Hujan

588 91 44
                                    


Gemericik air hujan yang mulai menciptakan suasana dingin. Membuat keduanya memilih menepi dan berdiri di depan ruko dengan saling menghangatkan badan mereka.

Menggosok tangan mencari kehangatan, Haruto tersenyum tipis menempelkan telapak tangannya pada dua pipi gembil yang terasa sangat dingin.

"Maaf jadi kehujanan"

"Santai aja to" katanya,

Terjebak dalam suasana canggung, jungwon memilih untuk membuka ponselnya dan mengecek notifikasi, yang didominasi oleh dua temennya itu. Terkekeh sebentar membaca ocehan kasar mereka. Rasanya hidup jungwon akan sepi tanpa kedua perusuh itu.

"To?" Mata bulat itu bertanya, saat haruto dengan terang terangan memberikan jaketnya, lalu mengelus surai hitam jungwon lembut.

"Biar anget"

"Terus lo?"

"Gpp, gua pake kaos di dalam seragam"

Jungwon mengangguk lalu kembali menatap ponsel. Sayang sekali hal itu harus segera berakhir. Saat baterai menunjukkan angka nol dan kembali masuk dalam ruang canggung lagi.

"Won boleh nanya?"

"Hmm, tanya aja"

"Suka hujan?"

Jungwon tersenyum lalu mengangguk, terlihat dari caranya memainkan air yang terjatuh itu. Menggemaskan.

"Tau gak kalau air hujan itu sebenarnya menderita"

"Hah? Kata siapa, belum pernah denger"

"Iya, air hujan itu terus jatuh dari atas langit dan menghantam tanah, bayangkan betapa sakitnya"

"Alay deh sampe dibayangin haha"

"Kaya gua, dibikin jatuh terus tapi gak pernah dapat kepastian"

"Hm?"

"Hujan juga gitu, jatuh terus tapi dibiarin mengalir gitu aja"

"Ya masa mau lo tandein pake ember tiap ada air jatuh" jawaban Jungwon total buat Haruto ketawa miris

"Won, lo tau persis maksud gua"

Jungwon menghembuskan nafas berat, ya dia emang tau. Tapi dia aja sekarang gak jauh beda seperti haruto, sama sama mendamba kepastian dari orang yang gak jelas.

Jungwon kan gak jelas banget orangnya.

"To, bisa bahas yang lain gak?"

"Kalo jay bisa kenapa gua nggk?"

Haruto raih tangan jungwon, kecup lama tangan itu, buat empunya terkejut dan menatap tak percaya.

"To"

"Won, kasi gua kesempatan ya"

"Gue.."

"Gpp, kalo gak nyaman nantinya kita udahan, tapi please kasih gua jalan buat bahagiain lo"

"Haruto.." mata jungwon udah berkaca kaca, dia ngerasa jahat banget selama ini kasih harapan sama haruto. Padahal jungwon sama sekali gak ada rasa.

"Won, please..."

Jungwon gak tau mau jawab apa, dia total nunduk dan eratin pegangan tangan haruto. Bimbang pastinya, dan lagi pengakuan ini rasanya tiba tiba sekali.

"Tapi to gue..."

Belum sempat menolak, haruto dengan cepat membungkam bibir jungwon dengan bibirnya. Hanya menempel tanpa ada lumatan apapun. Mereka memandang satu sama lain dengan detakkan jantung yang berdebar. Sayangnya hanya haruto saja pemilik jantung itu.

pain in the rain || jaywonWhere stories live. Discover now