"Beneran, kok. Mas ini semalam ngumpet di belakang pagar rumah saya, karena dikejar warga."

"Gue bukan jambret. Semalem gue dikejar sama anak-anak Daksa." Ralat Regan.

"Hebat ya Pak Daksa, bisa buat anak sebanyak itu." Ucap Clarissa polos.

"Njing gak gitu konsepnya." Kevan menepuk jidatnya.

"Jadi?" Tanya Clarissa.

"Lo ini emang bego, atau pura-pura bego?" Tanya Abrasi-kembaran dari Erosi.

"Gak usah ngatain juga, dong njing!" Emosi Clarissa.

"Lagian lo ngapain di sini? Sehat walafiat lagi. Bukannya kemarin lo kecelakaan?" Tanya Erosi kebingungan. Mana mungkin orang kecelakaan bisa sembuh dengan secepat ini, pikirnya.

"Gak usah banyak nanya deh, kingkong! Katanya sibuk."

"Buruan mau minta tolong apa?" Tanya Regan.

"Kelas gue di mana?" Tanya Clarissa to the point.

"Lo kayaknya beneran bego deh. Masa sama kelas sendiri aja lupa?" Ucap Kevan.

"Enggak bego, cuma kehabisan bahan buat caper sama si Regan doang." Abrasi tersenyum sinis.

"Setuju banget gue." Ujar Erosi dan Malik.

"Eh manusia berduplikat, halu banget lo jadi orang. Dih amit-amit gue caper sama orang modelan lo pada." Sebal Clarissa.

"Halah alasan."

"Diem lo, Dora!"

Tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan dari Clarissa, Regan hendak pergi begitu saja. Namun, langkahnya kembali dihentikan oleh Clarissa.

"Mau kemana lo? Jawab dulu pertanyaan gue njing!" Ucap Clarissa sedikit ngegas.

"Wiih udah berani kasar ke si bos. Biasanya juga aku-kamu." Erosi terkekeh.

"Diem lo, bangsat!" Bentak Clarissa.

"Kenapa lo harus nanya ke gue, sedangkan lo sendiri tau kelas lo ada di mana." Ucap Regan datar.

"Aduh njing gini ya. Gue kan kemarin kecelakaan tuh, anggap aja gue hilang ingatan!"

"Berarti lo gak hilang ingatan, kan? Lo cuma nyuruh gue buat 'menganggapnya'."

"Aish ribet banget lo jadi orang." Ucap Clarissa frustasi. "Tinggal ngasih tau kelas gue ada di mana doang, njir."

"Cla, gue siapa?" Tanya Malik kepada Clarissa.

"Mana gue tau njing."

"Kalo gue?" Tanya Kevan.

"Gue gak tau sama lo semua, dan gue juga gak mau tau. Sampe sini paham?"

"Lo beneran hilang ingatan?" Tanya Erosi heboh.

Clarissa menjambak rambutnya frustasi. "Kita bisa gelut aja, gak sih?"

"Lo kelas IPA-6. Lo lurus aja, abis itu naik tangga." Jelas Regan.

"Dari tadi kek, bangke." Clarissa pun pergi dari sana tanpa mengucapkan kata terimakasih.

"Cih, gak ada terimakasihnya banget tuh orang." Sebal Erosi.

Mereka berlima pun melanjutkan langkahnya yang tertunda karena Clarissa.

***

Kini Clarissa telah menemukan kelasnya. Baru saja ia memasuki kelasnya, ia sudah dihampiri oleh kedua sahabatnya yang bernama Azila dan Disa.

"Loh Cla, lo udah sembuh? "

"Kok udah sekolah lagi?"

"Kita denger kalo lo koma. Kok sekarang udah sehat-sehat lagi?"

"Gak ada yang sakit, kan Cla?"

Itulah beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Azila dan Disa kepada Clarissa.

"Gue gak papa, kok. Tapi-" Azila memotong ucapan Clarissa.

"Tapi apa, Cla?" Tanya Azila.

"Tapi lo berdua siapa, njir?"

"Hah, lo gak inget sama kita?" Tanya Disa sambil membulatkan matanya.

"Kita sahabat lo, Cla. Gue Azila, dan dia Disa." Ucap Azila.

Prok

Clarissa menepukkan tangannya satu kali. "Lo sahabat gue, kan?" Tanya Clarissa yang langsung diangguki oleh mereka berdua. "Lo tau password hp gue, gak?" Tanya Clarissa.

"Cla, lo hilang ingatan?" Tanya Disa cengo.

"Iya, anggap aja gitu. Tau gak lo berdua passwordnya?"

"Lo, kan gak pernah ngasih tau ke kita." Ucap Azila.

"Tapi, kayaknya password lo itu pake tanggal lahirnya si Regan gak sih?" Disa mengetuk-ngetukan jarinya di dagunya.

"Nah, kayaknya bener sih kalo menurut gue." Azila menyetujui perkataan Disa.

Njir, masa gue harus nanya lagi sama dia? Malas Clarissa di dalam hatinya.

"Meja gue, yang mana?" Tanya Clarissa.

"Lo sebangku sama gue." Ucap Azila.

Clarissa pun pergi ke mejanya, yang berada di urutan ke tiga dari depan.

Tak lama dari itu, bel pertanda masuk pun berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Kemudian beberapa saat setelah itu, guru mata pelajaran pun datang. Mereka pun belajar dengan sungguh-sungguh.

***

Hai.
Sebelumnya saya mau minta maaf atas kesalahan saya di bagian ini yang membuat kalian merasa tidak nyaman. Sebenarnya di sini saya tidak ada maksud apa pun. Tapi, setelah dilihat kembali, saya akui bahwa saya telah melakukan kesalahan. Untuk itu, saya memutuskan untuk merubahnya sedikit. Terima kasih kepada kalian yang telah membantu menyadarkan saya. Lain kali saya akan lebih berhati-hati dalam menggunakan kata-kata. Sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan saya.

Terima kasih☺️❤️

I'm Not Clarissa [Segera Terbit]Where stories live. Discover now