Chapter 19 | Tangisan Rindu

112 34 3
                                    

Zayed berjalan mondar-mandir. Saat ini, dirinya merasa sangat cemas dengan keadaan Rahaf. Kedua kakinya berjalan menyusuri setiap tenda pengungsian.

Hingga kedua telinganya mendengar suara is akan kecil di balik tenda berwarna hijau tua. Zayed berjalan cepat. Lalu, mulai membuka tirai tenda tersebut.

Terlihat, bocah laki-laki dengan kepala yang bersembunyi di lipatan kedua tangannya. Bahunya berguncang. Disisi kirinya, seorang wanita bercadar tengah berbicara kepada bocah itu.

Zayed mendekat. Lalu, berjongkok di sebelah kanan tubuh bocah itu. Tangannya mengelus lembut surai hitam itu. “Hey, kenapa jagoan baba menangis? hmm..

Seketika, bocah itu mendongak. Lalu, mulai memeluk tubuh Zayed. Zayed mengelus punggung bocah laki-laki itu dengan lembut. Ya, dia adalah Rahaf.

“Berceritalah agar hatimu tenang.. ”

Rahaf mendongak. Menatap manik mata cokelat milik Zayed. “A-aku.. rin-du a-ayah d-dan i-bu. K-kenapa me-re-ka ti-dak menga-jakku per-gi? A-aku me-rindu-kan me-re-ka.. k-kapan a-aku b-bisa ber-te-mu me-re-ka, baba?

Zayed terdiam. Tangannya berpindah mengelus surai hitam Rahaf. Lalu, bibirnya mengecup singkat kening bocah itu. “Hey, dengar.. kau pasti bisa bertemu mereka lagi.. Baba yakin. Jadi, jangan sedih.. Ayah dan ibu pasti juga merindukanmu.. jika rindu, kau bisa mengunjungi mereka dan mendoakan mereka. Baba yakin, kau adalah anak yang kuat! Jadi, jangan bersedih. Okey? Bukankah kau ingin menjadi seperti baba? Menjadi pelindung negeri ini? ”

Rahaf mengangguk pelan dalam dekapan Zayed. “Jadi, kau jangan menangis lagi. Kau anak yang kuat.. kau adalah anak yang hebat. Tunjukkan pada dunia, bahwa kau mampu menjadi pelindung negeri kita, Palestina! Apa kau sanggup? ”

Rahaf melerai pelukan tersebut. Lalu, mengangguk tegas. Dia mengangkat kepalan tangannya ke atas. “Aku pasti bisa meraih impianku, benar begitu baba? ”. Zayed mengangguk seraya tersenyum.

“Ayah.. Ibu.. Rahaf akan membuat kalian bangga!! Rahaf akan mewujudkan impian Rahaf menjadi tentara Hamas!! Rahaf yakin, Rahaf bisa!! Allahu Akbar!!! ” teriak Rahaf dengan sangat antusias.

Zayed tersenyum lebar. Kini, hatinya telah lega. Rahaf kembali tersenyum dan bersemangat seperti biasa.

Kedua mata cokelatnya menatap wanita bercadar tadi. Zayed hanya tersenyum simpul. Wanita itu yang melihatnya, memalingkan wajahnya ke arah lain.

Baba.. Apakah baba akan bertugas lagi? ” tanya Rahaf dengan sendu.

Zayed mengangguk pelan. Kedua tangannya memegang pundak kecil Rahaf. “Baba akan bertugas di Tepi Barat sekitar satu minggu. Untuk sementara, kau tinggallah disini.. jaga dirimu baik-baik. Baba akan kembali lagi kesini untuk menjemputmu.. In Syaa Allah”

Rahaf menatap Zayed dengan linangan air mata. Kemudian, dia mendekap erat Zayed. “Ku mohon, kembalilah dengan selamat, baba.. ”. Zayed membalas pelukan tersebut.

In Syaa Allah.. do'akan baba”

oOo

Zayed membenarkan posisi duduknya. Saat ini, dirinya tengah bersama seorang wanita bercadar tadi di depan tenda. Sedangkan Rahaf telah tertidur pulas. Keheningan tercipta diantara mereka berdua. Tidak ada salah satu diantara mereka yang memulai pembicaraan.

“Haura, bisakah kau membantuku? ”

Haura menoleh. “Apa yang bisa ku bantu? ”. Zayed terdiam. Netra matanya menatap lurus ke depan.

“Tolong, jaga dan rawat Rahaf dengan baik selama aku pergi.. jika aku tidak kembali, ku mohon.. beri Rahaf sedikit pengertian.. bahwa dia bisa bertemu denganku lagi di surga.. ”. Haura terdiam. Setetes air mata keluar dari sudut matanya. Dengan cepat, dia menghapus air mata itu.

Haura mengangguk. “Akan ku penuhi permintaanmu.. Jaga dirimu baik-baik.. kami menunggumu kembali dalam keadaan selamat.. ”

Zayed menoleh sekilas. Lalu, mengangguk pelan. “Zayed, bolehkah aku bertanya sesuatu? ”

“Katakanlah! ”

Haura menghela nafas. “Menurutmu.. Apakah salah jika kita mencintai seseorang sebelum adanya ikatan pernikahan? ”. Zayed menoleh. Lalu, menggeleng pelan.

“Cinta itu fitrah dari Allah. Kita tidak tahu.. kepada siapa cinta itu berlabuh. Kapan cinta itu berlabuh. Tapi, cinta itu bisa juga menjadi fitnah.. jika kita menggunakannya dalam jalur kemaksiatan. Misal, berzina.. ” jawab Zayed dengan tenang.

“Cintai dia sewajarnya. Karena bisa jadi, orang yang kau cinta.. suatu saat, akan menjadi orang yang kau benci. Begitu juga sebaliknya.. Apa kau mengerti maksud ucapanku? ” tanya Zayed seraya menatap Haura.

Wanita bercadar itu mengangguk pelan. Kedua matanya menyipit pertanda bahwa dia tengah terseyum.

“Aku mengerti”

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang