04 : your mental health or aeri?

815 157 3
                                    


song | timmies ft.shiloh -
soft skin



"you look bad" kata sepupuku.

aku hanya tersenyum dan kembali melanjutkan tugas-tugas di laptopku. samar dari ujung mata aku lihat dia bergeleng. melangkah mendekat, ditangannya ada roti yang baru matang kemudian meletakkannya di samping mejaku. "thanks" kubilang.


"ningning, udah deh lo putus aja. malahan bagus tuh si aeri pengen putus, ketimbang lo diginiin terus!" ujar dia tegas. aku tau dia peduli padaku, apalagi cuma kakak sepupuku ini satu-satunya keluarga yang tau.

aku menipiskan bibir.


dia memijit keningnya pusing. "emang dia itu kenapa sih? apa yang bikin lo gak mau putus?" tanyanya. mulutku terbuka, ingin segera menjawab tapi ragu apa responnya. tapi pada akhirnya aku bicara,

"dia baik"


"baik apaan, buta lo?"

"serius! aeri baik, romantis, emang agak kasar aja kadang-kadang. tapi gak setiap hari juga dia gitu! hari-hari biasa ya dia manis..." dibelakang suaraku memelan kala sadar tatapan kakakku menunjukkan tidak suka.


kepalaku tertunduk. "i love her"

"yaudah, kalau gitu ngomong sama dia. bilangin baik-baik, kalau emang gak bisa yaudah putus!"

"no!" ujarku. kurasakan pipiku sudah basah.


kakak sepupuku menghela nafas panjang. sudah dari lama dia bilang hal yang sama, putusin aeri. tapi tidak pernah aku turuti. karena gimana aku bisa putusin giselle, kalau dia alasan aku senang.

aku tidak bohong saat aku bilang aku suka dia.



dia melirik jam.

"udah jamnya minum obat"

langkahnya pergi ke dapur. membawakan aku air putih lalu membantu menyiapkan obat yang ada di tasku. ditunjuklah kapsul dan tablet obat itu dengan geram "lihat njing, stress lo makin parah kan. lo bisa ketergantungan obat. mana asma lo juga bahaya"

aku bergeleng. "gue gakpapa, ini kan udah biasa"

"gue kayaknya tau apa yang udah bikin lo ketergantungan. hubungan lo sama aeri. that's a real bad addicted" ucapnya lalu keluar kamar.





degup jantungku cepat. dengan tangan bergetar aku memasukkan obat ke mulutku. mengambil nafas sebanyak mungkin sambil mencengkram meja.

bukan giselle sebab aku tertekan. sudah banyak alasannya, dan aeri adalah pemicu hebat yang menambah. aku tau itu, tapi dia juga obatku.


usai detik berlalu, aku mengambil ponsel.

menghubungi kontaknya. aku tau dia mungkin sedang sibuk kerja di restoran yang makin ramai di hari libur. tapi setelah menunggu cukup lama, dia mengangkat.





"hey my beautiful girlfriend"

kurasa sepupuku benar. hubungan kami adalah candala. dan candu adalah penyakitnya.




"aeri, aku kangen. di solo gak ada yang bisa diajak nyanyi-nyanyi rock. kakak sepupuku gak asik" keluhku cemberut.

tawanya yang sudah aku hafali bagai kaset musik, terdengar dari sebrang. "besok kamu kan balik ke jakarta, nanti kita jalan-jalan ya"

senyumku terukir. "bukannya kamu harus kerja lagi besok?"

"enggak, aku udah izin sama pak bos. jadi hari ini aku bakal kerja full" jawab aeri.

"tapi kata kamu gak mau izin kalau gak acara penting"


"sesekali aku pengen jalan sama kamu" ah keluar manisnya.

aku berdiri, merebahkan badanku ke kasur. senyum-senyum sendiri layak orang sinting. sengaja aku diam, supaya aeri menyapaku.


"halo? ningning?"

"hihi iya?"

"aku kira udah keputus. besok sampai ke stasiun jam berapa? aku jemput" kata aeri.


aku mendelik. "perhatian banget, kenapa? pacarmu yang lain lagi gak bisa kamu ajak tidur?" dia berdehem. "cuma ada aku sama kamu"

"pikiran kamu cuma ranjang terus? kamu sayang gak sih sama aku?" kusedihkan nadaku.


aeri hanya terkekeh. aku dengar suara berhembus, tampaknya dia merokok. aku bisa bayangkan aeri ada di depanku, bicara sambil asapnya mengepul di sekitaran kami. ah aku suka dia, sangat.


"aku harus lanjut kerja"

diriku ini keras kepala, mengharap apa sih.


romansa candala • ningselleWhere stories live. Discover now