43. AILEEN & REGAN

296K 26.7K 2.4K
                                    

Hai Readers♡
Aku nepatin janji kan, di story ig aku udah bilang update sore, jadi semoga suka sama part kali ini(・'з'・)

Happy Reading❤

➿➿➿

Regan berdiri tepat ditengah pintu kamarnya, diam dan hanya menatap kosong. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya, wajahnya datar namun tatapannya sangat dalam. Membayangkan disana Aileen berkeliaran dengan perut besarnya, mengingat ketika Aileen hampir membuat dia jantungan akibat melompat dari kasur dan banyak lagi momen-momen Aileen lainnya yang terputar di kepalanya.

Regan menghela napas, dadanya begitu sesak, dirinya tengah berada dalam ketakutan yang amat sangat. Takut kehilangan orang yang dia cintai, tersenyum tipis ketika mengingat semua kenangannya bersama Aileen, dan yap Regan sangat terpukul atas keadaan istrinya saat ini.

Aku kuat, kamu percaya?

Kita kan udah janji bakal sama-sama, doain aku ya?

Kepala Regan rasanya hampir pecah mendengar kalimat-kalimat yang pernah di lontarkan Aileen satu jam yang lalu, sebelum anak mereka lahir dan sebelum Aileen mengalami masa-masa sulit ini, istrinya kritis dan dokter mengatakan kesempatan Aileen hanyalah 40%.

"Halo?"

"Iya bun, Regan bakal cepetan kesana."

Regan mematikan ponselnya kemudian masuk kedalam kamar mandi, membersihkan diri dengan gerakan kilat, memakai pakaian bersih dan tak lupa mengambil perlengkapan bayi yang sudah di persiapkan oleh Aileen kemarin, intinya sebelum semuanya terjadi.

Ketika hendak menutup pintu lemari Regan seperti teringat akan sesuatu, lantas dia tidak jadi menutupnya dan malah meletakkan perlengkapan yang dia ambil di atas kasur, tangan kekarnya menarik sebuah box berukuran sedang yang isinya sangat dia ketahui.

Regan menatap buket bunga itu pedih, dia berharap bisa memberikan hadiah ulang tahun Aileen lusa, ulang tahun istrinya yang ke delapan belas. Lusa juga adalah pengumuman kelulusan, tapi Regan sudah tidak berminat dengan itu, kini pikirannya hanya di penuhi oleh Aileen Chalondra dan Revan Aiden Danurendra, anaknya.

"Gue gak pernah ngerasa begini sebelumnya, ngerasa begitu rapuh, ngerasa begitu lemah dan ngerasa begitu terpukul. Hanya karena perempuan gue begini, gue gak pernah bayangin Aileen berpengaruh besar dalam hidup gue." ucapnya sambil menatap nanar buket dan beberapa hadiah lainnya.

Terkekeh miris akhirnya Regan memilih membawa box itu ke rumah sakit, dia menyampirkan tas perlengkapan bayi itu di pundaknya. Setelah itu dia benar-benar pergi meninggalkan rumah.

➿➿➿

Di sebuah ruangan tepatnya di ruangan UGD, seorang pria juga tengah memejamkan matanya rapat, tak ada yang bisa dirasakan oleh pria itu, dia hanya merasa seperti melayang, terjebak dan seperti berputar-putar.

Kalau memang hidup saya sampai disini, tarik saya untuk pulang Tuhan. Tapi jika masa hidup saya masih lama, bangunkan saya, saya tersiksa.

Pria itu tak berdaya, hanya untuk membuka mata saja dia kesulitan, bernapas sakit dan bergerak seinci pun tidak mampu. Paling parahnya dia tidak bisa merasakan jantungnya berdetak, pria itu gelisah ingin membuka mata.

"Dokter, sepertinya kita harus menghentikan pengambilan darah ini." ucap salah seorang suster yang menangani.

Dokter langsung mengecek kondisi detak jantung pasien yang menjadi pendonor, dia Alfaro. Tubuh pria itu semakin mendingin, kulitnya yang putih kini berubah pucat seperti mayat, detak jantungnya pun melemah setiap detiknya. Dokter langsung menghentikan kegiatannya seperti yang disarankan oleh partner kerjanya.

AILEEN & REGAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang