Prologue

523 71 98
                                    

Suasana rumah megah milik keluarga Zameer ini seketika hening, kala mendapatkan kabar anak bungsunya diskors dari sekolah selama dua minggu atas kasus bullying yang ia perbuat.

Diskors bukan hal yang aneh lagi bagi Lulu Hilyah Adzkiya, ia sudah menjadi langganan dari dirinya duduk dibangku SMP. Ia sendiri tidak masalah, asal dirinya senang kenapa tidak.

Aslan dan Rika sudah capek menasehati anak bungsunya yang sangat keras kepala ini. Hingga mereka berdua memutuskan untuk memasukkan anak gadisnya ke Pesantren milik salah satu teman lamanya.

"Kiya, apa ini? Kamu diskors lagi?" tanya Sang Ayah kala melihat surat dari anaknya.

"Iya Pah, padahal dikit aja aku pukul kepalanya. Dianya aja yang lemah sampai pingsan dan masuk rumah sakit." Enteng Adzkiya."

Seketika kedua orangtua setengah baya itu menutup mulut tidak percaya.

"Astaghfirullah nak, kamu mamah dan papa kirim ke sekolah untuk menuntut ilmu, bukan pukul orang sampai pingsan Adzkiya!" Ucap Sang Ibu sedikit emosi.

"Gitu doang elah." Ucap Adzkiya lagi.

"Masih berani menjawab kamu!" Tegur Sang Ayah.

"Kiya capek mau ke kamar." Ucapnya dan berjalan menuju ke kamarnya.

Belum sempat menaiki anak tangga, suara Sang Ayah membuatnya berhenti sejenak.

"Adzkiya, berhenti!!" Cegah Sang Ayah.

Adzkiya pun membalikan badannya setengah.

"Iya Pah, kenapa?" Tanya Adzkiya sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Siap-siap, Papa antar kamu ke Pesantren sekarang!" Ucap Sang Ayah dan meninggalkan Adzkiya yang sudah melotot tak percaya.

"Hah? Pesantren?" Jeda Adzkiya

"Tidak Pah, Kiya gak mau." Ia pun mengejar Sang Ayah yang sudah masuk ke kamar.

"Papa! Pokoknya Kiya ga mau ke Pesantren. Pesantren itu penjara bagi Kiya." Ucapnya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Sang Ayah.

~B.G.A.M.G~

Holla gengs, aku bawa cerita kedua nih. Gimana suka gak?

Jangan lupa vote dan komennya ya😚

Thsunder Seorang Gus!Där berättelser lever. Upptäck nu