"ih apasih dobrak pintu orang sembarangan!" marah chenle pada Lucas
"lagian kamu dipanggil gak ngejawab" sahut Lucas. Dimata chenle saat ini, lucas seperti om om pedo yang sangat menyeramkan
"mau apa? Keluar sana!" bentak chenle sok berani padahal udah gementaran
"Aku sudah membayar uang dengan jumlah besar untuk tubuhmu? Masa aku harus keluar" jawabnya sinis. Enak aja lu bayar bayar anak orang
"ogah! Jijik " cibir Chenle
"oh yaudah, Aku punya hobi lain kok selain bercinta. Iaitu menyiksa" kemudian membanting pintu kamar kuat hingga tertutup. Kakinya melangkah mendekat ke arah chenle yang semakin jauh
"pilih disiksa atau-
"SIKSA AJA AKU! JANGAN KAU BERANI MELAKUKAN HAL JIJIK ITU!" bentaknya sekaligus memotong pembicaraan Lucas. Andai kau tau Chenle, Lucas tidak pernah main main dengan pembicaraannya
"baiklah sayang, sediakan tubuhmu. Pukulan maut sebentar lagi akan mendarat" bisiknya.
Lucas keluar dari kamar yang sudah berubah aura itu. Tak lama ia kembali dengan sebuat kotak kayu gede yang dalamnya penuh dengan alat penyiksaan
"buka bajumu! Kau yang memilih ini bukan? Kau lebih memilih disakiti berbanding merasakan kenikmatan?" tanya Lucas
"IYA! Aku pilih itu!" jawab Chenle lantang dia sudah capek dijadikan seorang jalang hanya karna uang
Dengan segera chenle melepaskan seragam sekolahnya dan mempersiapkan diri untuk disiksa. Siapa peduli sakitnya bagaimana, hatinya akan lebih hancur jika dia diperkosa lagi oleh namja yang berlainan
Alat pertama dikeluarkan iaitu sebuah tali rotan yang disiram asid. Kaki chenle menggeletar hebat. Dia tidak mahu ke sekolah dengan tubuh yang setengah hancur nantinya
Nafas beratnya dilepaskan saat tali itu diletakkan semula namun kembali mematung saat Lucas mengeluarkan sebuah besi pemukul. Bukan hammer ya!
Lucas berjalan dengan aura yang sangat mematikan, mendekat ke arah si mungil dan mendorong tubuh itu hingga terpentok ke dinding
"Akh" ringgis chenle saat kepalnya kepentok
BUGH
Satu pukulan mendarat tepat di pundaknya. Matanya membulat dan tak lama mengeluarkan butiran berlian merasa seperti ditabrak oleh truk
BUGH
pukulan kedua membuat dia jatuh ke atas lantai saat besi itu mendarat di pundak sebelahnya. Tangannya mula menggeletar kesakitan
"Akhhhh geeee" teriaknya memanggil kun berharap ada yang datang membantu namun sayang, tidak akan ada
BUGH
pukulan ketiga mendarat di bahagian atas telinganya iaitu di kepalanya. Tak lama pusing dapat dirasakan memenuhi otaknya
BUGHT
BUGHHHHPukalan demi pukulan menghabisi tubuh indah chenle. Mulut manis itu sudah mengeluarkan bercak darah. Air mata sudah tak terhitung banyaknya.
"ccukup ssakit AKHHHH" pukulan terus dilanjutkan dan kali ini bukan besi yang menghentam badannya melainkan kakinya diinjek oleh Lucas.
"AKHHHHHHHHH" satu teriakan hebat saat Lucas dengan sengaja memijak dan berdiri di atas perut ramping chenle kemudian dia melompat hingga cairan darah dari dalam mulut chenle semakin membanyak
"maa mamaa lele disiksaa" lirihnya pelan. Andai mama disini pasti semuanya tidak akan jadi beini
CEKLEK
"masanya habis" ujar seseorang dari sebalik pintu. Itu kun yang sedang berdiri dengan jam di tangannya
"ck padahal ingin ku siksa lagi hingga dia mati" cibir Lucas kemudian bangkit dan mengemasi alat alat neraka itu
"lain kali aja ya" sahut Kun kemudian meraba raba dada bidang lucas, separuh menggoda membiarkan adiknya tergeletak tak berdaya di atas lantai
CUP
Lucas melumat bibir Kun romantis. "kau lebih baik dari adikmu sayang" puji Lucas kemudian kembali mencium bibir pink itu
Andai kau diposisi chenle, bayangkan sesakit apa yang akan kau rasakan. Diperkosa, dipukul, didera demi uang.
Chenle sudah tak berdaya, dia merasa umurnya akan segera berakhir jika terus begini. Namun bukankah itu lebih baik?
Hilangnya dua sosok malaikat maut itu dari situ petanda dirinya memang tidak pernah dihargai. Dibiarkan tergelatak begitu saja
Apa perasaan bunda disana melihat anaknya diperlakukan seperti ini? Apa dia menangis? Apa dia kecewa dengan Kun? Atau mungkin dia juga tidak peduli sama sekali?
"maa tolong jemput lele, lele udah gak sanggup maa" lirihnya. Air mata kesedihan itu terus mengalir menemaninya dari sore hingga ke malam
Cuma kamar itu menjadi saksi kesengsaraan yang dia alami selama bertahun tahun setelah kedua orangtuanya pergi. Ada terlintas difikiran chenle rasa menyesal kerana selamat dari kecelakaan itu
"andai aku tidak selamat" gumamnya
Langit perlahan menjadi gelap, matahari sudah diganti oleh bulan. Kamar chenle sudah sangat gelap namun dia tak mampu berdiri untuk memasang lampu kamar
Apa dia bisa ke sekolah besok? Apa dia bisa bertahan semalaman tanpa makanan? Ap-
CEKLEK
"heh jalang! Kenapa tidak memasang lampu" bentak Kun saat memasuki kamar chenle secara tiba tiba
Suis berwarna putih itu dipasang dan terlihat dengan jelas tubuh penuh luka itu terbaring tidak berdaya di atas lantai. Kedua mata si empu sudah tertutup berarti dia sudah masuk ke ruang mimpi
Kun kemudian mengarahkan bungkusan makanan yang ada ditangannya ke kasur. Meski dia melakukan perkara baik saat ini, tetap saja dia adalah seorang cowok brengsek
"nyusahin" gumamnya lalu menopang tubuh itu ke atas kasur. Suara ringisan menjadi jawaban kepada perlakuan Kun saat ini
"ge~ ssakit" rintih chenle kemudian menangis. Baru saja membuka mata, butiran berlian sudah melimpah keluar
"lebay" sahut Kun kemudian memberikan bungkusan itu kepada Chenle. Chenle masih mampu melihat Kun sebagai orang baik, tapi jika ada yang tau akan perbuatannya, kun akan dianggap sebagai seorang iblis
"ge beneran sakit ge" sahut chenle disertai ringisan di setiap pergerakannya
"makanya kalau dikasih pilihan, pilih yang bener bego!" marah Kun.
"ge kenapa sih benci banget ama lele? Apa lele salah? Kalau gege benci sama lele jangan siksa lele begini. Kirim aja aku ke tempat mama papa. Lele udah gak sanggup ge" rintihannya membuat author ingin menampar wajah kun
"apasih? Kalau lu mati yang nyari uang siapa?" cibir Kun kemudian menjitak kepala chenle. Kaki Kun bangkit berdiri ingin meninggalkan kamar yang dipenuhi isak tangis itu
"nanti kalau lele udah ga ada, lele harap gege gak sedih" gumamnya. Saat ini terlintas di kepala chenle untuk membunuh diri
Kun mah bodo amat langsung pergi tanpa menjawab. Dasar sialan
TBC
YOU ARE READING
Red Heaven🔞 | Jichen ✔️
RomanceJisung mendapatkan kegembiraan dengan melakukan dosa, bukankah itu salah? Tapi yang salah ayahnya, Jaehyun. Dia yang memulai. Apa masalah bisa diselesaikan? Ayo tukarkan Red Heaven ke White Heaven bersama Ini Jichen apa Jaesung? Author juga bingung...