Chapter 23

3.5K 324 28
                                    

"Loh itu kan Mama!" Feeka berseru senang ketika netranya secara tidak sengaja menemukan keberadaan mama kesayangannya sedang mengantre di salah satu kedai tenda pinggir jalan. Beruntung lampu lalu lintas sedang menunjukkan warna merah, dengan segera Feeka membuka pintu keluar dan berlari menuju Vally. Mbok Marni yang menyadari itu pun panik dan berteriak kepada suaminya yang lalai tidak mengunci pintu mobil.

Untung Feeka dapat menyusul Vally yang masih mengantre dan Mbok Marni segera menuju Feeka. Mbok Marni menatap keakraban di antara anak dan peremuan belia tersebut, Feeka yang memeluk erat kaki Vally dan Vally yang terkejut dengan keberadaan Feeka secara tiba-tiba.

"Non Feeka, jangan seperti itu. Itu tadi sangat membahayakan Non, kalau Tuan tahu pasti ia akan marah," ucap Mbok Marni yang telah berhasil menyusul majikan kecilnya dengan napas terengah-engah.

"Maaf Mbok, habis Feeka seneng banget ketemu sama Mama. Mama juga seneng kan ketemu sama Feeka?" tanya Feeka dengan mendongakkan kepala guna dapat melihat wajah Mamanya yang selalu dapat membuatnya tenang.

"Mama seneng kok ketemu sama Feeka tapi Mama enggak seneng lihat Feeka bikin Mbok jadi capek," Vally memasang ekspresi pura-pura merengut sedih agar Feeka makin percaya dengan pernyataannya.

"Mbok, Feeka minta maaf ya. Feeka enggak bakal ulangin lagi turun dari mobil tiba-tiba gitu," Feeka beralih memeluk kaki Mbok Marni yang berhadapan dengan Vally.

"Mama ngapain di sini? Kata Papa enggak boleh jajan di sini, enggak sehat," Feeka yang sudah melepaskan pelukannya dengan Mbok Marni pun melontarkan pertanyaan.

"Kata siapa enggak sehat? Pecel itu menyehatkan, kan ada sayur-mayur di dalamnya," tak lama penjual pecel memberikan pesanan Vally dan Vally menyerahkan uang pas.

"Wah, yang kayak Popeye itu ya Ma!" mereka berdua terlalu asyik dengan percakapan mereka hingga mengabaikan Mbok Marni yang masih keheranan dengan keakraban di antara keduanya, terutama panggilan 'Mama' yang digunakan Feeka untuk gadis belia di hadapannya.

"Ayo Mama ikut ke kantor Papa sama Feeka, di sana pasti ada Om Robet. Iya kan Mbok?" tanya Feeka memastikan keberadaan Om Robert kesayangannya. Mbok Marni mengangguk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Feeka.

"Sayang, Mama masih harus kerja. besok-besok ya Mama ke kantornya Papa," Vally merasa geli memanggil Arsen dengan sebutan 'Papa'. Feeka menarik tangan Vally menuju mobil yang tadi mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan diikuti oleh Mbok Marni yang berdiri di belakang mereka.

"Kalau gitu, Feeka bakal anterin Mama ke rumah sakit ya. Pak tolong anterin Mama Feeka ke rumah sakit ya," seru Feeka dengan posisi duduk di antara Mbok Marni dan Vally. Pak sopir sekaligus istri Mbok Marni pun menanyakan letak rumah sakit yang dimaksud kepada Vally dan Vally mengatakan rumah sakit yang lokasinya tak jauh dari mereka berada. Di perjalanan diisi dengan celotehan khas anak kecil yang terlontar dari mulut Feeka.

"Maaf kalau pertanyaan Saya kurang sopan, Non ini siapanya Non Feeka ya?" tanya Mbok Marni kepada Vally. Feeka hanya memainkan gadget yang memang telah diatur untuk keperluan Feeka, yakni tidak tersambung pada jaringan internet. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be My Daughter's MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang