13. Little Secret

25 6 0
                                    

Warning : Ada sedikit adegan kekerasan

Let start.

🌌🌌🌌

"Jadi Larissa lagi-lagi menghilang?" Pertanyaan Reno mengalihkan perhatian Senja dari kumpulan sketsa dimejanya.

"Hm."

Ini sudah satu minggu sejak Senja mengantarkan Larissa untuk pulang ke rumah Kevin. Selama dua hari ini gadis itu tidak membalas pesannya dan hal itu membuat perasaan Senja semakin tidak enak.

"Lo nggak nyoba datang ke rumah Kevin lagi?" Reno berjalan kearah sofa yang ada diruangan Senja.

"Dia ada disana." Balas Senja dengan yakin karena Senja sudah memasang alat pelacak diponsel Larissa.

"Ja, lo nggak ngerasa aneh gitu sama sikapnya Laras? Dia ngejar-ngejar lo tapi juga nempel ke suami Larissa, terus dia sikapnya juga berubah baik sama Larissa."

"Dia gila." Jawab Senja singkat.

Reno mengernyit bingung dengan jawaban Senja. "Maksudnya dia pengidap gangguan kejiwaan gitu?"

Senja mengedikkan bahunya, "Kita tunggu Samudra aja dulu. Gue butuh pendapat Mami, kalau soal begini kan yang paling tahu si Mami."

Reno hanya mengangguk singkat tanpa berniat membalas kalimat Senja. Mereka sama-sama terdiam dengan kegiatan masing-masing. Senja yang sibuk dengan gambaran sketsanya dan Reno yang sibuk dengan pikirannya.

"She will be fine, Nono." Tiba-tiba suara Senja menginterupsi keheningan yang ada.

"Hah?"

"Gue tahu apa yang lo pikirin. Dia bakalan baik-baik aja walaupun lo harus jagain dia dari jauh."

"Nasib kita sama-sama menyedihkan ya, Ja. Gue yang mencintai dia tanpa restu dan terhalang keadaan, dia ada tapi nggak bisa gue gapai sepenuhnya. Begitupun elo, dia tahu perasaan lo dan perasaan lo juga terbalas tapi nyatanya semesta nggak mendukung kalian untuk bersama sekarang."

Senja menghentikan pekerjaannya dan berbalik menatap Reno yang sedang berbaring disofa miliknya.

"Apa yang terjadi dimasa sekarang bisa aja berubah tergantung sama pilihan yang lo jalani sekarang. Cukup lakuin hal yang menurut lo benar, karena masa depan ada ditangan lo sendiri bukan ditangan orang lain. Dan yang berhak untuk menentukan jalannya cuma diri lo sendiri, selagi masih ada kesempatan dan waktu kenapa harus mundur. Seenggaknya kita udah berjuang demi cinta, untuk hasil akhirnya serahkan pada sang pemilik takdir."

Terdengar hembusan napas Reno yang cukup keras, "Ya. Seenggaknya kita udah berjuang."

🌌🌌🌌

Seorang gadis tengah meringkuk dalam duduknya disebuah sudut kamar, badannya gemetar, rambutnya berantakan, pakaian yang ia kenakan pun tak kalah berantakan.

Dihadapan gadis itu ada seseorang yang berdiri menjulang dengan wajah menakutkan, juga sebuah ikat pinggang berada digenggamannya.

"Berdiri, Larissa." Ucapnya penuh penekanan. "Berdiri anjing!" Bentakan kasar terlontar dari bibirnya.

Larissa terlonjak kaget dan bergegas berdiri mengikuti perintah Laras dengan kaki yang sudah penuh luka cambukan.

Belum sempat Laras kembali membuka mulutnya tiba-tiba saja dering ponsel Larissa mengalihkan perhatian mereka berdua.

'Jangan sekarang. Kumohon jangan sekarang.' Rapal Larissa dalam hati. Ia tahu siapa yang tengah menelfonnya saat ini, ia pastikan juga jika Laras mengetahuinya maka habislah sudah Larissa hari ini.

Senja || Huang RenjunWhere stories live. Discover now