23

186 31 14
                                    

*

Previously_

*

"Apa kau merindukannya?" Ucap Liu Zhang tiba-tiba sembari ikut duduk disebelah Patrick membuyarkan lamunan Patrick.

Patrick yang mendengar hal itu cukup terkejut dan menatap Liu Zhang lalu tertawa hambar.

"Ayah dan ibu? Tentu saja aku merindukan mereka. Selalu. Bagiku mereka. . . "

"Daniel." Satu kata yang keluar dari mulut Liu Zhang seketika membuat Patrick terdiam.

"Kau merindukannya?" Tanya Liu Zhang sembari menatap wajah Patrick.

Patrick yang semula hanya diam kini mulai terisak. Kemudian ia menganggukkan kepalanya. Air matanya mulai mengaliri wajahnya. Ia dengan cepat menghapus air matanya.

"Aku sangat merindukannya." Timpal Patrick yang tanpa sadar ia sedang melukai hati seseorang yang ada disebelahnya.

*

Liu Zhang menarik tubuh Patrick mendekat padanya lalu memeluknya. Patrick menangis tersedu disana, mengabaikan Liu Yu dan Nine yang di sebelah sana sedang menatap mereka berdua. Liu Yu tersenyum ketir. Tanpa ia sadari, air matanya ikut menetes. Iya menatap tajam laut yang tak berujung itu dengan tatapan yang tak biasa.

"Aku akan membiarkanmu memilikinya kali ini." Ucap Liu Yu dalam hati sembari menghapus air matanya.

.

.

10 hari berlalu, kini menjadi 14 hari. 4 hari belakangan ini Liu Zhang selalu datang menemui Patrick sekedar untuk menemani Patrick dengan alasan ada warga yang menjadi pasiennya disini. Liu Yu dan Nine juga masih berada di villa. Liu Yu belum kembali sejak hari dimana ia dan sang ayah bertengkar. Sedangkan Nine, ia merasa malas kembali ke kota untuk kembali bekerja.

Tepat dua minggu, hari ini Daniel akan kembali. Patrick tampak sangat bersemangat hari ini dibandingkan dengan hari biasanya. Liu Yu dan Nine sedari pagi hanya memperhatikan aktivitas Patrick. Patrick menyiapkan makanan, membersihkan rumah, merapikan kamar Daniel juga memastikan jika dia terlihat tampan hari ini.

"Wah. Kau sangat bersemangat menunggu kedatangan kekasihmu ya?" Timpal Liu Yu sembari menyilangkan tangannya ditangga.

"Aku masih tidak percaya jika dia masih sangat mencintai Daniel bahkan setelah ditinggal dua minggu tanpa kabar."

"Apa maksud kalian? Aku. Aku hanya sedang ingin beres-beres." Timpal Patrick yang membuat Nine dan Liu Yu semakin semangat menggodanya.

"Benarkah? Nine apa kau mencium bau sesuatu disana?"

"Emmm. Aku mencium bau harum disini." Timpal Nine sembari mengendus kedapur.

"Aku hanya ingin memasak hari ini untuk makan malam kita."

"Bukankah sekarang masih siang, untuk apa membuat makan malam sekarang? Apakah ada orang yang akan datang sore ini, Nine?"

"Aku tidak punya tamu, hanya saja bukan hanya bau makanan yang tercium disini. Aku juga mencium bau yang sangat lembut dan harum." Timpal Nine mengendus mendekat pada Patrick.

"Ini. Baunya dari sini." Tambahnya sembari menunjuk baju Patrick lalu mereka tertawa.

"Hentikan." Sanggah Patrick sembari mencibir meninggalkan Liu Yu dan Nine yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Mereka berdua benar-benar menyebalkan." Timpalnya.

.

.

I Love You Mr. Arrogant (REVISI) Where stories live. Discover now