Mas Crush

9 5 0
                                    

Quest Type B

Quest 7 : Settingkan tokoh utama pergi ke toko buku. Tak sengaja ia bertemu dengan orang yang ia sukai. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

🍁🍁🍁

Selang beberapa menit setelah terjadinya momen awkward antara dirinya, Faridh, dan Ustadz Syams tadi, teman Alkuna yang berjanji akan menjemput akhirnya tiba. Menyelamatkan Alkuna dari Ustadz Syams yang tadi telah bersiap mengeluarkan petuah.

Selepas Alkuna pamit, gadis itu menghela napas lega. Di dalam mobil, ada ketiga sahabatnya yang tengah menatapnya bingung.

"Kenapa lo?" tanya seorang gadis dengan rambut diikat kuda, namanya Ranya.

"Enggak, cuma sedih aja foto pacar gue basah," jawabnya memberi alasan lain.

Ketiga orang itu langsung melotot melihatnya. "Kok bisa?"

"Tadi keluar dari tas, terus ke tiup angin dan jatuh ke lantai. Eh, sialnya lantainya basah, jadilah photocard bias gue itu rusak," ucapnya menjelaskan.

"Tapi, kan, itu mahal banget, Al," sahut gadis lainnya yang sedang duduk di balik kemudi, Meimei namanya.

"Mau gimana lagi, namanya juga jatuh," balas Alkuna lesu. 

Dia menyadari perkataan Faridh ada benarnya juga. Kejadian yang menimpa photocard itu kesalahannya sendiri.

"Terus itu lo pake jaket siapa?" tanya jenny si kalem.

"Ini  ... gue pinjam," jawabnya asal seraya membuang wajah ke arah jalanan.

Melihat suasana hati Alkuna yang buruk, ketiga sahabatnya memilih untuk diam. Mereka tidak ingin semakin memperburuk keadaan.

🍁🍁🍁

Mobil yang dibawa oleh Meimei itu telah terpakir rapi di dalam basement mal. Mereka memang masih SMA, tetapi berkat Meimei yang telah memiliki SIM dan berasal dari keluarga konglomerat, mereka jadi bisa menaiki mobil sendiri tanpa harus merasakan panas matahari yang menyengat.

"Kita ke toko buku dulu, ya!" usul Jenny si maniak novel dengan mata yang memelas. Ketiga teman lainnya hanya menuruti kemauan gadis itu. 

Jadilah mereka kini berada di dalam jajaran buku yang tersusun rapi dengan aroma kayu yang menyegarkan.

Saat Alkuna mulai menelusuri tiap rak, matanya tak sengaja menangkap sosok seseorang yang dia kenal.

Seseorang yang bisa membuat jantung Alkuna berdebar hanya karena melihatnya tersenyum.

"Kalian duluan aja, gue ada perlu," pamit Alkuna tiba-tiba, membuat teman-temannya berhenti melangkah dan menengok pada gadis itu.

"Mau ke mana lo?" tanya Meimei.

"Sebentar doang, ngecek mas crush," jawabnya singkat. Tak ingin kehilangan sosok itu, Alkuna segera berlari dan bersembunyi di balik rak yang berhadapan langsung dengannya.

Sambil berlagak mencari buku, mata Alkuna terus memperhatikan laki-laki itu melalui celah rak. Senyumnya tertahan saat melihat bola mata laki-laki itu bergerak-gerak mengikuti tulisan yang dibacanya. Terlihat sangat manis.

Tangan Alkuna tiba-tiba saja dingin. Degup jantungnya berdebar kencang. Lebih kencang daripada tadi saat dia bersama Faridh.

Perempuan berjilbab biru itu menenangkan deru napasnya yang tak beraturan. Sambil memikirkan kata-kata apa yang pantas diucapkan untuk menyapa laki-laki itu.

"Lho, Alkuna?" 

Alkuna tersentak kaget. Laki-laki itu kini menatapnya dari celah rak buku yang sama seperti yang Alkuna lakukan beberapa saat lalu. 

"Eh, Wawan, di sini juga, ya?" tanya Alkuna berlagak seperti baru tahu kalau mereka bertemu.

"Iya, nih. Keren banget, ya, kita bisa ketemu di sini." 

Wawan meletakkan bukunya kembali ke rak, kemudian berjalan memutar untuk menghampiri Alkuna di lorong yang berbeda.

"Sendirian?" tanya dia ramah.

"Oh, enggak kok. Tadi bareng Meimei, Ranya, sama Jenny," jawab Alkuna sambil tersenyum malu-malu.

Wawan mengangguk mengerti. Laki-laki dengan setelan kasual itu  tiba-tiba mengambil buku di belakang Alkuna, membuat gadis itu terkejut dan bagian belakang kepalanya terhantup rak.

"Aduh," rintihnya.

"Eh, sorry Al, gue gak sengaja," sahut laki-laki itu panik kemudian segera mengelus bagian kepala Alkuna yang kesakitan.

"Masih sakit?" tanya Wawan lembut membuat kaki Alkuna terasa sangat lemas sekarang.

Melihat Alkuna yang diam saja membuat laki-laki itu kembali menegurnya. "Al?"

"Eh, iya, enggak apa-apa, kok," ucap Alkuna meyakinkan. Buru-buru dia mengambil jarak untuk mengamankan detak jantungnya.

"Sorry, ya, tadi gue liat buku di belakang lo kelihatannya menarik, jadi gue langsung ambil aja, gak taunya malah bikin lo kaget," terangnya tanpa Alkuna minta.

Alkuna mengangguk dengan cepat. "Gapapa, kok, santai aja. Gak sakit juga."

Iya, memang tak sakit, apalagi jika tahu ujungnya akan jadi seperti ini. Alkuna rela kejeduk berkali-kali demi elusan gratis darinya. Berbeda dengan Faridh yang justru mendebat Alkuna dan membuatnya menangis. 

🍁🍁🍁

698 Kata
Rin_Blueberry
wga_academy

Beranjak [END] ✓Where stories live. Discover now