Chapter 13. Trust

0 0 0
                                    

Milda dan Verren duduk ditaman. Cerahnya mentari menyinari melewati sela-sela daun. Angin sepoi-sepoi menggerakan sedikit rambut Verren. Rupanya mereka sedang membahas tugas perorangan bersama disana. Tiba-tiba

Suara bass mengalun dikedua telinga Verren dan Milda. Spontan mereka menengok ke sumber suara.

"Halo cantik, serius amat."

Entah mengapa Verren merasa bergidik mendengar Jhon berbicara seperti itu.

"Tau ga sih Rif, kemaren malem ini ada yang miss call ke gue loh." Sindir Jhon dengan nada jenaka. Namun tidak lucu bagi Verren.

Verren menarik ujung lengan Milda dan berbisik, "Mil ayo pergi. Gue merasa risih sama mereka."

"Sabar Ver. Biar gue hadapi." Balas Milda dengan berbisik juga. "Ada angin apa kalian datang kesini? Kalian ga mungkin mau ganggu Verren kan?"

"Gak, gue gak mau ganggu dia melainkan mau mengucapkan seseuatu hal yang penting." Sejenak Jhon mengambil nafas banyak banyak, "Gue suka sama lo."

Mendengar hal tersebut Milda, Verren maupun Arif terkejut bukan main.

"Jhon, gue mau ngobrol empat mata sama lo. Penting." Tekan Milda lalu menjauh dari Verren dan Arif.

Cukup lama mereka berbincang dan tentunya hal itu tidak diketahui oleh Verren maupun Arif.

"Ver, ayo kita pergi." Ujar Milda setelah selesai berbicara dengan Jhon. Dan mereka pergi.

"Ngomongin apa sih? Serius amat." Tanya Arif setelah keduanya menjauh.

"Cowok berengsek, sang mantan terakhir dia."

"Jadi sekarang lo mau apa?"

"Gue akan memberontak ke Anon. Karena gue yakin, sepertinya dia sang mantan terakhir yang diceritakan Milda."

"Kok bisa sih lu se yakin itu? Hal itu belum benar kan? Lagian emang cowok misterius itu benar-benar sang mantan terakhir? Bagaimana kalau itu adalah cowok lain?"

"Siapa pun mereka, akan gue lawan." Ujarnya serius.

Sementara itu Milda berjalan dengan cepat. Menyalurkan rasa gundah yang Ia rasakan.

"Milda, tunggu dong!"

"Sorry, sorry. Gue bener-bener ga kepikiran. Kenapa dia bisa suka sama lo."

"Ada benernya juga si omongan lo. Apalagi mengingat sikap gue dulu ke dia."

"Ver, gue ini benar-benar care sama lo. Gue gak mau kalo lo sampe kenapa-napa sama dia. Mungkin gue memang mau lo bisa menghilangkan trauma lo tapi..... kalo aja sampe dia macem-macem sama lo, gue ga akan tinggal diem begitu aja." Ujar Milda tak mengucapkan apa yang telah jadi buah pikirnya melainkan tetap menyimpannya untuk diri sendiri.

"Kamu boleh pacaran sama dia Ver, gue yakin dan percaya kalo dia orang yang baik walau...." potong Milda.

"Walau apa?" tanya Verren penasaran. Dia tak tahu pernah ada isu bahwa Jhon adalah murderous boy dengan membuat para ceweknya patah hati lalu bunuh diri.

"Oh bukan apa-apa. Gue percaya kok dia orang yang baik."

Tiba-tiba Verren ditabrak dengan Karin. Dengan menumpahkan air mineral pada bajunya.

"Oops... Sorry tadi gue ga liat ada orang disini."

"Lu ada masalah apa sih?" ujar Milda dengan nyolot.

"Udah Mil, gue gak apa kok."

"Guys tau ga? Ini cewek anti cowok tadi deket sama cowok." Ujar siatu suara menyela diantara mereka, " Dan bener aja dia bersama Jhon si Murderous Boys" sambungnya lalu menampilkan dirinya.

Hard to BelieveWhere stories live. Discover now