Hellowinn 1

Mulai dari awal
                                    

“Di mana koloni lo?” tanya Gardian kemudian, memegangi rahang Winnie yang ramping. Winnie belum menjawab, vampir kecil itu tidak kelihatan akan bicara, dan Gardian telanjur penasaran karena baru kali ini dia sungguhan menemukan vampir di hutan.

Gardian membuka bibir atas Winnie dengan ibu jari, melihat gigi taring cewek itu, dan tidak terkejut pada apa yang dia temukan. Taring-taring Winnie tajam dan lebih panjang dari manusia, cewek itu hampir mengigit Gardian kalau saja dia tidak segera menarik tangan sambil terkekeh meremehkan. Tapi setelah itu tatapan Gardian berhenti pada mata kelabu Winnie, dan alisnya berkerut, dia melihat fitur wajah yang lain dari cewek itu.

Telinga, Gardian menyelipkan rambut hitam panjang Winnie ke belakang telinga, dan kali ini dia terkejut sampai menarik diri agak jauh dari yang sebelumnya terlalu dekat menunduk. Gardian masih di atas Winnie, setengah duduk di atas pinggang cewek itu, dan memeriksa telinga kiri Winnie kali ini. Sama, keduanya punya ujung yang tajam. “You’re mixed, aren’t you?” Pertanyaan Gardian kali ini lebih menuntut.

“Get off me, Stupid!” seru Winnie yang sejak tadi menahan kesal karena Gardian duduk di pinggangnya.

“Gara,” kata Gardian mengoreksi. “How old are you?” Dia bertanya lagi.

“Seratus tujuh puluh tahun,” ujar Winnie sebal.

Gardian mendengkus pelan, kemudian menunduk untuk mengendus aroma napas di mulut Winnie sambil berusaha untuk tidak tergigit. Bibir dan lidah Winnie merah, Gardian pikir makhluk kecil ini baru saja minum darah dari salah satu hewan liar, tapi ternyata aroma napas Winnie tercium seperti stroberi. Gardian bangkit, menarik pinggang Winnie sampai cewek itu berdiri juga, lalu dia menepuk-nepuk rok, hoodie, dan rambut Winnie karena tertempel daun.

“Give me your hands.” Gardian membuka satu tangannya supaya Winnie memberikan tangan cewek itu yang terikat sabuk, tapi tidak, cewek itu tidak menuruti Gardian. Jadi Gardian yang secara paksa memegangi tangan Winnie, membawa cewek itu kembali ke atas dengan cukup mudah. “Alamat rumah lo, buruan.”

“Gue mau pulang sendiri,” desis Winnie sambil mengambil langkah panjang-panjang lebih dulu. Dia menggerutu dalam hati, pergelangan tangannya agak memerah karena ikatan sabuk jadi menyakitkan saat Winnie bergerak. Dan cowok sialan itu baru saja berpikir Winnie adalah anak vampir, tapi cowok itu benar, dilihat dari mana pun semua orang pasti akan berpikir Winnie adalah makhluk penghisap darah.

“Banyak pemburu di sini, Bodoh.” Gardian mendadak dari belakang menarik lutut, dan menahan punggung Winnie, menggendong cewek itu yang ternyata sangat ringan. “Gue bisa, aja, jual lo, tapi gue bakal anter lo pulang, jadi jangan keras kepala.”

“Lo yang bodoh,” balas Winnie tak kalah sebal. Kemudian Gardian menurunkannya saat mereka menemui jalan yang lebih lebar lagi, cowok itu menahan tangan Winnie yang terikat sabuk. Sungguh-sungguh tidak akan membiarkannya kabur.

“Makhluk apa lo ini?” tanya Gardian sambil menyipit, menunduk terlalu dekat di depan Winnie. Winnie justru menarik tangan di genggaman Gardian, tidak berhasil dan malah membuat dia tertarik sampai bibir mereka sempat bersinggungan sebelum Winnie menjauhkan kepala dengan mata melotot. “Lo haus?”

Winnie menyipit kali ini. “Lo bakal biarin gue minum darah lo?” balasnya menantang.

Gardian menyeringai miring sekilas, kemudian menoleh ke sisi kanan, memamerkan leher pada Winnie. Cowok itu benar-benar gila, jadi Winnie sengaja maju untuk menggigit Gardian, di leher, kuat sekali. Tapi meski begitu, taring Winnie tidak menembus kulit Gardian secuil pun, karena ujungnya tidak setajam pisau. Winnie telanjur kesal, dia menghisap gigitannya sambil menarik diri berharap leher Gardian sobek, tapi dia justru terkejut mendengar desisan samar cowok itu.

HellowinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang