3. Astaghfirullah or Masyaallah?

217 39 155
                                    

Happy Reading~


Hari pertama Ramadhan sangat menyenangkan bagi semua santri di ponpes Ar-Rahman. Semua kini tengah menjalankan tugas mereka masing-masing, dari yang membantu membersihkan Masjid, memasak untuk berbuka bersama dan membeli peralatan dapur lainnya.

Tapi tidak dengan satu pria, yang hanya duduk manis memperhatikan Sang Ibu yang bergulat di dapur.

"Ummi tidak mau nyuruh Fatih bantu-bantu apa? Atau suruh Fatih membelikan sesuatu?" Tanya pria yang sadari tadi hanya duduk dan memperhatikan ummi memasak di temanin santri putri lainnya.

"Kalau ummi suruh kamu masak ya gak mungkin to nak. Gini saja, kamu tolong beli takjil untuk buka puasa ya nak," jelas ummi tanpa mengalihkan fokusnya pada alat-alat penggoreng.

"Nah gitu dong ummi ku sayang," ucap gus Fatih dan langsung berdiri sambari memeluk Sang ibu dari belakang.

"Manjanya gak ilang-ilang ya," kekeh Azizah sambil mengaduk-aduk masakan yang ia buat.

"Fatih, kamu keluar pakai mobil kamu aja nak. Kasian 10 taun gak ada yang pakai hm" kekeh sang ayah yang baru datang dari luar.

"Oh jelas dong Bah, kalau gitu Fatih pergi ya. Assalamualaikum"

Setelah mendapatkan jawaban salam dari kedua orang tuanya dan beberapa santri lainnya. Gus Fatih segera bergegas ke begasi mobil miliknya.

Mobil pribadi milik gus Fatih ini murni hasil kerja keras darinya. Sebelum ia ke Yaman dulu. Ia mendapatkan sebuah amanah untuk mengajar santri dari ponpes Nur Jannah.

Pria dengan panggilan Gus Fatih berjalan terus sampai ke bagasi mobil miliknya, dengan menyapa sapa santri yang lain melewatinya. Serta senyuman yang tak pernah ia pudarkan dari balik bibirnya. Membuat siapa saja salting akan sikap Gus Fatih.

Sampailah gus Fatih di bagasi mobil miliknya. Dilihatlah black berry nama dari mobil berwarna silver ini dalam keadaan bersih dan tertutup tirai dari kaca.

Banyak yang mengira kalau Gus Fatih buta akan warna, tapi sebenarnya tidak. Ia hanya ingin menamai mobil kesayangannya dengan nama black berry supaya beda dari yang lain katanya.

------

"Masyaallah berry, kamu masih aja sama. Saya kira sudah berubah wana" kekehnya sambil mengusap sayang mobil yang berwarna silver ini.

"Assalamualaikum" ucap seseorang dari belakang.

"Waalaikumussalam" jawab gus Fatih sambil membalikkan tubuhnya menghadap arah suara yang ia dengar.

"Maaf Gus, kata kyai Abizar saya harus menemani Gus belanja untuk takjil," jelasnya

"Oh Boleh-boleh. Disini juga saya belum mempunyai seorang yang saya kenal. Ngomong-ngomong nama anta (kamu-laki-laki) siapa?" Tanyanya lagi tanpa memudarkan senyum di bibirnya.

"Kenalin nama ana (saya) Raihan Alvin Saputra. Gus boleh memanggil saya Rai, Alvin atau Putra, terserah antum saja gus," jelas Raihan sambari memainkan jari-jemarinya karena masih canggung.

"Hehe salam kenal ya." gak ada yang lucu gus Fatih seketika terkekeh melihat tingkah lawan bicaranya ini yang selalu menundukkan kepala.

"Santai saja kalau sama saya mah" lanjutnya lagi

Masukkan mereka berdua di dalam mobil Gus Fatih. Dengan keduanya mengucapkan basmallah ketika mobil tersebut mulai melaju perlahan.

****

Tsundere Seorang Gus! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang