Part 1

14 7 22
                                    

~K.H Hasyim Asy'ari~
'Puncak dari keilmuan seseorang adalah pengamalan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari'
▪️Kitab Adab al-Alim wa al-Muta'alim▪️

🌸🌸🌸

Libur panjang akan tiba, sebagai santri yang hidupnya di fokuskan menimba ilmu, sehingga jarang ada waktu untuk pulang ke rumah bersorak senang, raut muka yang biasanya menahan rindu kini berseri-seri terpancar dari wajah mereka.

Menyambut hari pulang tiba, dari sebagian Santri Putri sudah ada yang meng packing baju, termasuk Yasmin sahabat Bahira yang kini sedang bersama di kobong bertuliskan 'SITI KHODIJAH'.

"Hira,,! Jenengan mboten wangsul napa ?" Kata Yasmin bertanya

"Wangsul Yas,,,. Wonten napa?"

"Nggih mboten . Tak lihat-lihat dirimu santai sekali.  Kaya wong mboten sregep pulang " celetuknya

Bahira yang sedang mengulang hafalan Alfiyah nya berhenti sebentar, kemudian memutar bola matanya dan mendengus karena mendengar perkataan Yasmin

"Hey,,,, Yas ! Emange jenengan mau pulang bajune di angkut ke koper semua,. Mentang-mentang tasmu gede napa ?!" Cibirnya pada Yasmin

"Ndak papa dong Hir, aku kan pengen ganti baju seng luwih apik malihh, Eman-eman bajuku seng baru di lemari "

"Lah,, bajumu sebanyak apa Yas, jadi penasaran aku?"

"Yaaa  BUANYAAAAAK   poko'e Hir,,.  sampe-sampe lemari di rumahku tuh penuuuhhh"

"Waaah,,,. Ndak terbayang sebanyak itu . Terus baju yang ini kamu buang kemana hem...?"

"Bukan dibuang ,, kok. Biasanya aku kasih ke tetangga sebelah hhe,,,hhe"

"Nihh,,, kalo bisa ngasihnya itu jangan yang bekas,, sekali-kali kasih  yang masih baru. Biar mereka senang"

"Nggih Bu Nyai Bahira, kulo nderek dawuhipun jenengan " balasnya sambil badan di bungkukkan seolah Bahira Bu Nyai

"Isy,,, jenengan di kasih masukan Yo, di mirengake !"

"Iya,, iya Bahira Sa'diyyatus Shafiyyah tenang aku dengarkan nasehat mu...."

Bahira hanya pasrah sambil menganggukkan kepalanya.

Yasmin memang sangat dekat dengan Bahira, sehingga dari kedekatannya membuat mereka memutuskan untuk menjalin bersahabat. Awal pertemuan yang tidak disengaja, Bahira saat itu sudah di Pondok Al Munawar sejak keluar SD, sedangkan Yasmin masuk Pesantren saat keluar SMP. Waktu penerimaan santri baru Basima sudah tiga tahun menimba ilmu di pondok, ia diberi amanah untuk menyambut santri baru, dan sangat kebetulan santri barunya Yasmin, Bahira pun menyambut dan memperkenalkan lingkungan santri putri. Lama kelamaan kedekatan mereka pun menumbuhkan rasa nyaman, akhirnya dari Mbak pengurus pondok mengijinkan yasmin untuk satu kobong sampai sekarang.

Mereka memang seumuran,  ketika masuk sekolah MA Al Munawar pun sebangku, walaupun tingkatan saat mengaji berbeda Yasmin di kelas wustho sedangkan Bahira di Alfiyah seniornya. Mereka tetap dekat terkadang saling mudzakaroh, berdiskusi tentang Kitab yang belum di kuasai terutama Ilmu Nahwu dan Shorop , ialah ilmu yang menjelaskan tentang tatacara membuat kalimat bahasa arab yang sempurna.
.
.
.
.
.
Gemerlap bintang menghiasi langit malam bertanda cuaca sedang terang, terdengar suara ribuan santri sedang bersholawat menggema di dalam masjid yang begitu megah bak masjid istiqlal.

Diiringi tabuhan marawis dan vokalis dari santri putra yang sangat merdu, membuat suasana malam hari ini, seluruh santri meluapkan rasa rindu kepada Rasulullah Saw terasa sampai sanubari.

Lailatul Muwadda'ah  adalah malam perpisahan bagi santri sebelum di pulangkan ke rumah masing-masing. Acara ini seluruh santri akan di beri wejangan dari Pengasuh ponpes pesantren Al-Munawar yaitu oleh K.H Sa'id Al-kamil yang biasa di panggil Abah Sa'id.

Terdengar suara MC dari Kang santri mempersilahkan sambil membungkuk kan badannya bertanda khidmah sebagai santri terhadap Gurunya yaitu Abah Sa'id. Santri putra dan putri  walaupun terhalang oleh sekat tembok mengedarkan pandangannya ke arah sang Guru

"Lare-lareku sedoyo, sampean nek sampun wangsul teng griyo, jo kesupen amalaken seng teng pondok lan di terapkan teng griyone. Nggihh,,."

"Nggihhh,,," jawab seluruh santri serempak

"Ben, ilmune sampean iku angsal barokah dados mboten kudul. Di pondok puasa senin-kamis, sholat tahajud, sholat Dhuha, ngaji qura'an, hafalan amalake teng griyone. Seng paling penting malih ojo sampe sampean sedoyo ngelawan maring wong tua loro, saestune Ridho Allah swt wonten teng tiyang sepahipun panjenengan sedoyo.."

Seluruh santri sangat khidmah mendengarkan wejangan dari Abah Sa'id, yang begitu luwes dan penuh kasih sayang.

"Harusnya liburane teng pondok mawon nggih, dados saget bantu Mba kalih Kang santri lurah pondok." Gurau Abah Sa'id  pada santri. Santri serempak menjawab "Mboten..." disertai tawa yang menggemparkan suasana.
.
.
.
Malam semakin larut, acara lailatul Muwadda'ah telah usai, seluruh santei kembali ke komplek masing-masing. Bahira dan Yasmin berjalan menuju kobong Khodijah sambil mendengarkan ocehannya buat kepulangan besok.

"Hira, jenengan besok dijemput napa naik Bus?"

"Naik Bus Yas,,. Jenengan besok pripun ?"

"Aku dijemput Ayahku, katanya sekalian mampir ke rumah nenek. Kamu mau ikut ndak ?"

"Mboten usah Yas,,. Aku naik bus mawon. Lagian jarak rumah mu kalih rumahku kan jauh"

"Ya,,,wis . Mboten maksa".

~~~~~~~~~~~~~🌼🌼🌼~~~~~~~~~~~~~

🌸Translate jawa :

-jenengan/sampean = kamu
-mboten = tidak
-wangsul = pulang
-napa = kenapa
-nggih = iya
-tak = di
-gede = besar
-mirengake = dengarkan
-kulo = saya
-nderek = ikut
-dawuhipun = perkataan
-ibu nyai = panggilan untuk pengasuh podok / umi
-lare-lare= anak-anak
-mawon= aja
-saestune = sesungguhnya
-tiyangsepah/wong tuo loro= kedua orangtua
-teng = ke
-griyo= rumah

Ciamis, 25 Muharram 1443 H
                3 September  2021 M

Jangan lupa baca Ok !
Tombol bintangnya di pencet Ya... :)

Mohon maaf apabila ada kesamaan dalam cerita.

Ini hasil dari author sendiri yang di ambil sebagian dari kisah nyata.

Author minta kritik, saran dan solusinya 🙏.

Terimakasih

The Secret Of LifeWhere stories live. Discover now