"Sayang kamu salah ngomong kan?" Tanya ibu Takshaka meminta kepastian.
Danisha menggeleng tegas membuat suasana kian keruh.
"Ehm, Gladis..., Gladis pasti masih bingung dan belum pulih dari sakitnya, makanya dia bicara ngelantur." Prita kelabakan mencari alasan.
Masih sakit mulut mu pait! Geram Danisha dalam hati.
"Aku nggak ngerasa butuh pemulihan apapun. Aku udah sepenuhnya baik." Tekan Danisha serius.
"Tapi sayang, kamu nggak mungkin batalin pertunangan kamu dengan Takshaka, ini mimpi kamu 'kan?"
"Mimpi konyol," Danisha keceplosan menyuarakan isi hatinya, membuat semua mata yang kini menatapnya makin melebar tak percaya.
Disamping itu, Takshaka sudah mengeluarkan asap dari cerobong hidung, pemuda menggeram ganas tak sabar untuk menyeruduk Danisha yang sudah melukai harga dirinya dan seperti membawa angin beliung ke meja makan mereka malam ini.
"Gladis jaga bicara mu." Hartono angkat bicara, menatap putrinya itu dengan makin dingin.
"Ops," Tapi Danisha malah berlagat pura-pura terkejut.
"Gladis berhenti--"
"Gladis udah nggak mau jadi menantu tante lagi ya." Sendu suara ibu Takshaka mengalihkan perhatian.
Amit-amit jadi mantu tante.
"Saya bu-"
"Gladis padahal dulu bilang kalau sangat suka dengan Takshaka, dan mau jadi istri Takshaka supaya bisa jadi putri tante. Tapi sekarang Gladis udah nggak mau jadi putri tante?"
Sial, drama lagi. Danisha menggerutu dalam hati. Kalau saja ibu Takshaka sama seperti Prita, maka Danisha tak segan mengeluarkan bisa nya, tapi ibu Takshaka jauh lebih baik dari Prita, jadi dia sedikit tidak tega.
"Kalau mau aku jadi putri tante nggak harus nikahin Takshaka kok tante."
Danisha berusaha membujuk, tapi Nirmala sudah terlanjut menunjukan kekecewaan mendalamnya.
"Taksha minta waktu untuk bicara sama Gladis, Ma.." Takshaka tiba-tiba angkat bicara.
Nirmala berbinar mendengar itu, "Kamu mau bujuk Gladis, sayang?" Harapnya pada sang putra.
Takshaka hanya berdeham singkat, lalu melangkah ke arah Danisha yang tak terlihat merasa bersalah karna sudah mengacau. Danisha sendiri langsung bersidekap dada melihat Takshaka memutari meja dan berjalan kearahnya, perempuan itu tidak mau Taksahaka kembali berbuat kasar dengan menarik paksa pergelangan tangannya, sudah cukup dua orang tadi, selanjutnya tidak akan Danisha biarkan mereka berlaku kurang ajar pada fisik Gladis.
Dengan delikan mata Danisha mengkode agar Takshaka berjalan lebih dulu. Mereka berdua kemudian berjalan menuju halaman belakang restoran, kali ini tampa adengan Takshaka yang menyeret tangannya.
"Stop."
Danisha melebarkan telapak tangan dihadapan Takshaka saat pemuda itu terlihat sudah siap menyemburnya.
"Nggak usah ngomong pakek emosi bisa? Gue kayak lagi ngomong sama bocah labil yang control freak dan suka meledak-ledak nggk jelas." Tukas Danisha membuat mulut Takshaka menganga tak percaya.
"Lo baru aja ngehina gue?"
Danisha menggidikan bahunya. "Iya mungkin." Jawab nya enteng.
YOU ARE READING
The Plot Twist
ChickLitPlot Twist ; an unexpected shit Danisha ; the plot twist itself _________________________________________________ Danisha Mahiswa, Bussines Woman yang memiliki zero experience dalam hal percintaan karena terhalang prinsip 'money comes first, men com...
Part 16
Start from the beginning
