tamu nggak diundang

24 6 0
                                    

Heejin nggak bisa cerita ke sahabat-sahabatnya kalo dia numpang mandi di apartemennya Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin nggak bisa cerita ke sahabat-sahabatnya kalo dia numpang mandi di apartemennya Jisung.

Bakal malu-maluin banget. Ditambah pikiran mereka pasti ke mana-mana deh.

Jisung juga nggak bakalan cerita ke siapa-siapa karena dia ngerti perasaannya Heejin.

"Nanti sore mandi lagi aja di sini," kata Jisung sebelum mereka berdua berangkat ke sekolah. "Daripada mandi di kamar mandi bawah, itu khusus buat petugas di sana kan?"

Heejin cuman tersenyum lemah. Dia berharapnya semoga tukang ledeng itu cepetan dateng aja deh.

Abis nggak enak ke Jisung-nya.

Pas Jungkook tau kalo air di apartemen mandi mati, dia terpaksa nggak pulang dulu ke sana dan akhirnya numpang mandi di kosannya Yugyeom.

Jungkook juga nggak kenapa-napa pas Heejin ngasitau kalo dia numpang mandi di apartemennya Jisung.

"Awas lu, jadi cinlok kalian ntar!" kata Jungkook entah bercanda atau nggak. Tapi nggak Heejin dengerin.

Dan sekarang Heejin lagi buka-buka Pinterest lewat hapenya di apartemen Heejin. Jam udah nunjukkin jam lima sore dan karena air masih mati, makanya Heejin mandi lebih awal daripada Jisung. Jisung masih setia mengenakan seragamnya.

Heejin mengetik di mesin pencari: 'Halloween costume ideas' di Pinterest.

"Lagi liat apa sih?" tanya Jisung pas dia mau ngambil segelas air di dapur. "Oh, kostum buat Halloween nanti ya?"

Cewek itu mengangguk, "Kamu udah tau mau pake apa nanti?"

Jisung minum beberapa teguk kemudian menggeleng, "Belum. Gue juga bingung mau pake kostum apa."

TOK TOK TOK!

"Han Jisung, bukain pintunya dong!"

"Jisung-ah, main yuk!"

Terdengar gedoran pintu dan suara beberapa anak cowok di depan pintu apartemen Jisung.

Jantung Heejin mencelos. Begitu juga dengan Jisung. Dia masalahnya nggak tahu kalo temen-temennya bakalan ke sini buat main.

Dan dia nggak tahu siapa aja yang dateng ke apartemennya. Alias mendadak banget.

Sementara itu di dalem Jisung dan Heejin heboh sendiri.

"Di kamar! Sembunyi di kamar!" bisik Jisung. Heejin langsung nurut dan masuk ke kamar Jisung.

Baru aja dia mau nutup pintu itu, Jisung ngomong pelan lagi, "Ntar jangan bikin suara apapun. Bawa hape kan? Nanti gue chat kalo mereka udah pada pulang."

Cewek itu mengangguk sebagai jawaban. Nggak lupa dia mengunci kamar itu.

"YUHUUU, ANYBODY HOME?"

"Berisik banget dah," kata Jisung sebelum bukain pintu.

Pasti di antara yang dateng ada Hyunjin dan Yongbok—Felix. Nggak tahu deh yang lainnya siapa lagi soalnya suaranya kayak banyak tadi.

Klek!

"Heyyyy, whatsuppppp, brooo?" sapa Hyunjin sok Inggris.

Kok bisa ya seorang Yeji bisa jatuh hati sama cowok ini? Tapi Heejin harus akui sih kalo wajah mereka tuh mirip banget. Yah, berarti mereka jodoh lah ya.

"Lama banget dah lu bukain pintunya," kata Eric ngomel-ngomel. Heejin langsung ngenalin suara cempreng pak ketuanya ini.

"Whoah, rapi juga apartemen lu, Sung," ujar Yongbok sambil mengamati sekeliling.

"Hahaha, iyalah. Kalian mikirnya gue seberantakan dan sekotor itu ya?" tanya Jisung pamer.

"Iya," jawab Jeno jujur banget.

"Mendadak banget anjir kalian datengnya, gue sampe bingung dah," kata Jisung.

"Ini semua usulnya si Haje nih. Dia yang ngajakkin kita semua buat main ke tempat tinggal lu yang baru," cerita Eric.

Hmm, dasar Hyunjin.

Yongbok menghempaskan tubuhnya di atas sofa. "Oh ya denger-denger lu tetanggaan sama Heejin?"

Mendengar namanya disebut-sebut, Heejin segera nempelin daun telinganya di pintu biar kedengeran.

"Ehey! Ada sendal pink nih!" kata Hyunjin jail banget sambil makein sendal itu di kaki besarnya.

Di dalam kamar, Heejin menjitak kepalanya karena dia bener-bener lupa nyembunyiin sendal boneka miliknya.

"Itu punya kakak gue, kemaren dia main ke sini terus kelupaan deh."

Jisung pinter banget ngelesnya. Tapi untung temen-temennya langsung percaya.

"Yep, Heejin tetanggaan sama gue," jawab Jisung ikut leyeh-leyeh bareng yang lain.

"Gimana anaknya? Baik kan?" tanya Yongbok.

Jisung mengangguk, "Baik kok."

Oke, Heejin pengen jerit-jerit saat itu juga. Hatinya berbunga-bunga sekarang.

Nggak, nggak. Jangan mikir itu dulu.

Tempat teraman untuk sekarang ini adalah kamar Jisung. Kamar yang dipasang wallpaper warna netral itu wanginya ciri khas cowok itu banget.

Perpaduan antara wangi kopi dan cengkeh.

Enak banget pokoknya. Heejin aja pengen lama-lama di sini.

Sementara cowok-cowok pada main uno stacko yang super berisik itu dan beberapa kali Heejin jantungan ngedenger mereka teriak-teriak serasa di hutan rimba, cewek itu nggak berani berbaring di tempat tidur Jisung karena simple; karena ranjang itu punya Jisung.

Maka dari itu sambil nunggu temen-temen Jisung pulang, Heejin pun liat-liat meja belajar Jisung yang nggak rapi itu.

Secara akademik sih Jisung biasa-biasa aja alias medium. Nggak bodo juga nggak pinter-pinter amat. Dia beberapa kali bolos kelas dan lari ke rooftop sekolah sih kata Yeji.

Tapi karena ketutupan sama kepopulerannya, prestasi akademik Jisung ke-cover sama achievement dia di basket.

Tatapan Heejin terhenti saat dia melihat sebuah foto dia, kakak ceweknya, mama, dan papanya berdiri di Menara Twin Tower, Malaysia.

Nggak hanya itu, Heejin tertawa kecil ngeliat foto Jisung waktu masih kecil. Kacamata dan culun banget. Ini nih fotonya:

"Kiyowo," ujar Heejin pelan sambil ngembaliin foto itu ke tempatnya lagi.

"Sung, gue numpang tidur di kamar lo boleh? Gue ngantuk euy," kata Hyunjin seraya menguap lebar. Heejin buru-buru menoleh.




Udah aku kunci kan kamarnya?

Beneran aku kunci kan tadi?

The Boy Next Door - Heejin & Han ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang