Bagian 24 : Sebenarnya Ada Apa?

Comincia dall'inizio
                                    

"Hebat juga ya Ken kita bisa pakai topeng yang orang lain ga tau apa yang ada di balik topeng kita."

"Ya, topeng yang punya dua sisi," mereka berdua tersenyum pahit.

Mereka berdua sudah sampai tepat tepat di depan Rumah Sakit Cahaya Kasih. Ken langsung menempatkan mobilnya ke parkiran.

"Ayo The, kita masuk."

"Yuk."

"Tapi inget, jangan sampai lo sama Andrew buat keributan ya. Ini di rumah sakit loh," ingat Ken.

"Iya-iya. Gue bakal tahan."

"Good. Gitu dong." Ken mengacak-acak rambut Thea.

"Ihh Ken! Lo mah kebiasaan! Hobi banget kayanya ngacak-ngacak rambut!"

"Hahaha, maaf deh."

Begitu Ken sampai di depan pintu kamar tempat papanya dirawat, tepat sekali dokter yang menangani papanya, keluar untuk menangani pasien yang lain. Ia terkejut karena ternyata dokter yang menangani papanya ialah dokter yang sama waktu Ken mendonorkan darahnya untuk Andrew. Ken hanya bisa berharap, semoga dokter tersebut tidak mengenalinya dan memberitahu hal tersebut.

"Loh, Ken? Kamu disini juga?" sapa dokter tersebut, dan Kintan yang sedang duduk tepat di pintu kamar langsung mendongak.

Ken yang mendengar sapaan dari dokter tersebut, berdiri gugup. Thea yang melihat pergerakan aneh dari Ken mengernyit heran.

"Ken? Lo kenapa?" tanya Thea memastikan.

"Ah, gapapa The."

"Beneran?"

"I...Iya."

Thea tak segampang itu untuk langsung percaya dengan perkataan Ken barusan. Ia pasti tahu, Ken menyimpan sesuatu. Sudahlah, nanti saja ia suruh Ken untuk bercerita yang terjadi sebenarnya.

Kintan yang langsung mendongak sinis ke arah Ken tidak berkata apa-apa. Dirinya sudah tidak mood untuk berdebat dengan seseorang, maka dari itu ia hanya memasang reaksi sinis dan tidak senang dengan kehadiran Ken. Tapi dirinya juga heran, kenapa dokter nya mengenal Ken. Padahal, ia tidak pernah mengenalkan Ken kepadanya. Ia hanya tahu, bahwa dokter yang menangani Bara hanya punya anak satu anak saja.

"Iya dok, saya disini juga. Soalnya kebetulan ada urusan di rumah sakit ini juga." Ken langsung menghampiri dokter tersebut dan mendekati nya diam-diam.

"Oh begitu, saya kira ada urusan untuk And.."

Tepat sekali, saat sang dokter ingin mengatakan nama Andrew, Andrew baru datang dari rooftop rumah sakit. Ia mengernyit heran karena dokter tersebut langsung menoleh ke arahnya dan Andrew juga mendengar samar-samar dokter tersebut ingin menyebut namanya.

Ken yang mendengar dokter nya ingin menyebut nama Abangnya langsung panik. Dengan sopan, ia menarik lembut tangan dokter nya untuk pergi menjauh dari kehadiran Mamanya dan Andrew agar tidak ada yang mendengar.

"Dok, maaf kalo saya lancang narik-narik tangan dokter. Tapi saya mohon ya dok jangan beritahu siapapun tentang saya yang mendonori darah untuk Andrew saat itu. Saya mohon ya dok.."

"Tapi kenapa Ken? Bukannya perbuatan kamu itu sangat mulia? Dan mereka berhak mengetahuinya, agar mereka tahu ada orang yang berhati baik seperti kamu," ucap dokter tersebut.

"Ngga dok, saya gamau aja mengerjakan sesuatu tanpa orang lain tahu biar diri saya aja, dokter dan Tuhan yang tahu. Saya mohon." Ken tetap pada pendiriannya.

"Iya saya tahu Ken, tapi apa salah nya mereka tau itu? Pasti mereka sangat senang ada orang baik seperti kamu yang sangat berjasa menolong hidup mereka."

Devil PsychoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora