Prolog

136 34 18
                                        

Selamat membaca

"Al, Aldo, Aldo tungguin aku dong."

Laki - laki yang dipanggil Aldo tadi belum juga bersuara, dan segera melanjutkan langkahnya tanpa menoleh kanan kiri.

"Jalan nya pelan pelan dong!"

Aldo tetap pada pendirian nya.
Di koridor pintu masuk area sekolah, dua siswi tengah membicarakan sesuatu.

"Eh bukan nya itu Runa. Ngapain dia disana?" seorang perempuan dengan suara cempreng nya sedang menunjuk Runa dan memberitahukan nya ke teman satu nya.

"Kaya nggak tau Runa aja. Dia palingan juga apel."

"Samperin yuk!" ajak Nindi.

"Eits mau kemana? Hmm?"

Tiba tiba langkah mereka dihadang seorang cowok.

"Ishh apaan sih lo, minggir!" kini giliran Kanaya yang bersuara.

"Biarin aja mereka berduaan," balas Rendra.

"Berduaan  berduaan!, kalo berduaan tuh yang ketiganya setan!" Nindi membalas Rendra dengan suara cemprengnya. Tak hanya itu Nindi juga meneriakinya langsung di depan telinga Rendra.

"Heh suara lo itu udah kayak toa sekolah aja kenceng bener. Gue curiga jangan - jangan emak lo ngidam makan toa ya waktu hamil lo?"

"Heh, bisa diem ga sih, kalian?" Kanaya terlihat mulai jengah dengan kedua manusia ini. Tatapan nya saja sudah seperti ingin membunuh orang. Akhirnya mereka bertiga memilih untuk pergi ke kantin.

***

A Tale Of RunaWhere stories live. Discover now