26. Selepas Ujian

370 36 5
                                    

Happy reading ❤️

Seluruh siswa bernapas lega, sebagian dari mereka sudah keluar dari ruang komputer. Hari ini, hari terakhir mereka mengerjakan tryout. Shakila melangkahkan kakinya keluar ruangan, hawa panas mulai menyapanya. Tadi didalam Shakila sempat kedinginan karena ruang komputer menggunakan AC, berbeda dengan kelas yang hanya memakai kipas angin.

Shakila merentangkan tangannya, menghirup udara bebas dari luar. Pikirannya sedang berperang, ia merasa senang dan lega ujian yang menguras otaknya ini sudah selesai, tapi disatu sisi ia merasa cemas, takut hasilnya tidak akan sempurna. Mengingat ia tidak belajar dengan benar.

“Akhirnyaaaa selesaiiii! ” seru Keysa keluar ruangan membuyarkan lamunan Shakila.

“Iya lega banget gue,” sahut Nathania mendadak muncul diantara mereka berdua.

“Pengumuman nilainya kapan?” tanya Shakila cemas, tapi ia masih bisa mengontrol raut mukanya.

“Nanti malam udah keluar kok,” sahut Nathania menjawab.

“Yaelah Kil, sans aja. Baru selesai nih, jangan mikir kesitu,” tutur Keysa merasa kesal karena ia baru saja merasa senang.

Shakila berdehem, hatinya tidak bisa senang. Takut ayahnya akan memarahinya nanti.

“Eh, ke patung kuda yuk! Katanya ada bazar. Lumayan, 'kan buat refreshing!” ajak Keysa pada kedua sahabatnya.

“Gak!” sahut Shakila cepat. Ia malas, nanti pastinya akan sangat ramai di sana, ia tidak menyukainya.

“Gak asik Lo, Kil!” seru Keysa kesal.

Nathania menepuk pundak Shakila pelan. “Ayo Kil, biar gak tengang. Urusan nilai, dipikir belakang aja.”

Nathania menatap Shakila dengan senyum mengembang seolah memberi kepastian pada sahabatnya yang tengah dilanda kecemasan. Nathania berusaha meyakinkan Shakila.

“Nah, bener tuh,” timpal Keysa setuju.

Shakila berdecak kecil, ia menimang nimang ajakan sahabatnya itu. Ia pikir jika ia pulang sekarang, ia bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang nantinya jika nilainya tidak memuaskan, setidaknya Shakila sudah ikut bantu bantu meringankan beban bundanya di rumah. Shakila hanya mengantisipasi.

“Ayo, weh, kebanyakan mikir!” protes Keysa menaruh lengannya dibahu Shakila.

“Katanya sih, Kil, disana juga bakalan ada bazar novel. Nah, 'kan Lo suka? Gimana?” tawar Keysa masih mencoba membujuknya.

“Hayukk,” Nathania merangkul pundak Shakila sebelah kiri, lalu tersenyum.

“Lagian Kil, taman Patung Kuda, 'kan dekat sama perumahan yang lo tinggalin, 'kan?”

Shakila memutar bola matanya malas, ia menatap kedua sahabatnya yang sudah merangkulnya dengan senyum antusias. “Iya-iya. Gue ikut,”

“Yeay!!!” seru mereka berdua merangkul Shakila sambil berlari.

Suara sahut menyahut mulai Shakila dengar, saat sudah sampai di taman Patung Kuda. Ia mulai berdesakan dengan orang-orang yang juga ada disini, sepertinya bazar yang diadakan sangat lengkap, buktinya ada baju baju yang dijual murah, ada kosmetik, buku buku bekas juga ada aneka macam makanan.

“Kita kemana dulu, nih?” tanya Nathania menatap taman yang di penuhi lautan manusia.

“Ke bazar novel,” balas Shakila, matanya sedari tadi menatap tumpukan buku yang ada di bazar.

“Yaudah ayo,”

“Kalian duluan aja guys, gue ke toilet bentar,” lontar Keysa

“Ditemenin dulu gak?” tawar Nathania

Trauma (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang