"Heii"

"Pstttt"

Queen yang mendengar bisik-bisikan suara pelan itu pun menengok ke arah suara, ia menaikkan sebelah alisnya dengan mulut yang komat-kamit.

"Gue minta dikit jawabannya yah" yang dibalas hanya anggukan oleh Queen.

Toh berbagi itu indah, Queen kan baik hati dan tidak sombong batin Queen.

"Ck ck gini amat punya temen" gumam Ken yang melihat Cley yang senyam-senyum dari tadi.

Beberapa saat kemudian, mereka semua pun pulang lebih awal, di karena tadi ada pemberitahuan dari kepala sekolah bahwa akan mengadakan rapat.

Ting

Bunyi sebuah pesan masuk dari handphone milik Queen.

Bang Alan

Queen, kakak akan mengadakan rapat, maafkan kakak tidak bisa mengantarkanmu pulang 🙏

Iya kak, gak papa.

Jangan marah, oke?

Iya, kak tenang aja.

Be careful on the way home, my dear.

OoO

Queen mendengus kesal, karena sahabatnya sudah pulang, pantaskah mereka di sebut sahabat.

Tak lama sebuah mobil berhenti di depan dirinya dekat halte, keluarlah seseorang dengan seragam khas PHS yang sama dengan seragam sekolah yang di pakai Queen.

"Kok masih belum pulang?" tanya Habil.

Ya seseorang yang berhenti di depan Queen adalah Habil, karna sebelum Habil menaiki mobilnya itu ia melihat seseorang yang terlihat sangat familiar sedang berdiri di halte.

"Belum, soalnya lagi nunggu kakak" ucap Queen yang setengah berbohong dan setengah jujur.

"Oh gitu yah, pulang bareng aku aja yah" ajak Habil, ia tidak terjadi apa-apa kepada gadisnya itu.

"Emm boleh deh" ucap Queen yang menyujuinya, dari pada nunggu kak Alan lebih baik numpang sama Habil aja deh batin Queen.

"Silahkan masuk tuan putri" ucap Habil yang mempersilahkan Queen untuk memasuki mobilnya dengan senyum khasnya.

Queen hanya tersenyum tipis, ya jika hanya ada mereka berdua, mereka sudah berbuat janji akan memahami diri sendiri masing-masing.

Di dalam perjalanan menuju pulang, baik Queen maupun Habil pun tidak membuka suara.

Karena di liputi keheningan, akhirnya Habil yang memulai duluan untuk membuka suara, karena ada sesuatu yang akan di bahasnya.

Habil pun memberhentikan mobilnya di tepi jalan, agak sepi, karna jarang orang orang yang lalu lewat.

Queen yang merasa mobil berhenti hanya diam, dia sibuk melihat ke arah handphonenya, karena ada sesuatu yang mengganjal di deretan angka perusahaannya.

"Queen" panggil Habil.

Queen yang merasa di panggil pun menoleh ke sampingnya tepatnya ke arah Habil.

"Apa bil?" tanya.

Ia heran, kali ini wajahnya nampak serius gimana kayak ada yang ingin di ungkapkannya.

"Emm sahabat kecil aku mau ke sini"

"Terus?" Queen hanya diam setelah mengatakan itu, ia merasa akan ada sesuatu yang besar terjadi.

Entahlah mungkin itu cuma perasaanku batin Queen yang positif thinking.

"Dia bakal tinggal di rumah aku"

"Kenapa?" tiba-tiba wajah Queen yang tenang-tenang saja mendadak datar.

Bukan karena cemburu, cuma feeling Queen mengatakan bahwa akan ada sesuatu yang akan terjadi entah apalah itu, Queen belum bisa memastikannya.

"Karna orangtuanya itu meninggal karena kecelakaan, dia di sana sendiri, dan aku sama bunda nawarin buat tinggal di rumah aku, tapi tolong kamu jangan marah sayang, dia itu hanya teman aku kok" jelas Habil dengan menggenggam tangan Queen.

"Em iya deh, turut berduka cita untuk teman kamu itu, emang dia gak ada siapa-siapa lagi yah di sana?" tanya Queen, karena rasanya sangat mustahil bagi Queen untuk menerima seseorang masuk ke dalam rumah gitu.

"Enggak ada siapa-siapa lagi, dia hanya sendiri disana, dan hari ini di bakal datang, mungkin bentar lagi di bandara" jelas Habil seraya melihat jam yang ada di tangannya itu.

"Kamu mau ya ikut aku, kita menjemputnya bareng-bareng biar kamu sama dia bisa kenal" lanjutnya dengan senyuman manis khas Habil Arbano Alexander.

"Em sekarang? Pulang sekolah ini ya??" tanyanya.

Yang dibalas anggukan kepala oleh Habil.

"Mau kan?" tanya Habil lagi, yang dibalas anggukan kepala oleh Queen.

Setelah mendapat persetujuan dari Queen, Habil pun menghidupkan kembali mobilnya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Keadaan hening kembali, Habil pun membuka lagu favoritnya yang berjudul BUKTI dari VIRGOUN.

"Kamu suka juga lagu ini?" tanya Queen.

Karena Queen merasa lagu itu terasa familiar akan seseorang yang dulu suka menyanyikan lagu ini.

"Iya aku suka banget lagu ini, entah kenapa setiap aku menyanyikan lagu ini entah mengingatkanku akan seseorang yang entah kemana" jelasnya.

Memang benar yang di katakan oleh Habil, karena dulu sebelum mereka berpisah, gadis itu memberikan sebuah buku kecil, sedangkan Habil memberikannya gelang.

Pertanda bahwa di masa yang akan datang apabila bertemu di kembali lagi, kalo gak ketemu simpan saja buat kenangan, gitulah kata mereka dulu, hanya mereka saja yang sedikit melupakan.

"Sama aku juga, dulu sebelum dia pergi aku memberi sesuatu kepadanya, buat kenangan gitu" ucap Queen yang mengingat masa lalunya yang di new york.

"Oh ya, kalo boleh tau, kamu memberikannya apa?" entah kenapa dari awal Habil merasa orang yang di sampingnya ini sangat familiar baginya.

"Sebuah buku kecil, yang berisi beberapa catatan dan foto kami"

Deg

Citttt

OoO

Gantung dulu yah....
Jangan lupa vote dan komennya yah frennʘ‿ʘ

QUEEN SECRET [END] || TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now