"iya deh iya. Sama-sama cantik. Semoga hadiahnya gue bisa kebagian ya,"

"tenang aja lo pasti bakal gue kasi kok, asal nanti pulangnya lo temenin gue ke toko buku ya, okee,"

"oke deh dengan senang hati tuan putri,"

"apaan si lo,"

Ternyata masih ada satu orang yang tersisa yang masih peduli kepadanya. Jika tanpa Salma di sekolah, Tania tidak akan betah untuk melanjutkan sekolah lagi. Salma selalu memberikan semangat kepadanya.

Salma tak tau bagaimana kehidupan ia yang sebenarnya. Tania tak ingin membuat orang lain ikut merasakan rasa sakit yang ia rasakan. Tania tak suka dikasihani oleh orang lain. Tania merasa ia kuat menjalaninya sendiri tanpa ada campur tangan dari siapapun.

"ehem, Tania jika kamu masih melamun dan tidak memperhatikan bapak menjelaskan. Silahkan keluar kelas." Tegur pak Budi yang sedang menjelaskan pelajaran biologi.

Aku tersadar dari lamunanku. Dan aku baru menyadari jika pelajaran sudah dimulai dari tadi.

"eh, iya pak maaf"

"jangan diulangi lagi ya, untuk kali ini saya maafkan,"

Tania bosan ingin segera pulang. Bukan rumah yang menjadi tujuannya pertama kali. Disaat semua orang merasa nyaman ketika berada dirumah. Tapi bagi Tania tidak. Tidak ada tempat yang membuatnya nyaman. Ia ingin segera mengakhiri hidupnya. Tania sudah capek. Setiap pulang sekolah Tania selalu mengunjungi makam ayahnya dan bercerita apapun pada ayahnya.

.

Kringggg kringgggg

Bel sekolah yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi. Semua teman-temannya langsung berebut untuk keluar kelas. Hanya Tania dan Salma yang masih berada di dalam kelas.

"eh Tan, lo jadi kan nemenin gue ke toko buku,"

Hampir saja Tania lupa jika ia ada janji kepada Salma untuk menemaninya pergi ketoko buku. Tak apalah untuk hari ini ia batalkan saja rencananya mengunjungi makam ayahnya.

"iya Sal, tenang aja. Yuk buruan ntar keburu sore Sal,"

"iya iya sabar. Gue masih beresin buku gue,"

.

Sesampainya mereka ditoko buku, Salma langsung mengajak Tania ke bagian novel. Salma sangat hobi baca novel. Sebenarnya Tania juga suka baca novel, tapi ia harus berhemat. Daripada beli novel mending uangnya ia belikan makanan. Begitu prinsipnya. Dan jika ia ingin baca buku, ia izin kepada Salma untuk meminjamkan bukunya. Dan dengan senang hati Salma selalu meminjamkan bukunya ke Tania.

"eh Tan. Nih buku buat lo. Sebagai ucapan terima kasih. Hehe."

"lah ngapain repot-repot sih Sal. Kan gue bisa pinjem punya elo."

"dahh, terima aja susah banget deh,"

"okedeh iya. Makasih ya Salma si tuan putri yang cantik dan baik hati,"

"mulai deh alay nya,"

.

Tania membuka buku yang diberikan oleh Salma tadi. Saat ia membaca sinopsisnya ia merasa mirip seperti cerita dirinya. Yang mengisahkan tentang gadis berusia 15 tahun yang hidup seorang diri. Bedanya gadis itu sudah yatim piatu sejak masih bayi. Di dalam cerita itu, ia hidup dan dibesarkan oleh neneknya yang kemudian meninggalkannya disaat umurnya 15 tahun.

Seharusnya novel ini memberikan sedikit tamparan kepadanya. Disaat gadis dalam novel tersebut sudah yatim piatu dari ia masih bayi. Dan dirinya tidaklah yatim piatu. Ia masih memiliki ibu walaupun entah dimana keberadaan ibunya sekarang. Dan Tania masih sempat bertemu dengan ayah nya selama 14 tahun. Waktu yang cukup lama dibandingkan dengan gadis yang ada dalam novel tadi.

Antologi KataWhere stories live. Discover now