DARK CROWS : 03

735 73 7
                                    

Pagi cerah dengan suara kicauan burung terdengar nyaring, membangunkan anak SMP yang masih bergulung dengan selimut tebalnya. Jam beker terdengar menginterupsi telinganya, dengan langkah yang masih linglung dia berjalan ke arah kamar mandi, ingin membersihkan badannya.

Baru saja kemarin hari minggu, dan sekarang sudah hari senin lagi?. Huh- waktu memang terasa cepat. Dia keluar dengan setelan baju basket karena di sekolahnya sedang mengadakan perlombaan olahraga antar kelas.

"Dark! Keluarlah dan panggil Velo untuk sarapan!" teriak Sara dari lantai bawah. Tanpa menjawab, dia menuruni tangga dan keluar dari rumahnya menuju rumah Velo untuk mengajaknya sarapan. Tanpa mengetuk pintu Dark nyelonong masuk karena memang pintunya tidak dikunci. Sengaja. Kalau ada apa-apa dengan Velo, Dark dan keluarganya bisa masuk.

Tapi, bukannya Dark memiliki kunci cadangan?



"Nak Velo- makanlah yang banyak, bukannya kau akan lomba???" Sara memang seperti ini pada Velo, Dia sudah menganggapnya anak sendiri, begitupun dengan Zarus.

Dark? Tentunya Dark tidak merasa di anak tirikan. Malahan dia suka, karena itu akan membuat Velo semakin betah berlama di rumahnya. Dan tentunya itu tidak akan membuat Dark kesepian.

"Velo- kelasmu melawan Dark bukan? Aku akan menghadiahimu jika kau bisa mengalahkan Dark" taruhannya terdengar menyombongkan diri. Oke baiklah, Zarus memang sama sombongnya dengan Dark. Mungkin Dark turunan dari ayahnya.

"Oke! Paman tidak sedang beromong kosong, kan??" semangatnya sembari menancapkan garpu ke daging. Sara terjengat kala pagar garpu itu menusuk daging hingga tembus.

"Kapan paman beromong kosong" Velo nyengir kaku. Ya dihitung-hitung, Zarus memang tidak pernah beromong kosong ataupun mengingkari janjinya. Dengan kata lain, Zarus selalu menepatinya.




-




Ditengah-tengah lapang, seluruh siswa dikumpulkan untuk mendengarkan peraturan-peraturan dalam bermain. Setelah selesai, seluruh siswa disuruh untuk beralih ke samping lapangan untuk menonton dan meninggalkan kelas Dark juga Velo yang akan bermain di babak pertama.

"Vel- bagaimana bisa kita mengalahkan kelasnya, dan Dark ada disitu? Kau tau kan dia sangat handal bermain basket?" bisik Wang pada Velo yang sedang menatap menantang ke arah Dark, sementara Dark menatapnya datar tanpa ekspresi.

Dark memang dikenal aktif di berbagai bidang disekolahnya, terutama di bidang olahraga. Dark yang terlihat seperti tak banyak bicara, itu malah membuat gadis-gadis dibuat klepek-klepek. Dengan kepribadiannya yang cool juga tampan itu semakin membuat mereka jatuh hati.

Namun kembali pada kepribadiannya yang dingin juga menyeramkan membuat mereka juga merasa takut padanya. Kemisteriusan Dark menjadi teori tersendiri untuk mereka, mereka selalu mencari-cari kehidupan pribadinya. Terkadang, Velo jadi korbannya dan selalu ditanya-tanya yang aneh-aneh.

"Yeay!!! Apa yang ku bilang kita pasti menang" teriak Velo loncat-loncat kesenengan dengan regu kelasnya

Sementara disisi lain, regu kelas Dark hanya mengepalkan tangannya kesal karena kekalahannya. Padahal, dua tahun kemarin mereka sering memenangkannya, bahkan sampai berturut-turut.

"Ah— Dark pasti sengaja ingin membuat Velo senang" bisik seseorang. Meskipun terdengar jelas oleh telinga Dark, namun Dark tak memperdulikan itu.

Dan itu benar.

"AKHHHH!!" teriak Velo terduduk sembari memegangi dadanya yang terasa berdenyut sakit, meremat kuat dada bagian kirinya. Dark yang mendengar pun langsung berlari menghampirinya dan berjongkok mengalihkan tangan untuk memegangi dadanya.

Dark Crows (BL) HIATUSWhere stories live. Discover now