11

1.6K 218 15
                                    

Sepanjang hari ini Sasa selalu menampilkan senyum manisnya. Padahal ia sangat jarang tersenyum, bahkan staff di agensi segan dengan Sasa yang terlihat jutek, di dukung pula dengan wajahnya yang memiliki mata yang tajam dan rahang yang tegas.

"Oppa, ada telfon gak dari Kak Bry?" Tanya Sasa pada Jaehyun.

Jaehyun mendesis sebal. "Belum, Sa!" Kata Jaehyun mencoba mempertebal kesabarannya. Pasalnya entah sudah berapa puluh kali Sasa menanyakan hal itu pada Jaehyun membuat Jaehyun muak sendiri.

"Oh, yaudah," kata Sasa lesu, namun sedetik kemudian rautnya kembali ceria.

"Emang kenapa sih?" Tanya Jaehyun.

"Enggak," sahut Sasa.

Ini sudah menunjukan pukul 8 malam, Sasa sudah bersiap menyambut kedatangan Bryan dari pagi buta sekali. Sasa bahkan sudah menerror kakaknya dengan pesan dan telfon namun tidak mendapatkan respon satupun dari kakaknya. Perlahan harapan Sasa untuk bertemu dengan kakaknya pupus. Mungkin Celine salah memberinya info waktu itu, atau kakaknya tidak jadi berangkat. Jika pun kakaknya berada di Korea, ia tidak tahu harus menemui kakaknya kemana.

"Oppa--"

"Gak ada, Sa!" Bentak Jaehyun.

Sasa terperanjat kaget mendapatkan bentakan dari Jaehyun, member NCT yang ada di ruang tamu pun sama kagetnya. Ini pertama kalinya ia di bentak oleh keluarganya. Padahal ia bukan ingin menanyakan tentang kakaknya lagi. Mungkin Jaehyun sangat muak mendengar dia menanyakan kakaknya terus-menerus. "Aku-aku... mau ke kamar."  Suara Sasa bergetar menahan tangis.

"Jae!" Taeyong memobentak Jaehyun karena tindakannya.

"Gue kelepasan, hyung" Jaehyun menundukan kepalanya. Ia merasa menyesal telah membentak Sasa.

Sasa terisak di dalam kamarnya. Sasa menyalahkan dirinya sendiri, ini salahnya membuat Jaehyun kesal, berujung ia mendapatkan bentakan. Harusnya dirinya tidak secengeng itu.

Sasa terlalu senang akan bertemu dengan kakaknya hingga tidak menyadari entah kapan kakaknya akan menemuinya. Bisa saja kan, Bryan menemuinya setelah ia menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Ya, bisa saja seperti itu. Sasa harus lebih sabar menunggu. Kakaknya sedang sibuk dengan pekerjaanya.

Tok tok tok...

Kamar Sasa di ketuk dari luar. Dia menghiraukan ketukan itu, tidak berniat membukanya. Yang Sasa butuhkan hanya ketenangan, ia ingin sendiri saja. Sasa tidak butuh kata motivasi atau penyemangat dari member NCT, itu membuatnya muak. Dia pun tidak butuh kata maaf dari Jaehyun, toh ini salahnya. Siapa juga yang tidak kesal jika ditanya berulang kali mengenai hal yang sama? Bodohnya Sasa...

"Sa, oppa boleh bicara sebentar?"

Selalu, selalu Jaemin yang menghampirinya. Selalu Jaemin yang tahu kapan Sasa sedang merasa sedih.

"Maaf, oppa, aku lagi gak pengen diganggu," jawab Sasa tanpa membukakan pintunya.

"Kamu belum makan dari pagi. Seenggaknya makan dulu, yuk" Jaemin masih berusaha membuat Sasa keluar.

Ah, iya, Sasa bahkan melewatkan waktu makannya. Ia tidak ikut sarapan karena berpikir kakaknya akan menemuinya dan mengajaknya sarapan bersama, sampai jam makan siang kakaknya tidak kunjung datang. Sasa masih berpikiran yang sama, kakaknya akan datang dan mengajaknya makan siang bersama sehingga Sasa pun melewatkan makan siangnya. Hingga waktu makan malam pun tiba dan Sasa masih berpikiran sama, kakaknya akan datang dan mengajaknya makan malam bersama. Tapi semua itu pada akhirnya hanya harapan semata. Kakanya tidak datang dan dirinya dengan sia-sia melewatkan waktu makannya. Dari pagi Sasa baru minum air putih saja.

Saranghaeyo Manager  || NCT 2020Where stories live. Discover now