10. Jawaban Larissa

29 7 0
                                    

Sudah tiga hari semenjak Larissa datang ke basecamp milik Senja dan sahabatnya. Senja tidak pernah meninggalkan Larissa seorang diri, paling tidak jika Senja tidak bisa menemaninya pasti salah satu diantara sahabatnya akan berada di basecamp.

Tiga hari pula Starla tidak datang ke basecamp, saat ia bertanya pada Senja jawaban yang laki-laki lontarkan hanyalah Starla sedang sibuk.

Keadaan kaki Larissa pun sudah mulai membaik, luka-luka ditangan dan wajahnya juga perlahan pulih.

Larissa menghampiri Naren yang berada diruang tengah, laki-laki itu tampak serius menonton film dilayar televisi. Dengan ragu Larissa menarik ujung lengan kaos yang Naren gunakan.

"Ada apa? Butuh sesuatu?" Tanyanya mengalihkan perhatian dari televisi.

"Senja pulangnya masih lama?"

Naren melirik kearah jam yang sudah menunjukkan pukul empat sore dan Senja harusnya pulang sejak dua jam yang lalu. "Coba deh gue telfonin dulu." Larissa mengangguk dan melihat Naren yang tengah sibuk mengotak-atik ponselnya.

↗️Senja Calling...

"Dimana Ja?" Naren meloudspeaker ponselnya saat Senja sudah mengangkat panggilannya.

"Dijalan. Why?"

"Rissa nyariin lo. Buruan pulang."

"Oke. Want to eat something?"

Naren menatap Larissa meminta pendapatnya namun gadis itu hanya menggeleng pelan.

"Ah bawain pizza aja."

"Oke. Gue tutup."

Senja memutus panggilannya sepihak meninggalkan desah kecewa dari bibir Larissa.

Naren terkekeh pelan, "Kenapa Sa? Gelisah banget nungguin Senja pulang."

"Cuma mau tanya aja tentang ayah."

Naren mengangguk paham, "Ayah lo baik-baik aja kok."

"Apa aku bisa ketemu ayah?"

"Emm kalau itu lo tanyain Senja aja. Gue nggak bisa mutusin sendiri."

Larissa mengangguk pasrah, memang semua keputusan ada ditangan Senja. Jadi mau tidak mau dia harus menunggu Senja datang.

"Napa deh lo?" Suara Naren menyadarkan Larissa dari lamunannya.

Ternyata Samudra sudah duduk dengan wajah lesu disofa yang berhadapan dengan Larissa.

"Lala masih ngambek, nggak mau ketemu gue." Eluhnya pelan.

"Lah? Belum baikan?"

"Anjir emang si Senja jadiin gue umpan. Sialan." Umpatnya.

Naren tertawa renyah, "Ya kan lebih baik gitu. Udah jangan dibahas lagi." Naren menghentikan mulut Samudra yang sudah ingin bersuara.

Samudra menyerah dan kembali mendongakkan kepalanya bersandar kearah sandaran sofa. Pikirannya kacau. Starla benar-benar marah atau lebih tepatnya merajuk karena ia adalah orang terakhir yang tahu tentang kepergian Samudra dan Senja ke Paris. Bahkan Senja pun juga di diamkan.

"Napa deh muka lo kayak gembel gitu?" Senja datang dengan dua kotak pizza ditangannya.

"Setannya dateng." Cibirnya sinis, Naren tertawa mendengar jawaban Samudra.

Senja hanya terkekeh pelan, ia tahu kalau adiknya masih merajuk dan mendiamkan mereka berdua. Dan hal itulah yang membuat Samudra uring-uringan.

"Yeuu baru dateng langsung dikatain. Nih makan." Senja menaruh satu kotak pizza didepan Samudra dan menempatkan dirinya untuk duduk disebelah Larissa.

Senja || Huang RenjunWhere stories live. Discover now