17. Let her go

20 4 0
                                    

Fero hanya mampu menghela napasnya saat melihat sang anak sulung yang sedari tadi diam tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela. Sudah tiga puluh menit lebih mereka hanya berkeliling tanpa tujuan yang jelas, tentu saja dengan Fero yang mengemudi.

"Kak?"

"Hm."

"Cih songong banget dipanggil Papanya nggak nengok." Decih Fero sarkas. "Anak gue kalo lagi galau nyeremin juga ya, tiba-tiba bisa cosplay jadi patung. Pantes aja Pelangi ngasih nama Senja, dah cocok sih kalo lagi galau gini berasa banget sadboynya."

Mendengar gerutuan ayahnya membuat Senja terkekeh pelan. Tiba-tiba saja moodnya sedikit lebih baik.

"Papa berniat menghibur atau mau menghujat?"

"Niatnya menghibur tapi liat modelan kamu kalau lagi galau gini jiwa julid Papa berkobar."

"Sialan. Dah lah nongki di cafe aja kita. Ada yang mau aku bicarain."

"Baik tuan muda. Perintah diterima."

Senja pun tertawa dengan tingkah Fero yang memang ajaib. Ayahnya itu bisa menjelma menjadi apapun yang Senja butuhkan, kadang menjadi teman, menjadi sahabat atau bahkan menjadi musuhnya bergantung dengan situasi yang sedang Senja alami.

"Papa bilang ke Mama nggak kalau mau nemenin Senja di sini?"

Dengan polosnya Fero menggeleng, "Lupa."

Saat itu juga Senja memutar bola matanya malah, "Udah tahu kalau Mama berubah jadi maung itu serem masih aja disepelein."

"Hehe, coba hadap sini. Papa mau ngepap dulu biar Mama percaya kalo anaknya lagi mode sadboy."

Ganendra Family

Papa
|Lapor
|Papa diluar ya, Ma
|Maaf tadi nggak sempat pamit
|Ini anakmu lagi jadi sadboy

Papa|Lapor|Papa diluar ya, Ma|Maaf tadi nggak sempat pamit|Ini anakmu lagi jadi sadboy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senja mendengus keras saat melihat ponselnya. Bukan hal biasa jika ayahnya akan bersikap seperti ini. Dalam keluarganya memang diajarkan untuk saling terbuka satu sama lain.

"Ditanyain Mama tuh, nggak mau dijawab?"

Senja melirik ponselnya yang sudah tergeletak dimeja, "Nggak ah. Papa aja yang bilang." Balasnya malas.

Senja memandang Fero yang tengah senyum-senyum menatap ponselnya dengan jengah.

"Gila. Bucin banget bokap gue." Gumamnya pelan tapi masih bisa didengar Fero.

"Kenapa kamu yang sewot dah?"

Senja tertawa pelan, sudah lama ia tidak duduk berdua dengan sang ayah ditemani oleh secangkir espresso dan juga americano.

"Can i ask you something, dad?" Tanya Senja dengan suara pelan.

Fero seketika paham dengan perubahan ekspresi anaknya, lantas ia pun segera menaruh seluruh atensinya pada sang putra sulung.

Senja || Huang RenjunWhere stories live. Discover now