latihan

28 5 0
                                    

Pulang sekolah, Heejin dan Jisung belum dibolehin pulang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Pulang sekolah, Heejin dan Jisung belum dibolehin pulang. Mereka ada latihan masing-masing buat lomba.

Tapi bedanya, mereka ada di lapangan yang berbeda. Jisung di outdoor, sedangkan Heejin di indoor.

Seolhyun, pelatih cheers, absenin mereka satu-satu, ngasih pengumuman tentang lomba, dan terakhir, meminta mereka untuk pemanasan dulu. Pemanasannya juga nggak kaleng-kaleng. Push up, sit up, dan back up masing-masing tiga puluh kali.

Untung pagi-paginya Heejin masak lumayan banyak buat dirinya karena latihan cheersnya bakalan lama banget.

"Kok pada lemes? Ayo mana semangatnya?" tanya Seolhyun berteriak waktu anak-anak cheers pada lumayan lemes buat ngelakuin back up. Serasa wamil aja ya.

Karena ini latihan pertama, pasti Seolhyun ngasih latihan sekitar dua setengah jam. Begitu udah sering latihan, nanti Seolhyun kasih dua jam aja.

"Haduh, baru segini aja gue capek...," keluh Gowon yang udah banjir keringet. Dia memperkuat ikatan rambutnya.

Yeji yang paling cepet ngelakuin pemanasannya, mengikat tali sepatu kedsnya biar kenceng, dan langsung kembali ke posisi dia di cheers yaitu sebagai back.

Setelah anak-anak cheers pemanasan, mereka kembali ke posisi mereka masing-masing. Total anak cheers yaitu 15 orang; 3 orang fly termasuk Heejin, 3 orang back, 3 orang front base, dan 6 orang spotters.

"Oke, nah sekarang kita—"

Belum sempat Seolhyun meneruskan, pelatih basket masuk ke lapangan indoor diikuti oleh anak-anak basket.

"Haiyah, ada anak basket!" keluh Nancy pelan.

"Ih gapapa tau, bisa cuci mata," kata Yeji yang manik hitamnya celingak-celinguk nyariin sang pujaan hati yaitu Hyunjin.

Heejin sih sebenernya nggak suka kalo ada anak basket di sini karena anak-anak cheers pasti digodain dan diliatin sama anak cowok.

Tapi begitu ngeliat Jisung dan Jisung juga lagi ngeliat dia, Heejin jadi semangat lagi.

Jisung pake baju jersey warna navy, nomor punggungnya adalah 14.

"Heejin!" panggil Jisung yang langsung dicie-ciein sama anak cheers dan basket tentunya.

"Eh cie-cieeeeee...."

"Bentar lagi ada yang mau jadian nih!" kata Nancy nimbrung.

"Ih apaan sih, Nancy!" kata Heejin bersemu.

"Pasti hujan, soalnya di luar tadi mendung," kata Seolhyun. "Oke! Kita lanjut ya!"

Anak cheers nggak terlalu makan tempat. Mereka bisa latihan di depan bangku penonton. Nah kalo anak basket, mereka perlu latihan satu full lapangan indoor itu.

"Heejin, kakinya kunci jangan lupa!" teriak Seolhyun pas Heejin udah diangkat ke atas. "Begitu juga dengan Nako dan Shuhua!"

"Iya, Kak!" jawab 3 orang flyer itu bersamaan.

"Jin, buset lu ringan banget," kata Kim Hyunjin yang bertugas jadi back.

Yah, karena justru jadi flyerlah tanggung jawabnya paling gede di cheers, Heejin jadi jarang makan.

Dia takut berat badannya naik dan temen-temennya pada kesusahan ngangkat tubuhnya.

Perihal dia jarang makan, belum dikasitau ke siapapun. Bahkan sahabat-sahabatnya dan abangnya pun, mereka nggak tau. Tapi sejauh ini, Heejin baik-baik aja tuh.

Anak-anak basket lagi pada istirahat sekarang. Mereka ngambil minum, ngusap keringat pake handuk kecil, sambil nontonnin anak cewek cheers.

Han sedikit takjub waktu ngeliat Heejin ada di atas.

Nako ambruk ke matras karena dia kurang keseimbangan. Sontak timnya pada nolongin.

Karena nggak fokus ngeliat Nako jatuh, Heejin juga ikutan jatuh. Han jadi kaget. Yang bertahan hanyalah timnya Shuhua.

"Ayo, bangun lagi," kata Seolhyun menyuruh Nako dan Heejin bangkit lagi. Akhirnya tim Nako dan Heejin bisa bertahan sama kayak timnya Shuhua, abis itu Seolhyun mengajak tiga orang flyer tadi buat ngobrol. Sedangkan anak cheers lainnya istirahat.

Jisung nggak bisa denger apa yang mereka omongin karena jauh juga. Dan cuman bisa ngeliatin punggung Heejin aja karena cewek itu berdiri membelakanginya.

Dua jam setengah pun berlalu. Kini anak-anak basket dan cheers bersiap-siap untuk pulang.

"Nanti diingat-ingat lagi ya gerakannya dan harus tetep fokus, terutama buat Heejin, Shuhua dan Nako," kata Seolhyun sebelum mereka pulang.

Beruntungnya hujan juga udah reda waktu mereka semua mau pulang.

"Heejin!" panggil Jisung yang wajahnya keringetan, tapi nggak tau kenapa ngeliat dia keringetan tuh gantengnya nambah. "Gue anterin pulang lagi ya."

"Oh, oke," kata Heejin. "Temen-temen, aku—"

Belum selesai Heejin ngomong, Gowon udah bilang, "Ya ya ya, kita udah tau kok, Jin!"

"Sana, dijemput sama pangeran," ledek Nakyung.

"Jangan ngebut-ngebut ye, Sung! Baru beres ujan nih!" pesen Yeji.

"Iya siap!" kata Jisung nyengir dan membawa Heejin keluar dari lapangan indoor.

"Lo nggak papa pas jatuh tadi?" tanya cowok itu sesampainya mereka di lapangan motor.

"Hah? Kamu ngeliat aku jatuh?" Heejin balik bertanya. Jisung mengiyakan. "Nggak kok, nggak sakit. Cuman memar aja lututnya tapi cepet ilang kok."

"Nanti pas nyampe apartemen, langsung diobatin. Takutnya jadi biru," kata Jisung. "Oke?"

Heejin ketawa, "Kamu kayak mamaku tau, dia juga cerewet."

Jisung mau nggak mau ikut ketawa juga. Dia merhatiin tulang selangka Heejin yang terlihat jelas.

Ngeliat badan Heejin yang kurus itu pasti gara-gara latihan cheers yang berat ini. Apalagi posisinya penting yaitu jadi flyer.

Cowok itu jadi inget kenapa Heejin mau jadi flyer. Dan dia bilang, "Nggak ada satupun anak cheers yang mau jadi flyer soalnya beresiko tinggi."

"Akhirnya Kak Seolhyun-lah yang pilih. Aku sebenernya pengen jadi front base, tapi gapapalah jadi flyer, nambah pengalaman juga."


The Boy Next Door - Heejin & Han ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora