Chapter 2 - Karma dan Manami

157 12 0
                                    

Walaupun Nagisa dan Kaede berkata bahwa sebaiknya Karma memastikan perasaan Okuda yang sebenarnya, bukan berarti itu hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi untuk seorang Karma. Memang dia orang yang jahil, cukup kejam dalam kejahilannya, sekaligus terkadang tak pernah pandang bulu bila ada hal yang membuatnya jengkel, sampai membuat mereka babak belur, tapi soal perasaan atau hubungan cinta, Karma bukanlah ahlinya. Memberi pelajaran dan berkata pedas merupakan keahliannya.

Karma mengatakan kebenaran bahwa Takebayashi dan Okuda sering bersama untuk berbagai macam kegiatan, mulai dari mencari buku, makan siang bersama, hingga pergi dinas bersama yang diajukan perusahaan. Itu bukan hal yang aneh, karena mereka teman sekelas dengan satu kesukaan yang sama.

Okuda Manami memang tidak seperti kebanyakan perempuan yang dia kenal di kelas 3-E ataupun di lingkungan kerjanya sekarang. Dia tidak takut dan tidak pernah merasa bahwa Karma itu menyeramkan. Dia nyaman bersama Karma dan menikmati banyak obrolan dengan lelaki itu, makanya Karma pun turut merasa nyaman karena Okuda memberikannya lingkungan yang seperti itu. Hanya sedikit orang yang berhasil membuatnya begitu.

Dan itu pun menjadi salah satu alasan Karma jatuh hati pada gadis itu.

Karma tidak memiliki janji ataupun sempat mengirimi perempuan itu lebih dulu untuk bertemu dengannya. Kali ini, dia tidak sengaja bertemu dengannya di sebuah toko buku tak jauh dari perusahaan Takebayashi dan Okuda bekerja untuk mencari sebuah buku yang berkaitan dengan projeknya yang baru. Karma dipilih menjadi pemimpinnya dengan satu orang wakil sebagai cadangan perihal projek itu. Karma tidak menyadari kehadiran perempuan itu sebelum dirinya memanggilnya dengan suara riang bahagia.

"Buku ini bagus juga-"

"Karma-kun?"

"Ng?" Surai merah itu mendongakkan kepala ketika namanya dipanggil dengan nada seperti itu. Dia menoleh dan mendapati seorang perempuan dengan kacamata bertengger di atas hidungnya, rambut panjangnya yang berwarna ungu gelap itu dikepang satu ke depan, dan senyuman polos dan gugup yang ditunjukkan di wajahnya.

"Ternyata benar, Karma-kun!" Okuda Manami tertawa kecil mendapati reaksi Karma yang mematung. "Walau berbeda gaya rambut, saya tetap bisa mengenalimu ya."

Karma menahan degupan di dadanya yang tiba-tiba muncul saat ekspresi, senyuman, dan suaranya terarah hanya padanya. Walau begitu, Karma yang jago dalam menjahili dan menutupi banyak hal dari teman-temannya sendiri pun menyunggingkan senyuman.

"Okuda-san, sudah lama sekali!" Karma tersenyum semakin lebar. "Tumben sekali melihatmu disini!" Karma menutup buku yang sedang dibacanya tadi.

"Itu ucapanku, Karma-kun. Kau sangat sibuk sekali bukan?"

"Eehh? Benarkah? Kemarin saja Takebayashi dan Okuda-san tidak datang ke reuni." Karma menyerang perempuan itu seperti biasanya ketika dirinya yang jarang mau kalah ini tidak membiarkan Okuda sekalipun mengalahkannya.

"Ah, untuk itu," Okuda tertawa kecil, ada kegugupan yang lebih dibandingkan sebelumnya. "Projek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan dipegang olehku dan Takebayashi-kun. Makanya lebih baik diselesaikan lebih cepat agar waktu libur pun panjang." Okuda tersenyum dengan rona merah di wajahnya. "Sayang sekali rencana kami itu bertabrakan jadwalnya dengan reuni kelas."

Karma hanya mengangguk saat Okuda menjelaskan. Dia memainkan satu kepangnya itu sebagai tanda mengurangi kegugupannya. Padahal hanya Karma yang sedang dia hadapi.

"Syukurlah, kalau projeknya sudah selesai."

"Ng! Melelahkan, tapi hasilnya cukup memuaskan!" Okuda tersenyum lebar kini, tidak ada kegugupan lagi. "Karma-kun datang ke reuni?"

Blind - Karma x ManamiWhere stories live. Discover now