FATED 2 : Rasa yang tak biasa

6.8K 456 17
                                    

••• Happy Reading •••

Bertepatan dengan kembalinya Romeo ke Jakarta, secara kebetulan pagi tadi Peter Clark berangkat ke salah satu negara di Asia tengah dalam rangka perjalanan bisnis.

Romeo di sambut dengan hangat oleh Grace, Olivia dan seluruh pelayan yang bekerja di rumah tersebut termasuk Kinan.

Kinan yang tengah berbaris rapi bersama enam orang pelayan, empat orang penjaga keamanan dan tiga orang supir pribadi pun tidak berani mendongakkan wajahnya hanya untuk melihat bagaimana rupa dan wujud Romeo, putra tampan dari majikannya.

"Kak Romeo," sapa Olivia namun ditanggapi dingin oleh Romeo. Dilirik pun tidak.

"Kenapa baru pulang sekarang sayang?" Grace memeluk hangat putranya. "Kayaknya kamu betah banget tinggal di Munich dan jauh dari Mama."

"I miss you so bad, Ma." Romeo membalas pelukan Grace. Wanita cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi yang selalu ia rindukan. "Di Munich aku bebas melakukan apa pun yang aku sukai tanpa campur tangan Papa. Grandma juga nggak pernah protes."

Kinan menunduk dalam-dalam. Dari suara berat Romeo saja Kinan bisa menyimpulkan betapa berkharismanya seorang Romeo yang sangat menyayangi Mamanya.

Grace mengurai pelukannya lalu memukul pelan bahu putranya. Grace tak setuju dengan pendapat putranya. "Jangan bilang kayak gitu lagi. Papa kayak gitu karena Papa ingin yang terbaik buat kamu."

"Buktinya aku pulang dia malah pergi. Itu artinya dia nggak suka aku kembali selain untuk—"

"Romeo cukup," sela Grace tak suka. Keduanya pun terlibat perbincangan pribadi menggunakan bahasa Jerman agar orang lain termasuk Olivia tidak mengerti sembari melangkah menuju ruang keluarga.

Olivia mendengus sebal seraya mengekori Mama dan Kakaknya dari arah belakang. Sudah 3 bulan ini ia rela belajar bahasa Jerman di tengah-tengah kesibukannya dalam berkuliah karena Olivia tahu Romeo akan kembali, namun hingga saat ini Olivia belum menguasai sepenuhnya bahasa Jerman.

Olivia kesal, Romeo sama sekali tidak menyapanya. Romeo bahkan menyapa Madam Anna tapi tidak dengannya seolah Madam Anna itu lebih penting daripada adik kandungnya sendiri.

***

Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian dengan gaun tidur, Kinan membaringkan tubuh lelahnya di ranjang. Ternyata baru satu hari menjadi pelayan di rumah besar ini sangat melelahkan tapi sebanding dengan gaji besar yang nantinya akan ia dapatkan.

"Gila ya, Tuan Romeo tambah ganteng aja ckck..." puji Elsa sembari menatap pantulan dirinya di cermin yang tengah memakai cream malam pada wajahnya. "Empat tahun yang lalu pertama kali gue ketemu dia, dia tuh nggak kayak gini. Dia banyak banget berubah."

Kinan yang baru akan memejamkan matanya pun menoleh ke arah Elsa. Sedari tadi ia terus menerus mendengar kasak-kusuk para pelayan yang memuji ketampanan putra majikan mereka. Dan sekarang saat akan tidur pun Elsa juga memujinya. Kinan bahkan tidak sempat melihat wajah Romeo karena saat Romeo, Olivia dan Grace makan malam Kinan sibuk mencuci piring.

"Empat tahun? Emang dia dari mana? Terus kenapa selama ini jauh dari keluarganya? Apa dia kerja di luar negeri?" tanya Kinan penasaran.

"Ceritanya panjang. Nanti kapan-kapan gue ceritain. Sekarang gue mau nelepon cowok gue dulu." Elsa tersenyum lebar. Ia pun membaringkan tubuhnya sembari bertelepon ria dengan kekasihnya yang bekerja di salah satu supermarket terdekat dari kediaman keluarga Clark.

Kinan kembali memejamkan matanya. Sepertinya saat menerima gajian pertamanya nanti, ia harus menambahkan ponsel ke dalam list apa saja yang akan ia belikan untuk Ibunya agar ia bisa setiap malam menghubungi Ibunya. Tidak ada orang lain yang amat sangat Kinan rindukan selain Ibunya.

FATED [COMPLETED]Where stories live. Discover now