion? Cepet juga ya dapetnya. Tapi ... umm, sorry. She looks so ugly. Iwwhh."

Dia terlihat jelek. Rembulan mengerjap karena tahu arti kalimat gadis di hadapan Alderion. Otomatis ia bergeser, mendekat pada Alderion. Tatapan gadis itu bisa Rembulan kenali. Tatapan tak suka, benci, dan jijik.

"Don't say that, Nao." Alderion berdeham, sedikit menarik Rembulan agar tetap di dekatnya. "Dia bukan pacar aku, dia--"

"Ah, udahlah Rion. Gue tahu, itu simpanan lo. Ngaku aja kali. Pantesan aja kemarin lo gak nyamperin gue setelah gue bilang putus, ternyata ada cewek lain. Hahahaha, harusnya gue udah bisa nebak, cowok emang sama aja. Tukang selingkuh!"

Karena suara Naomi yang cukup kencang di pusat perbelanjaan ini, sekarang banyak orang yang berkerumun untuk melihat kejadian antara Alderion dan Naomi dari dekat, bahkan tak segan pula merekam, tak menghargai privasi seseorang.

Rembulan yang melihat sekelilingnya, hendak mengadu pada Alderion, ia ingin mengatakan agar Alderion dan perempuan di hadapannya itu berbicara di tempat yang lebih tertutup. Tetapi ketika ia melihat perubahan raut wajah Alderion yang amat jelas, kedua bola matanya membelalak.

Alderion belum pernah terlihat selesu dan semelas itu. Bahkan lelaki itu berkali-kali menahan pergerakan Naomi, semakin menambah perhatian orang sekitar.

"Rion, lo gak malu?!" Naomi memekik, menarik lengannya dari Alderion. "Lo udah selingkuh, malah nahan gue! Lihat selingkuhan lo sana! Temenin dia belanja sampe puas!"

"Nao--"

"Kamu jangan gitu." Terlanjur cemas karena banyak yang beranggapan buruk mengenai Alderion di sana, Rembulan berdiri di tengah-tengah untuk memisahkan. "Kamu gak mau dengerin kak Rion, dia itu kakak Bulan. Kamu jangan nuduh kak Rion selingkuh. Kak Rion itu kakak Bulan."

Naomi mengerjap, alisnya terangkat sebelah memperhatikan Rembulan dengan lekat. "Lo?!"

"Aku Bulan, adiknya kak Rion."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
4 Brother'z | TERBITWhere stories live. Discover now