07

245 39 2
                                    

*

*
.

Patrick bangun pukul 7 pagi dari tidurnya seperti biasa. Namun kali ini ada yang berbeda, ketika ia terbangun ia tidak sendirian. Patrick awalnya terkejut saat sebuah tangan berotot memeluk pinggangnya erat. Bukan hanya itu saja lengan kekar juga menjadi tumpuan untuk kepalanya. Lengan siapa? Batinnya.

Ia mencoba bergerak berhati-hati membalikkan tubuhnya ke samping untuk melihat siapa orang yang berada diranjang yang sama dengan dirinya saat ini. Ketika ia melihat kesamping, Patrick menutup mulutnya kuat dengan kedua tanggannya untuk membungkam umpatan yang hampir ia lontarkan.

"Fuck." Ucap Patrick dalam hati tak percaya.

Patrick menatap wajah Daniel, mulai dari sekedar menatap biasanya hingga menatapnya intens. Sedikit senyum terukir ketika ia melihat pria tampan ini tidur dengan sangat tenang.

Patrick menilik dari mata, alisnya yang lebat, bulu matanya yang panjang, hidungnya yang mancung dan bibir tipisnya yang berwarna pink. Dia sangat tampan bahkan ketika tidur dia lebih tampan, batin Patrick.

Namun ingatan semalam mulai merusak pemandangan paginya ini. Ia mengingat dimana ia dan Daniel bertengkar dan kemudian ia menangis. Ia menjadi sedikit emosional mengingat kejadian semalam.

"Lalu apa dia yang membawaku ke sini?"  Tanya Patrick pada dirinya sendiri. "Apa itu mungkin?" Tanyanya kembali. "Namun jika bukan dia, siapa yang membawaku kesini, tidak ada orang lain disini." Timpalnya seolah bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri.

Tiba-tiba seutas senyuman tercetak di bibirnya, ia membayagkan moment dimana Daniel menggendongnya dan membawanya kekamar nya.

Lalu bagaimana bisa mereka berpelukan?

Ia juga kembali membayangkan bagaimana Daniel memeluk tubuhnya tadi malam. Ia mulai bertanya-tanya, apakah sepanjang malam mereka tidur sembari berpelukan?

Meskipun masih sedikit kesal dengan Daniel yang memecahkan bingkai foto miliknya, Patrick tak dapat menyanggah jika ia bahagia saat ini. Patrick kembali menatap setiap bagian dari wajah Daniel, ia mulai menggambar wajah Daniel namun tak mengenai sang pemilik wajah. Dimulai dari alis mata Daniel yang tebal, bulu matanya yang panjang, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis dan ranum hingga pada rahang nya membentuk V.

Sangat indah /batinnya.

Rasanya ia menjadi salah satu orang yang beruntung berada dalam posisi sedekat ini dengan Daniel. Tanpa Patrick sadari tangannya mulai bergerak menuntut lebih untuk menyentuh wajah Daniel. Patrick mulai menyentuh pelan hidung Daniel yang mancung. Daniel terlihat sangat tampan bahkan lebih tampan ketika ia sedang tertidur.

Sesekali ia tersenyum saat Daniel sedikit bereaksi ketika ia menyentuh hidung Daniel. Hingga dering telpon menghentikan aksi menyentuhnya dan Patrick segera beranjak mengambil smartphone nya di sebelahnya. Saat ingin mengangkat telepon tersebut, Patrick melepaskan pelan pelukan Daniel agar tidak membangunkan Daniel.

Ia berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamar, "Halo?" Ucapnya pelan.

"Ah iya, aku akan datang hari ini. Baik. Terimakasih." Ucapnya lalu mematikan sambungan telepon.

Kemudian ia masuk kembali kekamar, ia menatap sendu Daniel, kemudian meninggalkan ruangan itu untuk menuju kamar mandi. Ia harus bersiap-siap. Tak lama setelah itu Patrick pergi meninggalkan villa.

_

_

_

.

I Love You Mr. Arrogant (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang