Chapter 17

4.3K 326 7
                                    

"Yey, Mama lihat ini, sekarang Feeka sudah dapat oleh-oleh buat nenek, pasti nenek bakal seneng. Ya kan Ma?" tanya Feeka sambil menggoyang-goyangkan paper bag yang ada di genggaman tangannya. Tangannya yang menganggur langsung meraup tangan Vallerie untuk langsung berjalan ke bagian food court. Tempat di mana ia bekerja sebagai cleaning service. Dalam hatinya, ia merasa tidak enak lantaran bertemu dengan rekan kerjanya. Memang hari ini bukan jadwal ia bekerja tetapi tetap saja sungkan.

"Bagaimana kalau Feeka makan di rumah Mama saja? Di sana nenek sudah masak makanan loh," rayu Vallerie menghadap Feeka yang masih mengayunkan gandengan tangan mereka.

"Bagaimana kalau Feeka makan di rumah Mama saja? Di sana nenek sudah masak makanan loh," rayu Vallerie menghadap Feeka yang masih mengayunkan gandengan tangan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ide bagus, lagi pula Feeka sudah terlalu sering makan makanan cepat saji. Tapi apa tidak merepotkan?" langkah Arsen menyusul mereka berdua, bersandingan dengan Feeka sehingga posisi Feeka terhampit pasangan tersebut.

"Tentu saja tidak Mas," balas Vallerie dengan tersenyum ramah.

"Feeka juga mau makan masakan Nenek. Pasti Nenek sudah kangen dengan Feeka sekarang," Feeka segera menarik tangan Vallerie menuju parkiran di mana mobil Arsen terparkir. Setelah terparkir, Vallerie memasuki bangku penumpang samping pengemudi setelah Arsen membukakan pintu untuknya. Kemudian Arsen menggendong Feeka ke bangku tengah yang terdapat car seat khusus Feeka karena desainnya yang lucu.  

Perjalanan senyap karena Feeka yang tertidur mungkin kelelahan setelah bermain dan berdebat dengan pegawai time zone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan senyap karena Feeka yang tertidur mungkin kelelahan setelah bermain dan berdebat dengan pegawai time zone. Vallerie yang asyik dengan pikirannya dan Arsen yang bingung bagaimana mengungkapkan perihal yang belum terselesaikan di mall tadi. Jika ditunda-tunda pun juga bukan menjadi hal yang baik. Matanya melirik spion di tengah melihat anaknya tertidur lelap sambil memeluk paper bag ungu.

"Vally?" panggil Arsen memulai percakapan serius di antara mereka berdua.

"Ya, Mas," balas Vallerie menghadap ke Arsen yang ada di sampingnya sedangkan Arsen masih mengunci pandangannya ke arah jalanan yang membentang di hadapannya. Tanggannya makin erat menggenggam kemudi berwarna hitam tersebut.

"Bukan maksud saya untuk mengganggu pekerjaanmu bahkan sampai membuat fitnah yang pastinya merugikan kita. Kau tahu Feeka adalah anakku satu-satunya, prioritas saya, saya tidak ingin Feeka kekurangan kasih sayang dari saya. Sudah cukup Feeka kekurangan kasih sayang dari ibunya," Arsen menghadap Vallerie ketika lampu apill menunjukkan warna merah yang mengharuskan ia menghentikan laju mobilnya di belakang garis putih.

Be My Daughter's MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang