Antara Aku, dia dan Dia

Start from the beginning
                                    

Dimas adalah sosok yang begitu dekat dengan Firdah. Tapi hanya sekedar teman. Tak lebih. Dan sudah lama ia mengagumi Dimas secara diam-diam. Ketika cintanya terbalaskan ada rasa senang sekaligus takut yang ia rasakan. Senang karena orang yang selama ini ia sukai juga menyukainya. Takut karena jika dirinya termakan godaan setan untuk menerima cinta itu dan memilih untuk pacaran. Pilihan yang sulit yang harus ia putuskan. Bagi anak SMP seumurannya pasti akan menerima cinta dari orang yang disukai. Namun, Firdah pernah bertekat untuk tidak pacaran. Ia tak tahu jika hubungannya dengan Dimas akan memberikan dampak yang begitu besar bagi perasaannya. Ia sudah keluar dari lingkaran yang ia pijak selama ini. Ini salahnya. Ia telah membuka jalan menuju maksiat jika terus-terusan dekat dengan Dimas. Hanya berawal dari sapaan, bertanya kabar, senda gurau, dan obrolan-obrolan yang selama ini tak ada gunanya bagi hatinya dan hati Dimas. 

Dalam hati Firdah berdo’a. memohon bimbingan kepada yang Maha membolak balikkan hati. Dia yang tak pernah bosan membukakan pintu maaf kepada hamba-hambanya yang ingin bertaubat padahal begitu banyak maksiat yang hambanya perbuat. Pintu taubat itu akan selalu terbuka bagi siapapun yang ingin masuk. 

Ya Allah sudah berapa banyak cowok yang aku tolak demi berpegang teguh pada prinsipku ini. Aku takut ya Allah. Aku takut mereka semua akan membenciku dan berbuat jahat kepadaku. Aku telah menyakiti hati mereka. Apakah aku salah memilih langkah? Bimbing aku kepada jalan-Mu ya Allah. Bersamai aku di setiap langkahku. 

Flashback off

.

“Firdah, lo tu munafik ya. Gue nggak nyangka lo bakal main dibelakang gue. Lo tau kan selama ini gue suka sama Raihan. Dan lo nggak pernah cerita ke gue kalo lo deket sama Raihan. Lo suka kan sama dia? Gue kecewa sama lo Fir.”

“Maksud lo apa Din?”

“nggak usah sok polos deh lo.”

“gue nggak suka sama Raihan Din. Gue nggak deket sama dia. Gue nggak tau tiba-tiba dia ngechat gue. Gue nggak pernah main di belakang lo Din. Gue tau kalo lo suka sama dia. Dan gue support kalian berdua. Gue nggak terima cinta itu Din. Gue masih inget lo Din.”

“tapi gue tetep kecewa sama elo Fir. Lo nggak cerita ke gue masalah ini.”

“gue bukan nggak cerita Din. Tapi belom. Gue udah mau ceitain ke elo. Tapi malah lo nya yang marah-marah dulu ke gue. Lo tau ini dari siapa Din?”

“nih, lo baca sendiri status nya.”

“Astagfirullah. Dinda. Gue nggak nerima dia Din. Lo bisa baca chatingan gue sama dia. Nih liat.”

Firdah kaget melihat fotonya dengan caption bahwa dia miliknya di status milik Raihan. Raihan dengan seenaknya mempublikasikan dirinya. Apa maksud dari semua ini. Apa aku ini sebuah barang. Sampai-sampai di hak milik seperti ini. Aku harus bicara baik-baik dengan Raihan. Aku tak ingin fitnah ini menyebar kemana-mana.

“emang gila ya tuh anak. Nggak punya malu banget deh. Udah tau ditolak malah ngepublish. Maaf ya Fir gue udah nuduh lo yang enggak-enggak. Gue tuh iri sama lo Fir. Udah berapa banyak cowok yang ngedeketin elo coba.”

“iya Din. Apaan sih lo Din. Ga jelas banget deh. Gue nggak bakal nikung temen sendiri kok.”

“udah lah. Gue nggak mau lagi suka sama dia. Gue mau berusaha buat ngelupain dia. Gue nggak suka orang kayak dia Fir. Mainin perasaan perempuan.”

“Alhamdulillah ya Din akhirnya kamu sadar. Hehehe.”

“Hehe. Iya deh. Makasih ya Fir. Tegur aku kalo aku khilaf ya.”

“oke Din siap. Saling mengingatkan ya.”

“eh Fir ngomong-ngomong gimana kelanjutan cerita lo sama Alif? Ada kelanjutannya nggak?” 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antologi KataWhere stories live. Discover now