Chapter 5. Fate

1 0 0
                                    

Sudut ruangan yang gelap, orang itu melihat jadwal kegiatan yang akan diadakan oleh kampus.

"Sebentar lagi akan ada jelajah alam. Verren paling suka acara seperti itu. Murderous boy harus tahu tentang hal ini!!" ujarnya lalu bersiap mau mengirim pesan singkat ke Jhon lewat aplikasi chat. Belum saja dia mengirim pesan, ada panggilan yang tak tertera nomornya bahkan tak bisa dia lacak.

Penasaran siapa yang menelepon Anon mengangkat telfonnya. Tak lupa dia memakai alat pengubah suara menjadi suara yang tak bisa dilacak.

"Halo." Ujarnya singkat.

"Hey hoo halo misterious boy ...." sahut suatu suara yang tidak dia kenali. Tidak jelas suara cewek atau cowok.

Anon terkejut. Bagaimana bisa orang misterius itu tahu nomor barunya untuk menyelesaikan misi "membunuh" mantannya yang dia benci, Verren.

"Siapa?" ujarnya singkat dan dingin. Berusaha menyembunyikan kekhawatiran dan kecemasannya.

"Hahaha lu ga perlu tahu siapa gue. Lu cukup dengerin gue. Jangan lakuin hal macem-macem, karena gue tau semua hal tentang lo. Gue bisa aja masukin lo ke penjara karena berniat menghilangkan nyawa manusia, atauuuuu lu bisa juga dihukum mati."

Anon terdiam tegang, dia meneguk air liurnya sendiri.

"Apa mau lu?" ucapnya berusaha tetap tenang.

"Jangan perlibatkan Jhon dalam masalah besar hanya karena lu mau bunuh mantan lu!" ujarnya tenang.

"Cuma itu?"

"Kalo lo ada bantuan apa-apa lo harus hubungin gue. Gue bersedia nolongin lo, masalah mantan lo itu." Jelasnya lagi.

Anon terdiam.

"Sebut aja gue Mystery Girl. Anin juga boleh kok."

"Anin?" ujar Anon bingung.

"Ya, Anin! Anin adalah versi cewe dari Anon." Jelasnya yang terdengar menyebalkan bagi Anon.

"Omong kosong!", balas Anon lalu menutup telepon secara sepihak.

Anon menaruh hpnya kasar ke atas meja. Dia lalu meraup rambut pendeknya dengan kedua tangan. Kepalanya mengadah dan dia teriak tertahan.

Sungguh dia merasa frustasi. Ada orang yang mengetahui niat jahatnya. Dan firasatnya berkata cewek misterius atau si Anin akan banyak mengganggu pekerjaan dia. Ingin dia mengetahui identitas si cewek tapi itu adalah kemustahilan.

Pertama no telepon yang tak terdaftar, kedua pengubah suara yang membuat suaranya pasti berubah sekali, ketiga cewek itu terlalu cerdik.

"Sial! Andai gue tau siapa lu! Pasti udah gue bungkam mulut bocor lu itu!", makinya penuh kekesalan.

♡♥♡♥♡

"Jhon gue ikut lu ya? Gue bosen di rumah sendiri.", ujar Arif berjalan sambil mengikuti langkah kaki Jhon.

"Lu aja semester ini ga kuliah kenapa lu mau ikut gue?"

"Ya gue bilang kan gue bosen di rumah diem ga ada kerjaan? Tar gue gabut, tar gue malah acak acak rumah lo, tar gue abisin bahan persediaan kehidupan lo, tar .... ", bela Arif tak menyelesaikan ucapannya karena mulutnya ditutup oleh tangan Jhon terlebih dahulu.

"Berisik banget sih lu! Cerewetnya udah sama kaya cewek! Ya udah lu boleh ikut deh, tapi lu diem di kantin, jangan ngerusuh di kampus! Sampe gue di Skors gara-gara lu, gue usir lo dari rumah!"

"Siap ....." Tiba-tiba langkah kaki Arif terhenti. Membuat Jhon spontan ikut berhenti.

Jhon menegur, "Ada apa, Rif?"

Hard to BelieveWhere stories live. Discover now