DARK CROWS : 01

1.9K 138 16
                                    

"Dark! Tunggu aku!!!" teriak Velo berlari cepat menuju depan pintu rumah Dark dan membuka pintu itu secara tak manusiawi, orang tua Dark terjengat kaget dan mengelus dadanya. Velo yang tanpa dosanya terus berlari tak menyapa bahkan salim pun dilupakannya. Sedangkan yang diteriaki tak kunjung memberhentikan langkahnya, malah nyelonong masuk ke kamarnya.

"Apa?" tanyanya seraya menyimpan tasnya di sofa dikamarnya.

"Ayo bermain" ajak Velo yang bahkan samasekali belum pulang kerumahnya seusai pulang dari sekolahan. Ash- oke, ini memang sering terjadi padanya. Dark samasekali tidak risih dengan kelakuan teman yang satunya ini.

Menggeleng "Ganti" ucapnya membuka kancing baju seragam SMPnya. Velo tak mendengarkan tuturan Dark yang menyuruhnya pulang dan mengganti bajunya. Yaaa karena besok bajunya harus di gunakan lagi.

Velo malah merebahkan tubuhnya di atas ranjang sprei hitam milik Dark dan mengguling-gulingkan tubuhnya kesenengan. Dark yang melihatnya hanya menghela napasnya. Dan beralih duduk dimeja belajarnya tangannya bergerak membuka laptop.

"Dark"

"Hm?"

"Kenapa kau sangat suka sekali warna gelap seperti ini? Ini menyeramkan- hawanya juga terasa sangat dingin" celetuk Velo namun lebih ke arah bertanya.

Matanya melihat sekeliling isi kamar sahabatnya. Dimulai dari foto-foto yang tergantung, itu menyeramkan. Barang-barang yang tertempel dan bahkan ada yang tertata rapi di etalase.

Velo mengerti dan tau jika temannya itu sangat suka membaca novel. Sehingga banyak buku juga barang-barang aneh. Namun yang dikhawatikannya adalah dia- suka membaca novel bergenre action, pembunuhan dan bahkan sampai pembantaian pada masa lampau. Ada satu buku tebal yang selalu dibacanya, tapi Velo tidak tau buku apa itu. Tapi menurutnya itu normal-normal saja. Toh, Velo juga suka dengan genre-genre itu.

"Dark?"

"Hm?"

"Sialan kau! Aku bertanya!" marah Velo mendudukkan dirinya diatas ranjang

Dark menutup laptopnya dan beralih melangkah ke arah Velo yang masih setia menyilangkan tangannya di dada.

"Namaku Dark Crows. Seharusnya kau tau" Velo pusing dengan ucapan Dark dan sempat mengerutkan keningnya. Dia berpikir keras

"Ya- aku tau namamu Dark, lalu apa?" pusingnya. Otaknya bekerja keras mencoba menyaring apa yang diucapkan Dark, namun berhenti ditengah-tengah.

"Mau ikut?" tawar Dark duduk disamping Velo. Seketika Velo pun menatap binar dan menggerakkan alisnya, mengisyaratkan 'kemana?'

"Ganti dan ikut saja, jangan banyak bertanya" ujarnya berdiri meninggalkan Velo yang hanya menatap kesal




-




"Woah, Dark kenapa kau mengajakku kemari?" entah kagum atau bagaimana Velo mengekspresikannya

"Ash- ini menakutkan, kau mengingatkanku saat kau melakukan itu" cicit Velo saat melihat salah satu burung hitam memutar-mutar diatas kepalanya sambil membunyikan suaranya.


Gak

Gak

Gak


"Dia menyukaimu" ujar Dark menatap wajah Velo tanpa ekspresi

"Kau gila! Burung menyukaiku? Kau menjatuhkan harga diriku" cetusnya berjalan menghindari burung itu yang masih memutar diatas kepalanya.

Tetap saja, burung yang di mitoskan sebagai lambang datangnya makhluk astral atau sebagai pengantar kematian dan bahkan sampai dikatakan burung yang membawa kesialan. Velo tak sebegitu besar mempercayai mitosnya, hanya saja- ngeri juga jika mendengarkan mitos yang tersebar itu. Terlebih, suara yang terdengar seperti di film-film horor, dia bisa dengarkan dengan langsung.

Dark Crows (BL) HIATUSOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz