Prolog

30 10 2
                                    

Bisa tolong, jangan hancurkan aku dengan perpisahan kalian yang egois
__Sleeara Aranthita

“Mami sama Papi udah putusin untuk Pisah” Lea tersenyum miris memandangkedua orang tuanya yang tengan duduk didepennya dengan santai memakan hidangan yang tersaji di meja makan.

“Ini bukan hanya keputusan Papi kok, Ini udah kita bicarain baik-baik semalam" Ardiansyan Rifaldi Faaz memandang putri cantiknya dengan senyum tipis.

“Mami sama Papi minta maaf kar—“

“Lea ngerti kok” Apa yang perlu dipertahankan kalau hubungan yang dulunya sangat romantic dan harmonis hancur, dihancurkan oleh kesalahan dua pihak yang bersangkutan. Lea mengerti kalaupun orang tuanya tidak pisah, semua akan sama saja. Bahkan lebih parahnya kalau mereka tidak pisah, Lea takut akan lebih banyak menyaksikan Kedua orang tuanya yang hampir setiap malam Membawa pasangannya masing-masing.

“Jadi, Lea ikut Mami atau papi?” Lea meletakkan sendok yang dipegangnya keatas piring. Pertanyaan yang sudah ia tunggu akhirnya keluar juga dari mulut sang Mami.

“Gimana kalau Lea dirumah i—”

“Ngak ada, Papi ngak izinin Lea tinggal sendiri” Meskipun Ardian akan pisah dengan Rianti, bukan berarti putrinya juga akan terpisah dan berjalan sendiri. Ardian sangat sayang dengan Lea, putri manisnya yang sayangnya ia hancurkan hatinya dengan perpisahan ini.

“Sayang, Mami setujuloh sama Papi. Kita pisah bukan berarti Lea harus sendiri” Rianti memandang putrinya dengan sendu.

“Maksud Lea, Mami sama Papi nanti kan punya keluarga masing-masing. Kalau ada Lea diantaranya pasti sedikit m—” Bingung mau mengucapkan seperti apa, Lea diam menggigit bibirnya. Lea hanya tidak ingin mengnganggu kehidupan mereka. Lebih tepatnya, Lea tidak ingin menyaksikan Orang tuanya yang bahagia dengan keluarga barunya.

“Siapa bilang Lea jadi halangan? Hmm,”

“Lea, sayang ngak ada pilihan loh kamu sendiri. Pilih ikut Mami atau Papi, Mami ngerti kok Maksud Lea apa, Tap—“

“Jangan pisah, biar Lea bisa ikut kalian berdua” Tidak ada anak yang ingin orang tuanya pisah, begitupun Lea. Bohong kalau Lea bilang ia setuju dengan perpisahan mereka. Tapi sayangnya harapan Lea agar hubungan mereka kembali seperti dulu sudah sirna.

“Tapi sayang, Mami sama Papi udah sepakat loh buat jual rumah ini”

Air mata yang  Lea tahan sejak awal pembicaraan akhirnya luruh juga. Dengan mata yang biasanya berbinar cerah kini redup akan kekecewaan memandang Ardian dan Rianti berganti.

“Kalau gitu, Belikan Lea rumah baru”

…..

Dengan senyum tipis Lea mandang kearah gedung lantai 4 didepannya yang akan menjadi rumahnya mulai mala mini, setelah banyak drama percekcokan dengan Ardian dan Rianti dua minggu lalu, yang akhirnya Lea menangkan dengan syarat Rumah itu adalah pilihan Ardian dan Rianti Sendiri.

Lea merasa cukup Kecewa saat tahu, rumah yang dipilih oleh orang tuanya ternyata jauh dari hiruk pikik perkotaan.

“Sayang, kita balik lagi yuk kerumah” Lea mengalihkan pandangan dari gedung Kearah Rianti yang duduk disampingnya, sedangkan Ardian sendiri duduk didepan mengemudi.

“Sidang Mami sama Papi kan Tiga bulan lagi, selama itu kita bisa kok tinggal bersama” Lea menggenggam tangan Rianti dengan senyum yang sedikit lebar.

“Sekarang ataupun Tiga bulan lagi, mami sama papi tetap pisah”

Ardian meremas Stir didepannya, merasa bersalah dan sakit melihat putri manisnya yang menjadi korban dari keegoisan ia dan Rianti. Sedangkan Rianti langsung membawa Tubuh mungin kesayangannya masuk dalam pelukan hangatnya.

“Maaf sayang, mami minta maaf”

Rianti dan Ardian memandang punggung kecil putrinya dengan senduh. Tidak ada pilihan selain berbohong pada Lea, demi keselamatan Anak manis nya yang tidak tahu apa-apa.

“Mas,” Ardian menggenggam tangan Rianti untuk menenangkan dari rasa gelisah dan khawatir.

“Kamu tenang okey, Lea akan aman disini”

Tbc...
26 Agustus 2021

Because YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora