Pertengkaran yang Terjadi

227 16 0
                                    

Keluar dari bioskop, Jackob berencana mengajak Natalie makan di tempat favoritnya. Sebenarnya tempat itu, tempat favorit Keyna juga karena mereka sering makan di sana, tetapi tiba-tiba hujan turun begitu deras. Akan sangat tidak nyaman untuk makan di restoran tersebut karena tempatnya terbuka.

"Bagaimana kalau kita makan di rumahku? Sepertinya belum terlalu malam. Papa dan Mama pasti belum selesai makan malam, kita masih punya wantu untuk menyusul mereka," usul Jackob sambil melihat jam di tangannya.

"Baiklah, aku ikut kamu saja," jawab Natalie.

Jackob pun melajukan mobilnya menuju rumah. Saat Jackob dan Natalie memasuki rumah, terdengar gelak tawa dari ruang makan rumahnya. Jackob mengerutkan kening sedikit heran, karena tidak biasanya rumah seramai ini. Apakah Grace mengajak teman-temannya untuk makan di rumah?

Ekspresi Jackob berubah menjadi dingin saat tahu siapa yang membuat keramaian tersebut. Jackob melihat Mama dan Papanya bersama Keyna sedang tertawa senang, entah membahas tentang apa.

"Keyna sedang apa kamu di sini?" tanya Jackob yang seketika membuat Keyna terkejut dan menghentikan tawanya.

"Jackob," gumam Keyna yang mungkin tidak di dengar oleh siapa pun. Sudah lama Keyna tidak melihat Jackob dan saat melihat pria tersebut, entah kenapa dirinya seketika menjadi gugup.

"Hai Jackob, tumben sudah pulang? oh ada Natalie juga. Sini kita makan bersama. Mama akan mengambilkan piring untuk kalian," kata Mama Jackob sambil berdiri dan menghilang ke dapur.

"Malam Om," sapa Natalie lembut kepada Papa Jackob.

"Malam Natalie, bagaimana kabarmu?"

"Baik Om."

"Duduklah, bergabunglah bersama kami. Kebetulan tadi Keyna dan Mama masak banyak sekali."

"Iya Om," jawab Natalie sedikit kikuk. Suasana di meja makan tiba-tiba menjadi sunyi. Keyna lebih memilih menundukkan kepala dan fokus pada makanannya. Dia tahu Jackob sedang menatapnya dingin. Semenjak acara pertunangan Jackob dengan Natalie, Keyna merasa sikap Jackob berubah seratus delapan puluh derajat kepada dirinya. Entahlah, semoga itu hanya perasaan Keyna saja.

"Kenapa kamu malam-malam ke sini? Memangnya tidak ada makanan di rumahmu? Kenapa harus selalu minta makan ke sini?" kata Jackob begitu dingin kepada Keyna. Seketika Keyna menegakkan kepalanya dan menatap Jackob heran. Baru kali ini perkataan Jackob begitu kasar dan menyakitkan. Rasanya seperti ada pisau yang menusuk hatinya.

"Jackob, sopan sedikit kalau bicara," kata Papa Jackob dengan nada sedikit tinggi.

"Kalau Papa ingin bicara tentang sopan santun, ajari Keyna sopan santun juga. Agar dia tidak selalu minta makan ke sini."

"JACKOB...!!!" bentak Papa Jackob.

"Ada apa ini?" tanya Mama Jackob yang terkejut dengan suasana yang terjadi di meja makan.

"Suruh Keyna untuk tidak selalu numpang makan di sini Ma," kata Jackob begitu dingin.

"Jackob, ada apa denganmu? Kenapa kamu tiba-tiba marah seperti ini? Mama yang ajak Keyna makan di rumah kita. Kalau kamu mau marah, marahnya ke Mama bukan ke Keyna."

"Bela saja dia terus Ma, bisa-bisa ngelunjak dia."

"JACKOB... JAGA BICARAMU...!!!" gantian Mamanya yang membentak. Keyna yang dari tadi diam, akhirnya angkat bicara.

"Jackob sudahlah, maafkan aku. Jika kamu keberatan dengan keberadaanku, ini terakhir kalinya aku makan di meja ini. Ma, Pa, Keyna pulang dulu," kata Keyna sambil berdiri dan mengambil tasnya.

"Tetapi Keyna, di luar masih hujan deras, apa tidak sebaiknya menunggu hujan reda?" kata Mama Jackob tampak khawatir.

"Keyna akan hati-hati Ma. Mama lanjutkan saja makan malamnya."

"Mama... Papa...? Sejak kapan kamu memanggil mereka Mama Papa. Putri mereka hanya Grace, jadi jangan harap kamu menggantikan posisi Grace," kata Jackob kepada Keyna.

"PLAAAAAK..." Terdengar bunyi tamparan keras di pipi Jackob.

"MAMA..." teriak Keyna terkejut dan syok, melihat apa yang Mama Jackob lakukan kepada putranya. Keyna membungkam mulutnya sendiri dan mulai menangis. Dia tidak menyangka Mama Jackob akan menampar putranya sendiri. Tangan Mama Jackob gemetar hebat, matanya menatap dingin putranya tersebut.

"Mama tidak tahu sejak kapan putra Mama kehilangan sopan santunnya," kata Mama Jackob kepada putranya.

"Sudahlah Ma, tenangkan diri Mama," kata Keyna sambil memeluk Mama Jackob. Jackob hanya menatap dingin dua wanita di depannya. Papa Jackob pun akhirnya turun tangan. Dia mengambil istrinya dari pelukan Keyna dan membawanya dalam pelukannya.

"Pulanglah Keyna, biarkan keadaan tenang terlebih dahulu. Hati-hatilah menyetir, karena jalanan licin," kata Papa Jackob menengahi pertengakaran mereka.

"Baik Pa, Keyna pulang terlebih dahulu," kata Keyna yang kemudian keluar meninggalkan rumah Jackob.

"Papa tidak tahu, setan apa yang merasukimu. Semoga besok kamu bisa lebih tenang dan menyesali perbuatanmu," kata Papa Jackob yang kemudian membawa istrinya masuk ke kamar. Natalie masih terdiam di meja makan sendiri. Tangannya gemetar melihat apa yang terjadi. Malam itu menjadi malam yang penuh dengan kekacauan.

Tangis Keyna langsung meledak saat dia sampai di dalam mobil. Keyna tidak pernah menyangka Jackob bisa sekasar itu kepadanya. Apa salah dia? Sebelum bertunangan, Jackob masih bersikap baik kepadanya. Sambil menangis Keyna mengendarai mobilnya. Hujan yang turun, bukannya mereda tetapi malah bertambah deras seakan mewakili isi hatinya. Kaca bagian depan mobilnya menjadi tidak begitu jelas dan menghalangi pandangannya. Begitu juga matanya menjadi kabur karena air mata yang terus mengalir, tidak bisa dia tahan.

Semakin Keyna menahan tangisannya, semakin keras isak tangis yang keluar dari mulutnya. Bahkan Keyna pun tidak bisa berkonsentrasi lagi dengan jalanan. Tiba-tiba ada sesuatu yang melintas di depan mobilnya. Keyna yang tidak begitu memperhatikan, otomatis mengerem mendadak mobilnya. Ban mobil bagian belakangnya tergelincir. Mobil Keyna berputar sekali kemudian menabrak pembatas jalan. Beruntung Keyna tidak terluka tetapi tubuhnya gemetar hebat akibat kecelakaan tersebut.

Dia tidak bisa menjalankan mobilnya karena separo mobilnya keluar jalur. Dengan tangan gemetar dia membuka pintu mobil dan keluar di bawah guyuran air hujan. Beberapa warga di sekitar mendatanginya. Keyna meminta tolong kepada mereka sambil menangis sesenggukan, padahal dia tidak terluka sama sekali. Entahlah dia menangis karena apa, mungkin menangisi nasibnya yang begitu sial malam ini.

Setelah mobilnya masuk ke jalan kembali karena pertolongan warga, Keyna pun meneruskan perjalanan pulangnya dengan pakaian dan tubuh yang basah kuyup. Tubuh Keyna tetap gemetar hebat meskipun dia sudah mematikan pendingin udara di mobilnya. Dia berusaha bertahan agar dirinya bisa selamat sampai di apartemennya.

Beruntung perjalanannya berjalan lancar. Jalanan sepi dan tidak macet. Biasanya kalau malam minggu, jalan menuju apartemennya sering ramai. Mungkin karena keadaan yang sedang hujan deras, maka orang memilih untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Setelah sampai di apartemen, Keyna langsung mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Meskipun begitu, tangan dan kakinya masih tetap gemetar. Setelah selesai mandi, Keyna pun langsung masuk ke dalam selimut dan mencoba memejamkan matanya.

Nyatanya sampai matahari terbit, Keyna masih terjaga. Perkataan Jackob, tamparan Mama Jackob, pertengkaran yang terjadi, kecelakaan yang menimpanya, semua itu terekam dan berputar berulang kali di pikirannya. Hanya satu pertanyaan yang tidak bisa dia jawab, "apa salah dirinya?"

Mata Keyna semakin berat saat cahaya mentari menelusup masuk lewat jendela kamarnya. Keyna pun akhirnya terlelap saat semua orang sudah terbangun dan mulai beraktifitas.

Love With My Best FriendKde žijí příběhy. Začni objevovat