33. Malu atau Rindu

1.1K 266 15
                                    

Jeno tau Eric gak bakal pulang setelah kejadian itu, makanya dia memilih berbohong sama mama kalau dia sama Eric lagi ngehabisin waktu berdua. Dan mama percaya aja soalnya Jeno ngirimin pap foto mereka berdua di timezone yang sebenarnya foto dua bulan lalu.

Kalau mama tau sih, kayaknya namanya udah gak ada di kk lagi.

Hyunjin cuman bisa berdoa semoga sahabatnya itu beneran gak di coret dari kk.

By the way mereka lagi di rumah Liu, tempat paling aman dari mata-mata orang tua. Mereka hanya berempat, Jeno, Jaemin, Hyunjin dan tentunya saja pemilik rumah Liu.

Karena sedang terjadi perang dingin, mereka gak mungkin kumpul banyak. Takutnya ada adu tonjok part 2 lagi. Kan kasian muka ganteng Hyunjin.

"Gue gak mau bahas masalah itu sebelum yang bersangkutan ada disini. Dan gue tau sih kepala kalian masih pada panas. " Liu membuka suara saat mereka diam-diaman gak kayak biasanya.

Hyunjin cuman merepon dengan anggukan mecil. Dia tau sih, sekarang bukan waktunya cosplay jadi reog jadi dia diam diam aja.

Jeno juga terlihat masih mikirin sodaranya. Takutnya Eric lompat ke sungai karena frustasi.

"Sunwoo udah ga bisa dihubungin, gue juga takut tuh anak kenapa-napa." Jaemin menunjukkan hpnya yang berbunyi 'nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi'

"Dia butuh waktu. " kata Liu

"Tapi sampe kapan? Kita udah sahabtan lama loh, dia diam diam aja kayak sariawan gak pernah bila. G masalahnya gimana. " balas Jaemin

"Lo coba deh diposisinya, bertahun tahun di kekang. "

"Tapi kan kita juga bisa bantu, lo paham ga sih maksud gue? "

"Udah anjir, kalian jangan ikut panas juga. " lerai Hyunjin, membuat Jeno berpikir kalau temanya itu beneran habis kepentok.

Kok tiba-tiba bijak banget?

"Makan aja deh, lo semua pada lapar kan makanya pada emosi? " kata Jeno, ia mengurungkan niatnya ngejek Hyunjin yang tiba-tiba bijak. Setidaknya masih ada yang waras di saat banyak kepala yang panas.

"Hooh, habis itu nyari Eric. Jujur gue gak terlalu mikirin Sunwoo, tuh anak udah dewasa, bahkan ngelesaiin masalahnya sendiri tanpa bicara sama kita udah buktiin kalau tuh anak udah besar. Kalau Eric gue gak yakin, apalagi habis di marahi habis habisan. Tuh anak mudah baper terus suka mikirin hal yang gak penting. " ucap Hyunjin, ia kemudian bertanya kepada ke tiga temannya itu ingin makan apa, biar dia yang pesan. Mumpung papa habis ngisiin gopaynya.

"Kayaknya efek di pukul sama Yeji besar banget. Gue jadi kagum, " celetuk Jaemin ketawa kecil.

*

Haechan tau, mau nunggu berapa jam pun gak bakal ada yang datang ke basecamp. Ia tau ia salah karena udah emosi duluan tanpa tau cerita benarnya.

Jaemin aja belum balik-balik dari tadi. Sedangkan Renjun gak pernah kelihatan keluar dari rumh, bahkan biasanya cowok itu keluar beli garam di warung pun udah gak keliatan.

Haechan sendiri. Beneran sendiri.

Bukannya sok mellow tapi tiba-tiba dia jadi kesepian begini.

Kayak… begini ya rasanya nanti kalau mereka pada pisah.

Atau saat ini mereka bakalan pisah beneran? Cuman tinggal nunggu waktu aja.

"Chan! Papi mau keluar, mau ikut gak? "

Haechan menggeleng. Ia sedang tak bersemangat.

"Kamu udah 5 jam nunggu loh, gak lapar? "

Haechan lapar, dari tadi dia cuman megang gitarnya terus nyanyi-nyanyi gak jelas kayak orang galau. Padahal yang galau itu Renjun.

Dia jadi sadar kalau dia semellow ini dari tadi.

"Makan nasi goreng yuk pi. "

*

Seungmin menelpon Renjun yang gak keluar-keluar dari rumahnya, Hyunjin manggil mereka tadi buat ke rumahnya Liu tanpa ketahuan Haechan.

Karena tau Haechan lagi keluar makan, akhinya Seungmin pun beraksi.

sekitar dua menit nunggu, akhirnya batang hidung Renjun kelihatan. Cowok itu cuman make hoodie dengan celana pendek. Kelihatan banget baru bangun.

"Ericnya udah ketemu? "

"Justru itu gak ketemu-ketemu mereka butuh orang buat nyari lagi. "

Renjun manggut-manggut, "gak bunuh diri kan? "

"Bilang gitu lo di depan Jeno, mati lo. " ucap Seungmin. Ia segera menyuruh Renjun naik ke motor.

"Ga usah pegangan! "

"Siapa yang mau pegangan bangsat! " kata Renjun, ia menggeplak kepala Seungmin dengan tangannya saking gemasnga pasa cowok itu.

*

"Hidup itu bukan perihal ada yang datang doang, pasti ada yang pergi juga. Gak usah sedih amat, temen-temen kamu pasti balik kok. " itu kata Papi saat menyesap kopinya.

Haechan cuman manggut-manggut sambil makan nasi goreng. Ia gak suka bicara sambil makan.

"Ada masalah ya? "

Haechan lagi-lagi cuman ngangguk.

"Besar? "

Haechan menelan nasi gorengnya, kemudian membentuk lingkaran besar dengan tangannya. "Besar banget, Pi. Haechan gak tau efeknya sebesar ini. Padahal bagi orang lain kayaknya cuman masalah kecil. "

"Udah ngehubungin mereka? "

"Malu, tadi Haechan marah-marah. "

"Milih nahan malu atau nahan rindu? "

*

gak tau gemess bngt sm haechan🤧

Kuy Boy | 00L [✓]Where stories live. Discover now