Saling Memaafkan

264 15 0
                                    

Ternyata keputusan yang Keyna ambil tidak semudah yang dia pikirkan. Beberapa hari ini dia merasa sangat melankolis padahal dia bukanlah pencinta drama korea. Bosnya memberi waktu satu bulan untuk serah terima pekerjaan yang sedang dipegangnya sekarang, kepada asistennya. Sekarang adalah minggu terakhir, Senin depan Keyna sudah harus berada di New York.

Beberapa hari setelah Keyna berbicara dengan Natalie, dia memang sangat marah. Bukan hanya marah kepada Natalie tetapi juga marah terhadap Jackob, tetapi setelah beberapa hari berlalu, rasa marahnya terhadap Jackob berubah menjadi rasa rindu yang menyesakkan. Berhari-hari dia merenung, memikirkan betapa bahagia dirinya saat dulu melewati setiap waktu bersama Jackob. Hari-hari yang mereka lalui, setiap tempat yang mereka kunjungi, makanan yang mereka nikmati. Tawa tangis, susah senang, mereka lewati bersama. Terlalu banyak kenangan yang tidak rela dia lupakan begitu saja.

Sampai disatu titik, Keyna mendapatkan ide gila dan tidak masuk akal. Jika memang dia tidak bisa memiliki Jackob, ada satu hal yang mungkin bisa dia miliki. Sesuatu yang mungkin akan mengembalikan kebahagiaan Keyna yang terhilang.

Keyna mulai mengambil kalender dan menghitung hari di sana. Senyum senang merekah di bibirnya. Hari yang dia inginkan jatuh tepat sebelum dirinya berangkat ke New York. Keyna hanya perlu menyiapkan semua yang dia butuhkan untuk merealisasikan rencananya tersebut.

*

Dengan tangan gemetar, Keyna menelepon Jackob, tepat dihari yang sudah dia rencanakan. Nada dering pertama, tidak ada jawaban, begitu juga nada dering kedua. Keyna hampir putus asa, saat akhirnya pada panggilan ke tiga, Jackob menjawab teleponnya.

"Halo," terdengar suara berat Jackob di ujung terlpon.

"Halo Jackob," kata Keyna sambil memegang dadanya yang berdetak kencang.

"Hai, bagaimana kabarmu?" tanya Jackob dengan nada sedikit dingin.

"Kabarku baik? Bagaimana denganmu?"

"Aku baik juga, ada apa meneleponku?"

"Aku minta maaf soal kejadian malam itu. Maafkan aku juga karena tidak segera menghubungimu karena aku takut kamu masih marah kepadaku."

Mendengar Keyna meminta maaf, nada bicara Jackob berubah menjadi lembut. "Masalah malam itu, seharusnya aku yang minta maaf kepadamu. Benar kata Papa, setan apa yang merasukiku sehingga aku bisa berbicara sekasar itu kepadamu. Mungkin saat itu karena suasana hatiku sedang kacau, kamu tahu betul aku tidak benar-benar menganggapmu seperti itu. Aku sangat berharap kamu bisa memaafkanku. Aku pastikan kedepannya hal itu tidak akan terulang kembali."

"Sudahlah lupakan tentang malam itu, aku sudah memaafkanmu. Aku tahu, semua terjadi hanya karena kesalahpahaman saja. Aku senang kamu sudah tidak marah lagi kepadaku. Apakah kamu dan Mama sudah baikkan?" tanya Keyna.

"Keesokan paginya, aku dan Mama langsung berbaikkan. Mama tidak bisa marah lama kepadaku karena aku anak kesayangannya. Hanya saja, sampai sekarang Papa masih sedikit marah kepadaku," jawab Jackob. Keyna tersenyum saat Jackob menyombongkan dirinya sendiri. Inilah Jackob yang dia kenal, yang hangat dan ramah.

"Aku yakin, kemarahan Papa sebentar lagi juga akan hilang karena kamu juga anak kesayangannya," kata Keyna menenangkan. Jackob pun tertawa mendengar perkataan Keyna.

"Grace akan marah jika mendengar pembicaraan kita. Dia tidak akan suka jika aku menjadi anak kesayangan Mama dan Papa, dia pasti iri kepadaku."

"Ya... kamu anak kesayangan Mama dan Papa tetapi sayangnya, Papa dan Mama lebih sayang lagi sama Grace," canda Keyna sambil tertawa.

"Keyna, kamu selalu seperti itu, setelah memujiku, ujung-ujungnya menjatuhkanku juga," kata Jackob pura-pura marah.

"Maaf... maaf... Kalian berdua kesayangan Mama dan Papa. Mereka tidak akan membeda-bedakan kalian atau siapa lebih sayang siapa."

Love With My Best Friendحيث تعيش القصص. اكتشف الآن